2. IUD – Intrauterine device (IUD) merupakan kontrasepsi berbentuk huruf T. Alat ini dipasang di dalam rahim guna mencegah kehamilan. Terdapat dua jenis IUD, yaitu IUD tembaga (non-hormonal) dan IUD hormonal. Dokter Astrid mengatakan IUD tembaga aman digunakan penderita diabetes.
Kenapa orang diabetes tidak boleh berhubungan intim?
Adakah Langkah Pencegahan? – Bagi pengidap diabetes, selalu perhatikan apa yang kamu konsumsi untuk menurunkan risiko disfungsi ereksi. Tak hanya itu, perubahan gaya hidup diperlukan guna menjaga seksualitas agar tetap berjalan dengan baik. Berikut hal-hal yang dapat kamu lakukan:
Konsumsi makanan sehat bergizi seimbang. Makanan ini harus diperkaya dengan serat dan nutrisi lain yang berguna untuk mengontrol kadar gula darah, serta mencegah terjadinya kerusakan pembuluh darah dan saraf.Jangan konsumsi minuman beralkohol. Bila kamu mengonsumsi minuman beralkohol lebih dari dua gelas per hari, hal tersebut dapat merusak pembuluh darah dan memperparah gangguan ereksi yang dialami.Berhenti merokok. Pasalnya, merokok dapat mempersempit pembuluh darah, sehingga aliran darah ke penis menjadi menurun dan memperparah gejala gangguan ereksi.
Adanya gangguan saat hubungan seksual sebenarnya hal yang wajar, jika hanya terjadi sesekali. Namun, pengidap diabetes akan memiliki faktor yang lebih tinggi dalam mengalami disfungsi seksual.Oleh sebab itu, pengidap diabetes perlu melakukan pemeriksaan rutin guna mencegah terjadinya komplikasi, salah satunya disfungsi ereksi.
Pengidap diabetes juga perlu memperhatikan asupan vitamin C pada tubuhnya. Sebab, vitamin C dapat mengendalikan kadar gula darah dan mengendalikan jumlah kolesterol pada pengidap diabetes. Oleh sebab itu, pastikan bahwa asupan vitamin C terpenuhi dengan baik. Nah, kini membeli vitamin dan berbagai kebutuhan seperti obat-obatan dapat dipesan langsung melalui aplikasi Halodoc, lho.
Tentunya tanpa perlu keluar rumah atau mengantre lama di apotek. Yuk, download aplikasi Halodoc!
Apa efek tidak cocok suntik KB?
3. Perubahan Suasana Hati dan Kecemasan – Ciri-ciri tidak cocok menggunakan KB suntik lainnya adalah perubahan suasana hati yang tiba-tiba atau menjadi lebih cemas dari biasanya. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh Obstetrics and Gynecology, efek samping suntik KB adalah perubahan suasana hati, depresi, dan kecemasan.
Namun, tidak semua wanita yang menggunakan suntik KB mengalami hal ini. Kemudian, dalam uji klinis oleh Food and Drug Administration (FDA) dilaporkan 10,8 persen wanita yang menggunakan suntik KB mengalami kecemasan dan 15 persen mengalami depresi, Jika kamu sebelumnya memiliki riwayat depresi, komunikasikan hal tersebut kepada dokter sebelum memilih kontrasepsi suntik KB.
Dokter akan memantau efek samping terkait suasana hati saat menggunakan KB suntik. Ketika kamu mengalami gejala depresi setelah menggunakan suntik KB, hentikan penggunaan dan konsultasikan kepada dokter mengenai efek samping yang muncul. Dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk beralih ke jenis kontrasepsi lain.
KB apa yang paling ampuh?
3. KB suntik – KB suntik adalah alat kontrasepsi yang diberikan dengan cara menyuntikkan hormon progestin ke dalam aliran darah. Apabila digunakan dengan benar, jenis KB ini termasuk paling efektif mencegah kehamilan pada masa subur hingga 99 persen. Dengan begitu, KB suntik bisa membantu Anda untuk merencanakan kehamilan dengan tepat. Ada dua jenis suntik KB yang tersedia dipasaran, yaitu:
Suntikan KB 1 bulan (Cyclofem atau Mesigyna) Suntikan KB 3 bulan (Depo-Provena).
Jenis KB ini tentunya lebih praktis dibandingkan dengan minum pil KB karena Anda tidak perlu khawatir jika lupa minum pil tetapi telanjur berhubungan seks. Manfaat lainnya dari KB suntik adalah menurunkan risiko terjadinya kehamilan etopik (janin di luar rahim). Hanya saja, jenis KB ini tetap memiliki risiko meningkatkan berat badan dan mengganggu masa subur.
KB apa yg bikin gemuk?
Benarkah KB Hormonal Bisa Bikin Gemuk? – KB hormonal merupakan jenis KB yang mengandung kombinasi hormon buatan, seperti progesteron dan estrogen, Namun, ada juga KB hormonal tertentu yang hanya berisi hormon progesteron, Pada beberapa wanita, KB hormonal memang dapat menyebabkan sedikit peningkatan berat badan, namun tidak sampai membuat tubuh mengalami obesitas.
Pola makan yang tidak sehat Jarang berolahraga Faktor genetik atau keturunan Stres berlebihan Efek samping obat-obatan Penyakit tertentu, seperti hipotiroid dan PCOS