Proses Pembentukan Urin Yang Terganggu Pada Penderita Diabetes Melitus Adalah?

Proses Pembentukan Urin Yang Terganggu Pada Penderita Diabetes Melitus Adalah
Diabetes mellitus (kencing manis) merupakan kelainan pada sistem ekskresi. Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi karena terdapat glukosa dalam urin. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Menurunnya hormon insulin menyebabkan terganggunya proses perombakan glukosa menjadi glikogen dan reabsorpsi glukosa dalam glomerulus.

  1. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah C.
  2. Diabetes mellitus (kencing manis) merupakan kelainan pada sistem ekskresi.
  3. Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi karena terdapat glukosa dalam urin.
  4. Ondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi insulin yang dihasilkan oleh pankreas.

Menurunnya hormon insulin menyebabkan terganggunya proses perombakan glukosa menjadi glikogen dan reabsorpsi glukosa dalam glomerulus. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah C.

Apakah zat yang terkandung dalam urine pada penderita diabetes melitus?

Diabetes Melitus Update terakhir: Apr 16, 2019 Waktu baca: 9 menit Telah dibaca 173.952 orang https://www.honestdocs.id/penyakit-diabetes Diabetes melitus adalah suatu penyakit saat kadar gula darah seseorang berada di atas kadar normal, Penyakit ini di Indonesia lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis. Yang dimaksud kadar gula darah adalah kadar glukosa dalam darah tanpa memperhitungkan kadar jenis gula lain seperti fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa,

  1. Gula-gula jenis lain ini juga akan dirubah menjadi glukosa di dalam tubuh, namun proses metabolismenya sangat panjang tergantung jenisnya sehingga pengaruhnya terhadap kadar gula darah secara keseluruhan dianggap tidak signifikan.
  2. Adar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh insulin, suatu hormon yang dibuat oleh pankreas,

Insulin akan memerintahkan sel untuk mengambil glukosa dari darah, dan menggunakannya sebagai sumber energi. Glukosa yang tersisa akan disimpan dalam bentuk glikogen dan akan dipecah kembali menjadi glukosa saat gula darah mencapai kadar yang rendah. Kerusakan pankreas menyebabkan produksi insulin berkurang sehingga proses pemecahan glukosa menjadi energi terganggu.

Akibatnya kadar glukosa darah akan meningkat. Kondisi inilah yang disebut diabetes melitus atau penyakit kencing manis. Selain kerusakan pankreas, kelainan metabolisme seperti gangguan sekresi insulin, dan terjadinya resistensi sel terhadap insulin juga bisa menjadi penyebab penyakit ini. Jenis-jenis diabetes melitus Penyakit ini digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2 dan diabetes gestasional.

Masing-masing jenis diabetes mempunyai penyebab yang berbeda dan ditunjukan dengan gejala yang berbeda pula.A. Diabetes melitus tipe 1 Diabetes melitus tipe 1 adalah jenis diabetes yang tergantung insulin sehingga disebut insulin dependent diabetes melitus (IDDM).

Tipe ini terjadi karena berkurangnya kadar insulin di dalam darah akibat kerusakan sel beta pankreas. Penyakit ini bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, tetapi umumnya lebih sering terjadi pada usia di bawah 40 tahun sehingga penyakit ini sering disebut dengan diabetes remaja. Sampai saat ini belum diketahui cara untuk menyembuhkan penyakit ini, termasuk dengan pengaturan pola makan dan olahraga,

Kondisi penderita penyakit ini biasanya baik, termasuk respon terhadap insulin normal terutama pada tahap-tahap awal.B. Diabetes melitus tipe 2 Diabetes melitus tipe 2 adalah jenis diabetes yang tidak tergantung insulin ( non dependent diabetes melitus ).

  1. Diabetes tipe ini tidak disebabkan oleh rasio insulin dalam darah tetapi karena kelainan sistem metabolisme yang disebabkan oleh mutasi gen yang mengekspresikan disfungsi sel beta, gangguan sekresi hormon insulin dan resistensi sel terhadap insulin,C.
  2. Diabetes gestasional Diabetes gestasional (GDM) adalah jenis diabetes yang terjadi hanya pada saat hamil dan akan sembuh setelah melahirkan,

Meskipun terjadi hanya sementara, jika tidak ditangani dengan baik bisa membahayakan kesehatan ibu dan janinnya. Gejala diabetes melitus Beberapa gejala yang umum terjadi adalah sering merasa lelah, sering merasa lapar dan haus, frekuensi buang air kecil meningkat terutama di malam hari, pandangan kabur, luka yang lama sembuh, berat badan menurun secara drastis, dan tekanan darah yang tinggi.

  1. Jika anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya anda memeriksakan diri ke dokter.
  2. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis apakah anda menderita diabetes melitus atau tidak.
  3. Diagnosis Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan tes urin dan tes darah.
  4. Glukosa tidak terdapat pada urin normal, tetapi jika anda menderita diabetes melitus, glukosa akan menumpuk di ginjal dan keluar bersama urin.

Kandungan senyawa keton dalam urin juga akan diperiksa. Senyawa ini mengindikasikan anda menderita diabetes melitus tipe 1. Jika pada tes urin dokter menemukan glukosa, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan melakukan tes darah untuk memastikan diagnosis.

Kadar gula darah normal adalah 80-100 mg/dl (saat puasa) dan 80-144 mg/dl (2 jam setelah makan). Jika hasil pemeriksaan kadar gula darah berada pada kisaran 108-126 mg/dl (saat puasa) dan 142-198 mg/dl (2 jam setelah makan), maka anda dikatakan menderita gangguan toleransi glukosa. Pada tahap ini tindakan yang tepat harus dilakukan. Pola hidup sehat seperti mengatur pola makan dan berolah raga sangat dianjurkan. Obat-obatan penurun kadar gula juga akan diresepkan oleh dokter anda. Jika kadar gula darah ≥ 126 mg/dl (saat puasa) dan ≥ 198 mg/dl (2 jam setelah makan), anda didiagnosis menderita diabetes melitus. Pengobatan harus segera dilakukan untuk mengontrol kadar gula anda ke level normal.

Penyebab diabetes melitus dan faktor risikonya A. Penyebab diabetes melitus tipe 1 Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pankreas sehingga tidak mampu memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan pemecahan glukosa menjadi energi terganggu, sehingga kadar glukosa darah akan meningkat.

Tidak adanya insulin juga menyebabkan sel mencari sumber energi lain, yaitu lemak dan otot, Akibatnya terjadi penurunan berat badan penderita. Hal ini juga mengakibatkan ketoasidosis diabetic, suatu kondisi dimana darah menjadi sangat asam serta terjadi dehidrasi yang membahayakan. Kerusakan pankreas terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang bertugas melawan zat-zat asing telah keliru mengira pankreas sebagai zat asing dan membahayakan tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel- sel pankreas.

Inilah sebabnya diabetes melitus tipe 1 disebut sebagai kondisi autoimun, Belum diketahui apa yang menjadi pemicu terjadinya kekeliruan sistem kekebalan tubuh sehingga menyerang sel-sel pankreas. Namun beberapa penelitian menduga hal ini disebabkan faktor keturunan atau infeksi virus.

Seseorang yang memiliki sejarah keluarga penderita diabetes melitus tipe 1, terutama ayah, ibu atau saudara kandung memiliki resiko lebih tinggi mengidap penyakit ini. Faktor resiko lain yang memperparah kondisi penderita adalah kehamilan. Oleh karena itu para wanita yang memiliki faktor resiko, sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar gula darahnya.B.

Penyebab diabetes melitus tipe 2 Penyakit ini disebabkan oleh kelainan sistem metabolisme karena mutasi gen yang mengekspresikan disfungsi sel beta, gangguan sekresi hormon insulin dan resistensi sel terhadap insulin. Riwayat keluarga penderita diabetes, gaya hidup tidak sehat, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, genetik serta ras atau etnis tertentu adalah faktor resiko terjadinya diabetes melitus tipe 2.

  1. Wanita yang pernah menderita penyakit diabetes gestasional mempunyai resiko tiga kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak pernah menderita penyakit itu.
  2. Omplikasi Diabetes melitus yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan berbagai komplikasi,
  3. Berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat diabetes : 1.

retinopati kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkangt;pembuluh darah pada retina tersumbat, bocor atau tumbuh acak sehingga menghalangi cahaya sampai ke retina, Jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang memiliki faktor resiko tinggi menderita penyakit ini disarankan untuk memeriksakan mata secara rutin.

Hal ini dilakukan agar resiko terkena retinopati diabetik dapat terdeteksi secara dini, sehingga penanganan dapat segera dilakukan.2. Kerusakan saraf ( neuropati ) Selain menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, bisa juga terjadi kerusakan sel-sel saraf, Gejalanya bisa berupa kesemutan atau terasa seperti terbakar ada ujung jari-jari tangan atau kaki.

Jika dibiarkan akan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kerusakan pembuluh darah menyebabkan aliran darah ke bagian tubuh terganggu, salah satunya ke bagian kaki. Hal ini menyebabkan kaki lebih retan terkena infeksi, bahkan luka goresan kecil sekalipun akan sulit sembuh.

Ulit kaki juga akan terasa panas jika disentuh.3. Penyakit jantung dan stroke Penderita penyakit ini memiliki resiko tinggi mengalami gangguan pada organ jantung dan otak, Resiko yang mungkin terjadi pada kesehatan jantung misalnya angina, yang terjadi karena aliran darah ke jantung terhambat. stroke juga bisa terjadi, karena aliran darah ke otak juga terganggu akibat penyumbatan pembuluh darah ke otak.4.

Penyakit ginjal Sama seperti organ lainnya, penyumbatan aliran darah ke ginjal akan menyebabkan kinerja organ ini terganggu. Jika tidak diwaspadai dan ditangani secara serius bisa menyebabkan gagal ginjal,5. Disfungsi seksual Kerusakan pembuluh darah dan saraf akibat penyakit ini beresiko menyebabkan difungsi seksual, misalnya impotensi,

  • Pada wanita, kerusakan saraf akan menurunkan tingkat kepuasan hubungan intim.6.
  • Risiko pada wanita hamil dan bayi Jika tidak ditangani dengan baik, diabetes melitus bisa membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.
  • Berat bayi diatas normal, penyakit jantung bawaan, kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka adalah beberapa bahaya yang bisa dialami bayi jika penanganan penyakit ini tidak dilakukan dengan baik.

Sindrom gangguan pernafasan, hyperbilirubinemia, bahkan kematian bayi dalam kandungan juga bisa terjadi. Pengobatan diabetes melitus A. Pengobatan diabetes melitus tipe 1 Untuk saat ini, satu-satunya cara pengobatan diabetes melitus tipe 1 adalah dengan menggunakan insulin.

Terdapat beberapa jenis insulin, yaitu : insulin kerja panjang yang dapat bertahan satu hari, insulin kerja singkat yang dapat bertahan maksimal delapan jam, dan insulin kerja cepat yang tidak bertahan lama, tapi bereaksi cepat. Biasanya jenis-jenis insulin itu digunakan secara kombinasi, Insulin diberikan dengan cara injeksi (suntikan).

Untuk menyuntikkan insulin, terdapat dua cara, pertama dengan menggunakan jarum dan alat suntik atau pena. Kedua, dengan menggunakan pompa insulin. Dokter dan perawat anda akan membantu dan mengajari anda untuk menggunakan alat-alat ini dengan baik, sehingga nantinya anda bisa melakukan pengobatan secara mandiri.

See also:  Osteoarthritis And Type 2 Diabetes Mellitus What Are The Links?

Dibandingkan alat suntik jarum, pompa insulin sangat mudah digunakan, namun harganya relatif mahal. Alat ini biasanya lebih diutamakan untuk penderita yang sering mengalami hipoglikemia, suatu kondisi dimana kadar gula darah turun terlalu rendah. Alternatif lain pengobatan diabetes melitus tipe 1 adalah transplantasi sel-sel pankreas yang memproduksi insulin (sel islet).

Namun karena resikonya yang tinggi, banyak penderita diabetes tidak menempuh cara ini.B. Pengobatan diabetes melitus tipe 2 Terdapat beberapa macam obat yang bisa digunakan dalam pengobatan diabetes melitus tipe 2. Obat-obat ini bisa diberikan secara tunggal maupun kombinasi dari dua atau lebih obat.1.

  1. Metformin Metformin adalah obat lini pertama untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2.
  2. Metformin bekerja dengan cara mengurangi kadar gula yang disalurkan hati ke aliran darah dan membuat tubuh lebih responsif terhadap insulin.
  3. Elebihan metformin dibanding jenis obat lain adalah, obat ini tidak menyebabkan kenaikan berat badan sehingga cocok diberikan untuk penderita yang mengalami kelebihan berat badan,

Pengobatan dengan metformin kadang-kadang mengakibatkan efek samping ringan seperti mual, muntah dan diare, Obat ini juga dikontraindikasikan untuk penderita yang juga mengalami masalah ginjal.2. Sulfonilurea Jika metformin tidak efektif menurunkan kadar gula darah penderita, obat-obat jenis sulfonilurea biasanya digunakan.

  1. Sulfonilurea bermanfaat untuk meningkatkan produksi insulin dalam pankreas.
  2. Obat-obat jenis ini bisa diberikan secara tunggal atau kombinasi dengan metformin,
  3. Beberapa jenis obat sulfonilurea diantaranya, glimepiride, glibenclamide, glipizide, gliclazide, dan gliquidone,
  4. Obat-obat ini harus digunakan di bawah pengawasan dokter, karena jika tidak digunakan dengan benar dapat meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia.3.

Pioglitazone (thiazolidinedione) Pioglitazone bermanfaat untuk meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh penderita terhadap insulin sehingga mengakibatkan gula yang diubah menjadi energi lebih banyak. Dengan demikian kadar gula dalam darah menjadi menurun.

  • Obat ini biasanya digunakan dalam kombinasi dengan metformin, obat-obat golongan sulfonilurea, atau keduanya.
  • Di beberapa negara, penggunaan obat ini mulai ditinggalkan karena diketahui meningkatkan resiko penyakit jantung,4.
  • Gliptin ( dipeptidyl peptidas e- 4 inhibitor ) Gliptin atau penghambat DPP-4 (misalnya, linagliptin, saxagliptin, sitagliptin, dan vildagliptin ) menghambat pemecahan hormon GLP-1 (glucagon-like peptide-1), hormon yang terkait dalam produksi insulin.

Dengan menghambat pemecahan hormon GLP-1, gliptin bermanfaat meningkatkan rasio insulin saat kadar gula naik. Obat ini biasanya diberikan untuk penderita yang tidak bisa menggunakan metformin atau sulfonilurea, atau dikombinasikan dengan kedua obat-obat tersebut.5.

Agonis GLP-1 Agonis GLP-1 (misalnya, Exenatide dan liraglutide ) adalah obat yang bekerja dengan mekanisme mirip hormon GLP-1 alami. Kedua obat ini banyak digunakan untuk mengobati penderita yang menggunakan metformin atau sulfonilurea dan mengalami obesitas,6. Acarbose untuk memperlambat pencernaan karbohidrat Acarbose digunakan untuk penderita yang tidak cocok dengan obat-obat lain.

Acarbose bekerja dengan cara memperlambat pemecahan karbohidrat menjadi gula dalam tubuh. Dengan demikian, mencegah peningkatan kadar gula darah,7. Nateglinide dan repaglinide Obat-obat ini bekerja dengan cara merangsang pankreas melepaskan lebih banyak insulin ke dalam darah.

  • Dengan demikian glukosa yang diubah menjadi energi akan lebih banyak sehingga kadar gula tidak akan meningkat.8.
  • Terapi Insulin Penderita yang menggunakan obat-obatan yang diberikan secara oral, kadang-kadang membutuhkan terapi tambahan berupa suntikan insulin.
  • Jenis dan cara pemakaian suntikan insulin untuk penderita diabetes melitus tipe 2 sama dengan yang digunakan untuk penderita diabetes melitus tipe 1 yang sudah dijelaskan di atas.

Penyakit diabetes melitus adalah suatu penyakit yang harus mendapatkan penanganan serius. Penanganan yang tepat sejak tanda-tanda awal muncul, akan mencegah penyakit ini semakin memburuk dan menimbulkan komplikasi. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?

4 urin yang mengandung gula berarti organ apa yang mengalami gangguan adalah?

Apa itu glikosuria? – Glikosuria adalah kondisi ketika urine mengandung gula. Padahal, normalnya ginjal akan menyerap gula kembali ke pembuluh darah, bukan dikeluarkan melalui urine. Kondisi ini sering kali terjadi jika seseorang memiliki kadar glukosa dalam darah yang tinggi atau disebut juga hiperglikemia.

Diabetes melitus menyerang apa?

Komplikasi diabetes mellitus bisa menyebabkan berbagai penyakit, dari yang paling ringan sampai parah. Penanganan medis harus segera dilakukan jika komplikasi berada pada kondisi yang parah. Simak apa saja komplikasi diabetes mellitus dibawah ini. Proses Pembentukan Urin Yang Terganggu Pada Penderita Diabetes Melitus Adalah Komplikasi diabetes dapat memicu berbagai penyakit kronis yang berbahaya, seperti serangan jantung. Baca Juga: Diabetes Insipidus Komplikasi Diabetes Mellitus Diabetes merupakan penyakit yang dapat menyerang seluruh organ tubuh. Organ tubuh yang sering diserang antara lain jantung, mata, ginjal, pembuluh darah, gigi, hingga saraf.

Penderita diabetes harus memiliki pola hidup yang sehat agar kadar gula dalam darah tetap normal. Komplikasi diabetes mellitus dapat memicu berbagai penyakit kronis yang berbahaya. Berikut adalah sederet komplikasi diabetes melitus yang harus Anda ketahui.1. Penyakit kardiovaskular Menderita penyakit diabetes mellitus akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskuler tersebut antara lain stroke, serangan jantung dan penyempitan pembuluh darah. Tingginya kadar glukosa dalam tubuh akan membuat pengerasan pembuluh darah arteri lebih cepat dan akhirnya menghambat sirkulasi darah. Dalam website resminya, American Heart Association menjelaskan bahwa penderita diabetes melitus lebih mungkin meninggal karena komplikasi penyakit kardiovaskular yang dialami.

  1. Baca Juga: 10 Obat Alami Diabetes Penting untuk Diketahui 2.
  2. Penyakit ginjal Dilansir dari Mayo clinic, sebagian orang yang mengalami diabetes melitus berisiko untuk mengalami kerusakan pada organ ginjal.
  3. Rusaknya ginjal akibat pada diabetes melitus dikenal dengan istilah medis nefropati diabetik.
  4. Ondisi nefropati diabetik terjadi akibat kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah di ginjal yang berfungsi untuk menyaring limbah atau zat sisa pada tubuh.

Jika kondisi tersebut dibiarkan dan tidak segera ditangani dengan segera. Maka dapat menyebabkan penyakit ginjal akut hingga gagal ginjal. Untuk mengeceknya, dokter akan mengambil sampel urin yang kemudian akan dilakukan uji laboratorium.3. Kerusakan saraf Diabetes melitus dapat menyebabkan kerusakan saraf atau disebut neuropati diabetik.

Kerusakan saraf yang ditimbulkan akibat diabetes ditandai dengan rasa nyeri, terasa kesemutan, kulit terasa terbakar, dan mati rasa. Kondisi tersebut terjadi ketika kadar gula darah dalam tubuh sangat tinggi. Akibatnya, kondisi tersebut akan merusak saraf-saraf di dalam tubuh. Meski bisa terjadi dimanapun, kerusakan saraf akibat diabetes melitus biasanya lebih sering menyerang saraf di kaki.

Untuk mengeceknya, dokter akan melakukan pemeriksaan elektromiografi untuk melihat kondisi saraf Anda. Baca Juga: Tanaman Obat Diabetes yang Harus Anda Ketahui 4. Kerusakan mata Komplikasi berikutnya dari penyakit diabetes melitus adalah kerusakan pada organ mata.

Istilah medisnya adalah retinopati diabetik. Penderita diabetes melitus sangat berisiko tinggi mengalami kerusakan mata jika diabetes melitus tidak segera ditangani. Kerusakan mata dimulai dengan penglihatan yang mulai kabur, terutama jika kadar gula darah sedang tinggi. Kondisi tersebut akan berlangsung lama dan biasanya kembali normal ketika kadar gula darah kembali normal.

Beberapa kerusakan mata yang mungkin terjadi akibat diabetes melitus meliputi glaukoma, katarak diabetik, retinopati diabetik, edema diabetik.5. Gastropati diabetik Gastropati diabetik merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya kerusakan pada saraf di lambung.

  • Ondisi tersebut akhirnya membuat saraf otot lambung tidak dapat bekerja dengan baik dan menjadi lambat.
  • Akibatnya, glukosa darah menjadi sulit untuk diatur sehingga sewaktu-waktu kadar gula darah bisa naik atau turun secara drastis.
  • Pada kondisi ini, biasanya dokter akan menyarankan untuk mengatur pola makan dan jenis makanan yang Anda dikonsumsi.

Baca Juga: Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan 2 Proses Pembentukan Urin Yang Terganggu Pada Penderita Diabetes Melitus Adalah Rentan mengalami infeksi dan bagian yang sering terkena, seperti kandung kemih, ginjal, vagina, gusi, kaki, dan kulit.6. Disfungsi ereksi Bagi seorang pria, menderita diabetes melitus dapat mengembangkan kemungkinan untuk mengalami disfungsi ereksi atau impotensi.

Ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi terjadi akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah dan saraf di penis.7. Masalah kulit Komplikasi diabetes melitus juga bisa membuat penderitanya rentan mengalami masalah kulit. Tingginya kadar glukosa dalam darah menjadi tempat berkembang biak yang sangat baik bagi bakteri dan jamur.

Akibatnya, penderita bisa saja mengalami masalah kulit seperti gatal-gatal. Untungnya, sebagian besar masalah kulit akibat diabetes melitus bisa dicegah dan berhasil diobati jika diketahui sejak dini.8. Rentan mengalami infeksi Diabetes melitus dapat memperlambat kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri dan virus.

  • Etika ini terjadi, bakteri yang menyerang akan tumbuh dan infeksi berkembang lebih cepat.
  • Area yang umumnya diserang infeksi antara lain kandung kemih, ginjal, vagina, gusi, kaki, dan kulit.
  • Baca Juga: Kenalilah Penyakit Diabetes Sejak Dini! 9.
  • Masalah gigi Orang dengan diabetes berisiko tinggi menghadapi masalah kesehatan gigi dan mulut.

Semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin besar juga masalah kesehatan gigi dan mulut yang timbul. Hal ini terjadi ketika diabetes melitus tidak terkontrol dan kemudian merusak sel darah putih yang merupakan pertahanan utama tubuh dalam menghadapi infeksi di mulut.

  • Seiring waktu akan menyebabkan plak dan plak yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan gigi, penyakit gusi, periodontitis, serta kehilangan gigi.10.
  • Aki diabetik Diabetes melitus juga dapat menyerang saraf kaki atau biasa disebut kaki diabetik.
  • Tingginya kadar gula darah akan merusak saraf dan jaringan di kaki.

Akibatnya, ketika kaki mengalami luka. Penderita tidak menyadari adanya luka, karena kerusakan saraf yg terjadi (menjadi mati rasa) dan ketika kadar gula tidak stabil (tinggi) akan menghambat penyembuhan luka. Kebanyakan penderita diabetes melitus yang mengalami hal ini terpaksa harus merelakan kakinya untuk diamputasi jika kondisinya sudah parah.

Komplikasi diabetes melitus akan menjadi bahaya jika diabaikan. Sebab, kondisinya bisa menjadi semakin parah hingga mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Oleh karena itu, jika Anda merasakan salah satu komplikasi yang sudah dijelaskan diatas. Segera pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan sesuai komplikasi yang Anda alami.

Sekian ulasan mengenai komplikasi diabetes melitus. Semoga bermanfaat. Telah direview oleh Febriani Kezia Haryanto Source:

See also:  How Do You Know You Have Gestational Diabetes?

Komplikasi Diabetes Komplikasi Persisten Hipoglikemia pada Penderita Diabetes Hiperglikemia pada diabetes

Apakah urine penderita diabetes melitus mengandung glukosa?

2. Diabetes Melitus – Diabetes memang dapat diketahui melalui gejala-gejalanya yang khas, seperti sering haus, mudah lapar, dan sering buang air kecil dengan jumlah urine yang dikeluarkan melebihi jumlah normal. Tapi, untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti, serangkaian pemeriksaan medis tetap perlu dilakukan, salah satunya tes urine.

  • Ini karena kadar glukosa atau gula darah dalam urine bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana tubuh memperlakukan glukosa berlebih.
  • Pengidap diabetes biasanya memiliki kadar gula dalam urine yang tinggi.
  • Selain itu, warna urine pengidap diabetes juga lebih transparan atau tidak memiliki warna sama sekali serta beraroma manis.

Itulah mengapa diabetes sering disebut juga dengan istilah kencing manis. Baca juga: 5 Gejala Awal Diabetes yang Sering Diabaikan

Kenapa penderita diabetes tidak bisa kencing?

Waspada Gejala Tidak Bisa Kencing Pada Penderita Diabetes, Bisa Berujung Cuci Darah – PRFM News PRFMNEWS – dr. menjelaskan tentang salah satu efek dari tingginya kadar yaitu bisa menyebabkan penderita mengalami gejala tidak bisa,

  • Bagi kalian penderita yang biasanya sering mengalami tetapi tiba-tiba tidak bisa buang air kecil, maka sudah sepatutnya kalian harus waspada.
  • Gejala tidak bisa dapat dialami oleh penderita jika kadar tidak terkontrol dan tinggi terus-menerus.
  • Gejala berkurang atau tidak bisa sama sekali pada penderita menjadi tanda bahwa Anda mengalami komplikasi akibat kadar tidak terkontrol.
  • Baca Juga:
  1. Ketika kadar tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama, ini akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh kita.
  2. Hal ini tentunya akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh organ tubuh kita.
  3. Kemudian apa hubungannya kerusakan pembuluh darah dan tidak bisa ?

“Ketika pembuluh darah di seluruh tubuh kita rusak akibat komplikasi, terutama jika pembuluh darah yang rusak adalah pembuluh darah yang mengalir ke ginjal kita, ini tentunya akan menyebabkan transport oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel ginjal akan mengalami masalah,” kata dr. Cahyo seperti dikutip prfmnews.id melalui kanal YouTube dr. Cahyo EDUKES. Sumber: Youtube dr. Cahyo EDUKES

Mengapa glukosa terdapat pada penderita diabetes mellitus?

Diabetes Melitus, Apa dan Bagaimana ? Diabetes Melitus atau “sakit gula” diartikan sebagai peningkatan kadar glukosa darah sebagi akibat ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat atau glukosa akibat kurangnya jumlah insulin atau insulin tidak berfungsi sempurna (terjadi resistensi insulin dalam tubuh). Proses Pembentukan Urin Yang Terganggu Pada Penderita Diabetes Melitus Adalah Proses Pembentukan Urin Yang Terganggu Pada Penderita Diabetes Melitus Adalah Untuk dapat melakukan aktifitas sehari – hari, manusia akan membutuhkan energi. Dalam keadaan normal, ketika makanan masuk ke dalam tubuh, makanan akan dimetabolisme didalam saluran cerna. Glukosa akan diserap di usus dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah hingga mencapai sel.

  • Masuknya glukosa ke dalam sel ini membutuhkan insulin.
  • Setelah glukosa masuk ke dalam sel, metabolisme dalam sel dilanjutkan dengan hasil akhir adalah energi.
  • Gambar 1.) Pada penderita diabetes, metabolisme glukosa menjadi energi ini menjadi terganggu.
  • Hal tersebut dikarenakan glukosa di dalam darah tidak dapat dimasukkan ke dalam sel, karena insulin yang berkurang jumlahnya, atau sel resisten terhadap insulin.

Sehingga jumlah glukosa di dalam darah terus meningkat. (Gambar 2.) Diabetes sendiri dibagi menjadi beberapa tipe yaitu;

  1. Diabetes tipe 1; terjadi akibat kurangnya insulin yang diproduksi oleh sel Beta Pankreas. Bisa disebabkan karena adanya infeksi virus, kelainan autoimun, maupun Herediter (menyebabkan degenerative sel beta, bahkan tanpa adanya virus atau penyakit autoimun)
  2. Diabetes tipe 2; merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini terjadi karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel karena sel resisten (kebal) terhadap insulin. Pada orang normal, glukosa dapat masuk ke dalam sel dengan mudah
  3. Diabetes tipe 3 ; dihubungkan dengan Alzheimer pada usia tua
  4. Diabetes tipe lain : LADA, MODY
  5. Diabetes dalam kehamilan
FAKTOR RESIKO DIABETES MELITUS
Faktor Resiko Yang Dapat Dikendalikan Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dikendalikan
  • o Riwayat diabetes dalam keluarga
  • o Umur
  • o Jenis kelamin
  1. o Kegemukan
  2. o Tekanan darah tinggi
  3. o Kadar kolesterol
  4. o Toleransi glukosa terganggu
  5. o Kurang gerak

Gejala diabetes sendiri dikenal sebagai gejala klasik, yaitu : ” 5P ” yang terdiri dari : P oliuria (banyak kencing), P olidipsi (banyak minum), P olifagi (banyak makan), P enurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, P ruritus (gatal – gatal). Gejala lain yang mungkin dapat dirasakan oleh pasien dapat berupa : pandangan mata kabur, luka sulit sembuh dan kesemutan.

  • Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl, atau
  • Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dl, atau
  • HbA1C ≥ 6,5%
  • Terdapat gejala klasik dan GDS ≥ 200 mg/dL

Diabetes mellitus tidak dapat sembuh, namun dapat dikontrol dengan baik. Pengobatan diabetes dikenal dengan menggunakan 4 pilar, yaitu : Proses Pembentukan Urin Yang Terganggu Pada Penderita Diabetes Melitus Adalah 4 pilar dalam pengobatan Diabetes Melitus :

  1. Edukasi : Pengetahuan tentang Diabetes Melitus, dari mulai tipe diabetes, pola hidup dan pola makan yang dapat menyebabkan diabetes, hingga pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri.
  2. Gizi Medik : Asupan gizi yang seimbang diperlukan untuk pengelolaan diabetes mellitus. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45% – 65% dari total asupan energi. Asupan lemak dianjurkan sekitar 20% – 25% kebutuhan kalori. Protein yang dianjurkan sebanyak 10% – 20% dari total asupan energi dalam sehari. Namun kebutuhan gizi tersebut disesuaikan kembali bila ada komplikasi pada pasien.
  3. Olahraga : Kesibukan aktivitas sehari-hari sering membuat lupa akan olahraga. Namun Olahraga sangat penting untuk membantu penyembuhan pasien Diabetes Melitus. Hindari kegiatan yang bermalas-malasan seperti menonton tv, menggunakan internet dalam waktu lama, main game komputer, dan sebagainya.
  4. Farmakologi : Terkadang pola hidup yang sehat belum tentu cukup untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Oleh karena itu Dokter biasanya meresepkan sejumlah obat tertentu untuk membantu menurunkan kadar glukosa agar kembali normal.

Periksa gula darah secara rutin penting dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan anda. Tidak perlu menunggu gejala-gejala tertentu, karena pasien diabetes sering tidak menyadari kalau dirinya telah menderita diabetes. Menurut WHO, konsumsi gula sebaiknya dibatasi < 50 gram per hari. Asupan gula perlu dikontrol, karena selain menyebabkan diabetes, dapat juga :

  • Meningkatkan tekanan darah
  • Meningkatkan lemak tubuh
  • Meningkatkan kolesterol & lemak lain di darah
  • Peningkatan kemungkinan penyakit jantung pembuluh darah

Jika tidak dikontrol dengan baik, maka diabetes dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut :

  1. Komplikasi mikrovaskular (pembuluh darah kecil)
    • Neuropati (kerusakan saraf tepi)
    • Retinopati (kerusakan saraf mata)
    • Nefropati (kerusakan ginjal)
  2. Komplikasi makrovaskular (pembuluh darah besar)
    1. Coronary artery disease (penyakit pembuluh coroner jantung)
    2. Peripheral artery disease (penyakit pembuluh darah perifer)
    3. Stroke

Penyakit kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi tersering yang dijumpai pada penderita diabetes tidak terkontrol. Kerusakan saraf tepi merupakan penyebab utama terjadinya kaki diabetik ini yang akhirnya dapat berkembang menjadi ulkus diabetik bahkan berakhir dengan amputasi. Artikel ini ditulis oleh (Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS EMC Tangerang). Jadwal praktek dr Apriliana di Rumah Sakit EMC Tangerang : Senin, Rabu, Jumat (pk 07.30 – pk 14.00), Selasa & kamis (pk 13.00 – pk 20.30), dan Sabtu (pk 08.00 – pk 13.30). : Diabetes Melitus, Apa dan Bagaimana ?

Apa yang menyebabkan urine mengandung protein dan glukosa?

Protein dan glukosa bisa saja terdapat pada urine seseorang jika terjadi masalah kesehatan pada orang tersebut. Protein dalam urine atau dikenal dengan proteinuria dapat terjadi oleh karena berbagai hal diantaranya: Infeksi ginjal. Lupus nefritik.

Bagaimana cara mengetahui kandungan glukosa pada urine?

Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi, dikerjakan dengan menggunakan fehling, benedict, dan clinitest. Ketiga jenis tes ini dapat digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi-kuantitatif.

Diabetes melitus terjadi karena ketidakmampuan pankreas mengekskresikan hormon apa?

Hati-hati, Anak pun Bisa Diabetes

Hotline Virus COVID-19 119 ext 9 Kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam Penanganan Penyakit COVID-19 WASPADA!! Hati-hati apabila ada mendapatkan info melalui whatsapp dan lain sebagainya mengatasnamakan Pejabat Kemenkes. mohon untuk diabaikan!Fatwa MUI Nomor 4 tahun 2016 tentang Imunisasi

Dipublikasikan Pada : Rabu, 31 Oktober 2018 00:00:00, Dibaca : 11.758 Kali Diabetes Melitus (DM) sering dianggap sebagai penyakit orang dewasa. faktanya, penyakit tersebut bisa juga terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya DM tipe 1. Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas. Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak, atau sel-sel lain di tubuh. Jika produksi insulin berkurang akan menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Penyakit ini bisa dibedakan menjadi 2 tipe, yakni DM tipe 1 yang disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin, dan DM tipe 2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas. Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun sebesar 700% dalam kurun waktu 10 tahun. Sejak September 2009 hingga September 2018 terdapat 1213 kasus DM tipe 1, paling banyak ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Pengumpulan data jumlah kasus DM tipe 2 pada anak masih belum dilakukan secara luas. Sementara ini jumlah pasien dengan DM tipe 2 di RS Cipto Mangunkusumo terdapat 5 pasien sejak tahun 2014. DM tipe 1 bisa disebabkan oleh sejumlah faktor di antaranya kecenderungan genetic, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel pankreas yang perannya terhadap DMI 1 belum diketahui. dr. Aman Pulungan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan Gejala yang perlu diwaspadai jika anak menderita DM adalah anak menjadi banyak makan, banyak minum, sering kencing dan mengompol, penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis, kelelahan dan mudah marah, dan gejala lainnya seperti sesak napas dan dehidrasi. ”Kalau ada anak haus, sering minum, makan banyak, sering kencing dan mengompol, hal yang pertama yang harus dipikirkan adalah diabetes,” kata dr. Aman, Rabu (31/10) di gedung Kementerian Kesehatan. DM tipe 1 tidak dapat dicegah dan siapapun dapat mengalaminya. Di Indonesia penyakit ini pertama kali didiagnosis paling banyak pada kelompok usia 10-14 tahun dengan 403 kasus, kemudian kelompok usia 5-9 tahun dengan 275 kasus, kelompok usia kurang dari 5 tahun dengan 146 kasus, dan paling sedikit adalah usia di atas 15 tahun dengan 25 kasus. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan dr. Cut Putri Ariane, M.H.Kes menjelaskan permasalahan DM lainnya di Indonesia adalah terkait terdiagnosis dan tidak terdiagnosisnya penyakit tersebut. Berdasarkan Riskesdas 2013 dari jumlah penduduk Indonesia ada 6,9% orang dengan DM. Dari jumlah itu, ada 69,6% penyakit DM yang tidak terdiagnosis dan 30,4% terdiagnosis. Arah kebijakan Kementerian Kesehatan untuk mengatasi penyakit itu lebih diarahkan pada penemuan kasus DM di masyarakat sedini mungkin melalui upaya deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) dan meningkatkan rujukan bagi kasus terduga DM. ”Apabila masyarakat kita patuh mendatangi Posbindu sebulan sekali, saya pikir kasus PTM ini bisa lebih ditekan. Screening untuk diabetes anak dilakukan di rumah sakit, tapi di fasilitas tingkat pertama juga bisa dipantau oleh dokter umum dengan gejala sering haus, banyak makan, banyak kecing, mudah lelah,” kata dr. Cut Putri Ariane. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak kemkes go id,

See also:  How To Avoid Gestational Diabetes During Pregnancy?

: Hati-hati, Anak pun Bisa Diabetes

Apakah diabetes sering buang air kecil?

29 April 2019 Ilustrasi : tanda dan gejala diabetes yang dialami seseorang (vektor by freepik, desain ulang anitasari) Meningkatnya frekuensi buang air kecil Karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, penderita jadi lebih sering kencing daripada orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari. Ini berlanjut bahkan di malam hari.

  1. Penderita terbangun beberapa kali untuk buang air kecil.
  2. Itu pertanda ginjal berusaha singkirkan semua glukosa ekstra dalam darah.
  3. Rasa haus berlebihan Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita merasa haus dan butuhkan banyak air.
  4. Rasa haus yang berlebihan berarti tubuh Anda mencoba mengisi kembali cairan yang hilang itu.

Sering ‘pipis‘ dan rasa haus berlebihan merupakan beberapa “cara tubuh Anda untuk mencoba mengelola gula darah tinggi,” jelas Dr. Collazo-Clavell seperti dikutip dari Health.com. Penurunan berat badan Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang digunakan sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan bakar. Kelaparan Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya. Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan lebih menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel. Kulit jadi bermasalah Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi tanda peringatan diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit jadi gelap di sekitar daerah leher atau ketiak. Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda diabetes lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan akibat glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri. Diabetes mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh darah sembuhkan luka.

Infeksi jamur “Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi,” demikian Dr. Collazo-Clavell menjelaskan. Hal itu berarti meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.

Iritasi genital Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal. Keletihan dan mudah tersinggung “Ketika orang memiliki kadar gula darah tinggi, tergantung berapa lama sudah merasakannya, mereka kerap merasa tak enak badan,” kata Dr. Collazo-Clavell. Bangun untuk pergi ke kamar mandi beberapa kali di malam hari membuat orang lelah. Akibatnya, bila lelah orang cenderung mudah tersinggung. Pandangan yang kabur Penglihatan kabur atau atau sesekali melihat kilatan cahaya merupakan akibat langsung kadar gula darah tinggi. Membiarkan gula darah Anda tidak terkendali dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan permanen, bahkan mungkin kebutaan. Pembuluh darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun mengalami hiperglikemia dan mikro-aneurisma, yang melepaskan protein berlemak yang disebut eksudat. Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit yang membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh diabetes. Masih seperti penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan merajalela terlalu lama, kerusakan saraf bisa menjadi permanen.

Apa Ciri² kencing manis?

Gejala Diabetes Secara Umum 1. Frekuensi buang air kecil yang terlalu sering. Tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah membuat tubuh menarik air dari sel ke darah. ‘Kelebihan’ cairan ini kemudian dikeluarkan dalam bentuk urin, sehingga frekuensi buang air kecil pun meningkat.2. Lebih cepat haus.

Bagaimana patofisiologi diabetes melitus tipe 2?

Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 karyanti 2022-07-12T09:37:35+07:00 2022-07-12T09:37:35+07:00 Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) berkaitan dengan kombinasi dari beberapa aspek, seperti penurunan sekresi insulin, resistensi insulin, dan ominous octet,

  • Pada DM tipe 2, proses ini telah terjadi menahun sampai akhirnya menimbulkan gejala.
  • Patofisiologi diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan gangguan homeostasis glukosa, yang berkaitan dengan hormon insulin dan glukagon.
  • Pada kondisi normal, Insulin disekresikan oleh sel β pankreas saat glukosa kadar darah meningkat.

Insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan cara menghambat produksi glukosa hepar lewat proses glukoneogenesis dan mengaktivasi glikolisis untuk oksidasi glukosa; meningkatkan uptake glukosa oleh hepar, otot skeletal, jaringan adiposa. Pada sel α pancreas, insulin juga menghambat sekresi glukagon, sehingga secara tidak langsung dapat menekan produksi glukosa oleh hati.

Gambar 1. Ilustrasi Perbandingan Produksi Insulin Normal (layer 1) dan Produksi Insulin pada Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 (layer 2) Keterangan: orange: glukosa, biru: insulin Diabetes tipe 2 ditandai dengan kombinasi dan sekresi insulin yang tidak memadai oleh sel beta pankreas. Resistensi insulin, yang dikaitkan dengan peningkatan kadar asam lemak bebas ( free fatty acid /FFA) dan sitokin proinflamasi dalam plasma, menyebabkan penurunan transpor glukosa ke dalam sel otot, peningkatan produksi glukosa hepar, dan peningkatan pemecahan lemak.

Penurunan Sekresi Insulin Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β pankreas. Pada keadaan hiperglikemia, hiperlipidemia, serta kombinasi keduanya; terjadi peningkatan kadar glukosa dan FFA, yang apabila berlebihan, bersifat toksik untuk sel-sel β pankreas.

  • Disfungsi sel-sel β pankreas diinduksi oleh stres oksidatif/metabolik intraseluler dan/atau retikulum endoplasma yang disebabkan oleh peningkatan paparan toksisitas glukosa dan FFA yang berlebihan, sehingga dapat merusak sel β pankreas.
  • Resistensi Insulin Resistensi insulin adalah keadaan menurunnya respons metabolik sel/jaringan sasaran terhadap insulin.

Terdapat tiga organ utama ekstrapankreas utama yang sensitif insulin dan paling terpengaruh akibat resistensi insulin, yaitu otot skeletal, hepar, jaringan adiposa. Otot Skeletal Pada keadaan normal, insulin menstimulasi sintesis glikogen di otot dengan meningkatkan uptake glukosa dari plasma darah.

Pada tingkat seluler, resistensi insulin pada miosit otot skeletal mengakibatkan penurunan uptake glukosa. Hal ini disebabkan oleh: (1) gangguan aktivasi GLUT4 yang diperantarai terikatnya insulin pada reseptornya di permukaan sel untuk melakukan uptake glukosa agar kadar glukosa dalam darah menurun, (2) berkurangnya kapasitas untuk sintesis glikogen, (3) penurunan oksidasi glukosa, dan (4) gangguan fungsi mitokondria.

Hepar Di hepar, resistensi insulin menyebabkan penurunan kemampuan hepar untuk mengurangi produksi glukosa dan meningkatkan produksi glukosa hepar selama puasa. Hal ini dapat disebabkan oleh kegagalan supresi glukoneogenesis, yang seharusnya dilakukan oleh insulin, namun karena resistensi insulin, hal ini terjadi.

  • Resistensi insulin pada jaringan adiposa ditandai dengan gangguan uptake glukosa oleh jaringan adiposa yang dimediasi insulin dan kegagalan untuk menekan lipolisis dan inflamasi, yang mengakibatkan peningkatan pelepasan FFA dan sitokin proinflamasi ke plasma.
  • Ominous Octet
  • Patofisiologi DM tipe 2 dapat mencakup kombinasi delapan kelainan patofisiologis yang dikenal pula dengan istilah ominous octet, yang meliputi:
  1. Berkurangnya sekresi insulin dari sel β pankreas
  2. Peningkatan sekresi glukagon dari sel ɑ pankreas
  3. Peningkatan produksi glukosa di hepar
  4. Disfungsi neurotransmitter dan resistensi insulin di otak
  5. Peningkatan lipolisis
  6. Peningkatan reabsorpsi glukosa oleh ginjal
  7. Berkurangnya efek incretin di usus kecil
  8. Gangguan atau penurunan uptake glukosa oleh jaringan seperti otot rangka, hati dan jaringan adiposa

Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH 1. Garcia, et al. Pathophysiology of Type 2 Diabetes Mellitus. Int.J. Mol. Sci.2020.3. Goyal R, Jialal I. Diabetes Mellitus Type 2. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.2022.4. Santwana Padhi, Amit Kumar Nayak, Anindita Behera.

Type II diabetes mellitus: a review on recent drug based therapeutics. Biomedicine & Pharmacotherapy.2020 Published by Elsevier Masson SAS. https://doi.org/10.1016/j.biopha.2020.110708 21. Hatting M, Tavares CDJ, Sharabi K, Rines AK, Puigserver P. Insulin regulation of gluconeogenesis. Ann N Y Acad Sci.2018 Jan;1411(1):21-35.

doi: 10.1111/nyas.13435. Epub 2017 Sep 3. PMID: 28868790; PMCID: PMC5927596. : Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2

Adblock
detector