Berikut organ tubuh yang bisa rusak karena diabetes:
- 1. Kulit Masalah kulit pada pasien diabetes disebabkan oleh pembuluh darah yang rusak. Pasalnya, pembuluh darah yang rusak dapat menyebabkan pigmentasi kulit atau munculnya bercak hitam pada kulit. Selain itu, bercak hitam di tangan dan kaki biasanya merupakan gejala pertama diabetes.
- 2. Jantung
Diabetes menyerang organ apa saja?
Mengenal Si Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting.
- Pada penyandang diabetes mellitus, tubuh mengalami kekurangan insulin atau insulin dalam tubuh tidak bekerja secara efektif, atau bisa juga disebabkan oleh kedua kondisi tersebut.
- Hal itu diungkapkan oleh dr.Fitri, biasa disapa dr.
- Fitri, seorang dokter dari Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta, saat mengisi program bincang-bincang live “RE MEDIKA” melalui Instagram Radio Edukasi Kemdikbud, pada Kamis 8 Oktober 2020, pukul 15.00 WIB.
Pada kesempatan itu dr. Fitri menjelaskan penyebab dari Diabetes Mellitus. “Penyebabnya banyak, penyebab munculnya gejala diabetes tipe 1 belum diketahui secara pasti. Sistem imun yang seharusnya melawan bakteri atau virus, justru menyerang produksi insulin.
Akibatnya, glukosa menumpuk di aliran darah dan tidak bisa terdistribusi ke sel-sel tubuh, Pada penyakit diabetes tipe 2, sel dalam tubuh menjadi resistan terhadap insulin. Pankreas kewalahan untuk menghasilkan insulin untuk mengatasi hal tersebut sehingga glukosa menumpuk dalam darah. Sama seperti penyebab diabetes tipe 1, penyebab gejala diabetes tipe 2 juga tak bisa ditentukan, Selain itu Faktor genetik dan lingkungan memiliki kemungkinan besar jadi penyebab munculnya gejala diabetes, obesitas juga bisa jadi penyebabnya.
Namun, ada pula penderita diabetes tipe 2 yang tidak mengalami obesitas jadi faktor ini belum bisa dibuktikan, ” ujarnya. Lebih lanjut dr. Fitri menjelaskan tentang apa stres bisa menyebabkan peningkatan gula darah. “Iya, ketika kita stres, seolah-olah tubuh kita itu terforsir untuk metabolisme tinggi, padahal kita tidak ngapa-ngapain, jadi ketika kita stres kemudian kadar gulanya tinggi, maka tubuh jadi tidak fokus untuk mengolah gula dahulu atau mengelola stres dahulu, jadi bingung sehingga tidak bisa menyelesaikannya dengan baik,” katanya.
- Se lanjutnya dr.
- Fitri menjelaskan tentang gejala-gejala Diabetes Mellitus.
- Iya jadi gejalanya didalam tubuh itu terjadi peningkatan kadar gula didalam tubuhnya, didalam darahnya, yang tidak bisa tertransfer didalam sel-sel tubuhnya, padahal sel tubuh ini butuh energi untuk bisa bekerja, maka dia akan meminta tolong kepada otak untuk memberikan energi, maka yang menjadi tanda gula darah orang itu tinggi, orang itu terlihat selalu lapar terus, padahal gulanya tinggi, karena gula yang tinggi ini tidak bisa masuk ke sel sehingga tubuhnya seakan-akan butuh gula terus, kemudain gula yang ada dipembuluh darah itu harus disaring oleh ginjal, sementara ginjal itu akan capek untuk menyaring gula yang banyak tersebut, maka ginjal tersebut akan mengendur, efeknya apa stabilitasnya meningkat, nah ini cairan yang bocor dari tubuh itu semakin banyak, sehingga gejala yang berikutnya yaitu sering pipis, kemudian terasa capek sekali, jadi gejalanya yaitu, gampang lapar, gampang haus, kebelit pipis, capek badannya, kadang-kandang orang jadi tampak kurus,” katanya.
Lebih lanjut dr. Fitri menjelaskan bahwa anak muda juga bisa terkena Diabetes Mellitus, “Iya, bisa tidak harus Diabetes Mellitus, ada sebagian tubuh dari si pasien itu organ-organ tubuhnya sudah pada kondisi menua, mungkin organ-organ tubuh ini sudah dipakai bertahun-tahun, sehngga muncul penyakit-penyakit seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, sakit ginjal, itu mestinya muncul saat sudah tua, tapi pada beberapa orang bahkan pasien paling muda terjadi gangguan pembentukan insulin sama Diabetes yang bukan karena gangguan insulin jadi pada pasien yang pankreasnya sudah rusak, dari kecil, maka dari awal dia sudah membutuhkan insulin, sementara orang –orang yang terkena diabetes bukan karena insulin adalah pasien-pasien yang kebanyakan gaya hidupnya nggak bagus, mengoknsusmsi makanan-makanan cepat saji, keadaan seperti itu menimbulkan kita lebih berisiko terkena Diabetes Mellitus, apalagi kalau tidak diimbangi dengan olahraga yang teratur, pola makan yang baik,” katanya.
Apa akibat dari penyakit diabetes?
Diabetes – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan – Kabupaten Bogor Diabetes adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit metabolisme yang mampu menyerang siapa saja. Diabetes mellitus (atau kencing manis) adalah kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menggunakan energi yang dari makanan.
Ada dua jenis utama dari penyakit ini: Tipe 1 dan Tipe 2. Sebanyak 350 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Pada tahun 2004, sekitar 3-4 juta orang meninggal karena kadar gula darah yang tinggi. Lebih dari 80% kematian akibat penyakit DM terjadi di negara dengan tingkat penghasilan menengah dan rendah.
WHO memperkirakan jumlah kematian akibat DM akan meningkat dua kali lipat selama periode 2005 – 2030. Penyebab Prinsip penyebab penyakit ini apapun jenisnya adalah terganggunya kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa ke dalam sel. Tubuh normal mampu memecah gula dan karbohidrat yang Anda makan menjadi gula khusus yang disebut glukosa.
Glukosa merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dibutuhkan insulin. Pada orang dengan DM, tubuh tidak memiliki insulin (DM Tipe 1) atau insulin yang ada kurang adekuat (DM Tipe 2). Karena sel-sel tidak dapat mengambil glukosa, glukosa itu menumpuk dalam aliran darah.
Tingginya kadar glukosa darah dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf. Oleh karena itu, diabetes yang tidak ditangani dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan kerusakan saraf di kaki.
Kelaparan dan kelelahan, Tubuh mengubah makanan menjadi glukosa yang digunakan untuk menghasilkan energi. Ketika insulin tidak optimal lagi atau tidak ada, maka tubuh akan merasa mudah lelah dan cepat lapar. Kencing lebih sering dan menjadi mudah haus, Rata-rata orang biasanya berkemih antara 4–7 kali dalam 24 jam, tapi orang-orang dengan penyakit ini mungkin menjadi lebih sering. Mengapa? Biasanya ginjal akan menyerap glukosa diikuti oleh penyerapan air. Tetapi pada penderita diabetes, kadar gula darah sudah meningkat sehingga tubuh tidak mungkin menyerap ulang glukosa. Akhirnya, air yang melewati ginjal menjadi lebih banyak. Mulut kering dan kulit gatal. Karena semakin sering berkemih, terjadi kekurangan air pada bagian tubuh lainnya. Anda bisa mengalami dehidrasi dan mulut terasa kering. Kulit kering dapat membuat Anda gatal. Penglihatan kabur, Perubahan tingkat cairan dalam tubuh bisa membuat lensa di mata membengkak sehingga lensa mata berubah bentuk dan kehilangan kemampuan untuk fokus.
Pada kondisi tertentu, terdapat gejala-gejala yang cenderung muncul setelah glukosa telah tinggi untuk waktu yang lama.
Infeksi jamur, Baik pria maupun wanita dengan diabetes bisa terkena ini. Jamur menyukai glukosa, sehingga orang diabetes membuat jamur mudah berkembang. Infeksi dapat tumbuh dalam area kulit yang hangat dan lembab sepeti lipatan kulit yaitu di anntara jari tangan dan kaki, di bawah payudara, di sekitar organ intim Penyembuhan luka yang lambat, Seiring waktu, gula darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan saraf yang membuat tubuh Anda sulit untuk menyembuhkan luka. Nyeri atau mati rasa di kaki. Penurunan berat badan. Jika tubuh tidak bisa mendapatkan energi dari Anda, sel akan mulai membakar otot dan lemak untuk mendapatkan sumber energi lainnya sebagai gantinya. Pasien akan kehilangan berat badan meskipun tidak berolahraga maupun tidak mengurangi makan. Mual dan muntah. Ketika tubuh membakar sumber energi lain selain glukossa, hasil pembakaran itu berupa “keton.” Darah dapat jatuh dalam kondisi pH asam, kondisi mungkin mengancam jiwa yang disebut ketoasidosis diabetikum, Keton dapat menyebabkan sakit perut, mual, dan muntah.
Pengobatan Diabetes Tipe 1 dan 2 Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 1 juga disebut diabetes insulin-dependent, Dulu disebut juga dengan diabetes onset-anak, karena sering dimulai pada masa kanak-kanak. Namun seiring berjalannya waktu, banyak penelitian menunjukkan bahwa tipe ini bisa muncul juga pada orang dewasa.
Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun. Ini disebabkan pankreas diserang dengan antibodi tubuh pasien sendiri. Pada penderita tipe ini, pankreas yang rusak tidak membuat insulin. Diabetes tipe ini dapat disebabkan oleh kecenderungan genetik. Sejumlah risiko medis yang berhubungan dengan diabetes tipe 1 Banyak dari mereka berasal dari kerusakan pembuluh darah kecil di mata Anda (disebut retinopati diabetik), saraf (neuropati diabetes), dan ginjal (nefropati diabetik).
Bahkan risiko yang lebih serius adalah meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke. Pengobatan untuk tipe 1 ini adalah dengan pemberian insulin, dengan cara disuntikkan melalui kulit ke dalam jaringan lemak (biasasnya di jaringan lemak perut). Diabetes Tipe 2 Sejauh ini, bentuk paling banyak dari penyakit ini adalah diabetes tipe 2.95% kasus ditemukan pada orang dewasa.
- Tipe 2 ini dulu disebut dengan diabetes onset dewasa, tapi dengan epidemi banyaknya kasus obesitas pada anak-anak, banyak remaja baru yang juga mengalami tipe ini.
- Diabetes tipe 2 juga disebut non-insulin dependent diabetes.
- Diabetes tipe 2 biasanya lebih ringan daripada tipe 1 karena pankreas sebenarnya mampu menghasilkan insulin, namun karena gaya hidup dan makanan yang tidak terjaga, pankreas mengalami “kelelahan”.
Pankreas mampu menghasilkan sejumlah insulin. Tapi jumlah yang dihasilkan tidak cukup untuk kebutuhan tubuh atau sel-sel tubuh lainnya menjadi “kebal” terhadap insulin sehingga menjadi sel resisten insulin. Resistensi insulin, atau kurangnya sensitivitas terhadap insulin, kebanyakan terjadi pada sel lemak, hati, dan sel-sel otot.
- Sama seperti tipe 1, tipe 2 mampu menyebabkan komplikasi kesehatan, terutama di pembuluh darah terkecil dalam tubuh seperti ginjal, saraf, dan mata.
- Diabetes tipe 2 juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- Orang yang mengalami obesitas – dengan berat badan lebih dari 20% dari berat badan ideal – beresiko sangat tinggi untuk terkena tipe ini.
Orang gemuk cenderung memiliki resistensi insulin. Dengan resistensi insulin, pankreas harus bekerja terlalu keras untuk menghasilkan lebih banyak insulin. Tapi meskipun begitu, tidak ada cukup insulin untuk menjaga gula normal. Tidak ada obat untuk penyakit ini.
Pada awalnya, diabetes tipe 2 dapat dikendalikan dengan manajemen berat badan, nutrisi, dan olahraga. Biasanya, tipe ini berkembang lebih pesat pada akhirnya, sehingga obat antidiabetes sering dibutuhkan. Tes A1C adalah tes darah yang memperkirakan kadar glukosa rata dalam darah Anda selama tiga bulan sebelumnya.
Pengujian A1C periodik mungkin disarankan untuk melihat seberapa baik diet, olahraga, dan obat-obatan bekerja untuk mengontrol gula darah dan hasilnya dilihat untuk mencegah kerusakan organ. Tes A1C biasanya dilakukan beberapa kali dalam setahun. Hubungi dokter jika:
Merasa sakit perut yang sangat hebat, lemah, dan sangat haus Ketika kencing sangat sering dan banyak Bernapas lebih dalam dan lebih cepat dari biasanya (nafas Kusmaull, salah satu penanda kegawatan pada diabetes) Memiliki napas yang berbau manis seperti cat kuku. (Ini adalah tanda dari kadar keton yang sangat tinggi
(dr. Ursula Penny) http://doktersehat.com/diabetes/ : Diabetes – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan – Kabupaten Bogor
Apakah gula mempengaruhi ginjal?
Gula darah tinggi yang terus menerus dapat merusak organ tubuh, termasuk ginjal. Tanpa pengelolaan yang tepat, gula darah tinggi dapat menyebabkan ginjal memburuk dari waktu ke waktu sehingga menyebabkan gagal ginjal.
Pankreas membuat apa?
Halodoc, Jakarta – Pankreas adalah salah satu organ tubuh yang punya peran besar dalam pencernaan. Organ yang terletak di belakang perut ini kira-kira besarnya seukuran tangan. Selama proses pencernaan, pankreas berfungsi membuat cairan yang disebut enzim.
- Nah, enzim ini kemudian digunakan untuk memecah gula, lemak, dan pati.
- Bukan cuma enzim, pankreas juga membantu sistem pencernaan dengan membuat hormon.
- Hormon bekerja membawa pesan kimiawi melalui darah.
- Selain membawa pesan, hormon juga membantu mengatur kadar gula darah dan nafsu makan, menstimulasi asam lambung, serta memberi tahu perut kapan harus kosong.
Baca juga: 6 Penyakit yang Sering Terjadi pada Pankreas
Penyakit pankreas penyakit apa?
Pankreatitis Akut – Pankreatitis akut adalah serangan mendadak yang menyebabkan radang pankreas dan biasanya dikaitkan dengan nyeri perut bagian atas yang parah. Rasa sakitnya mungkin parah dan bertahan beberapa hari. Gejala-gejala lain dari pankreatitis akut, termasuk mual, muntah, diare, kembung, dan demam.
Penyebab paling umum dari pankreatitis akut adalah batu empedu. Penyebab lain termasuk konsumsi alkohol kronis, kondisi keturunan, trauma, obat-obatan, infeksi, kelainan elektrolit, kadar lipid yang tinggi, kelainan hormon, ataupun penyebab lain yang tidak diketahui. Perawatan biasanya mendukung dengan obat-obatan yang tidak menunjukkan manfaat.
Sebagian besar pasien dengan pankreatitis akut sembuh total.
Apa penyebab penyakit pankreas?
2. Pankreatitis akut – Pankreatitis akut adalah kondisi ketika pankreas mengalami peradangan secara tiba-tiba. Pada sebagian besar kasus, pankreatitis akut disebabkan oleh batu empedu dan konsumsi alkohol dalam jumlah banyak atau jangka waktu lama. Namun, selain kedua penyebab tersebut, pankreatitis akut juga bisa disebabkan oleh infeksi virus, kelainan genetik, atau efek samping obat-obatan.
Apa diabetes bikin sesak nafas?
Ketoasidosis Diabetik (KAD) Apabila tidak segera mendapat penanganan, komplikasi ini akan menimbulkan penumpukan keton yang mengakibatkan terganggunya keasaman di dalam darah yang kemudian dapat mengakibatkan sesak napas, koma, dehidrasi bahkan kematian.
Apakah penyakit diabetes itu sangat berbahaya?
Diabetes merupakan penyakit yang berbahaya dan mematikan – Data Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Sample Registration Survey 2014 menunjukkan diabetes menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%), dan penyakit jantung koroner (12,9%). Di Indonesia, prevalensi diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dari 5,7% pada 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta jiwa pada 2013. Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah diabetesi sebanyak 10,3 juta jiwa.
- Jika tidak ditangani dengan baik, World Health Organization bahkan mengestimasikan angka kejadian diabetes di Indonesia akan melonjak drastis menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030.
- Jumlah orang dengan diabetes di Indonesia pada tahun 2021 berada di angka kelima terbesar di dunia.
- Dengan jumlah sebanyak 19,47 juta.
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah diatas nilai normal. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh.