Diabetes – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan – Kabupaten Bogor Diabetes adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit metabolisme yang mampu menyerang siapa saja. Diabetes mellitus (atau kencing manis) adalah kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menggunakan energi yang dari makanan.
- Ada dua jenis utama dari penyakit ini: Tipe 1 dan Tipe 2.
- Sebanyak 350 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes.
- Pada tahun 2004, sekitar 3-4 juta orang meninggal karena kadar gula darah yang tinggi.
- Lebih dari 80% kematian akibat penyakit DM terjadi di negara dengan tingkat penghasilan menengah dan rendah.
WHO memperkirakan jumlah kematian akibat DM akan meningkat dua kali lipat selama periode 2005 – 2030. Penyebab Prinsip penyebab penyakit ini apapun jenisnya adalah terganggunya kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa ke dalam sel. Tubuh normal mampu memecah gula dan karbohidrat yang Anda makan menjadi gula khusus yang disebut glukosa.
Glukosa merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dibutuhkan insulin. Pada orang dengan DM, tubuh tidak memiliki insulin (DM Tipe 1) atau insulin yang ada kurang adekuat (DM Tipe 2). Karena sel-sel tidak dapat mengambil glukosa, glukosa itu menumpuk dalam aliran darah.
Tingginya kadar glukosa darah dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf. Oleh karena itu, diabetes yang tidak ditangani dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan kerusakan saraf di kaki.
Kelaparan dan kelelahan, Tubuh mengubah makanan menjadi glukosa yang digunakan untuk menghasilkan energi. Ketika insulin tidak optimal lagi atau tidak ada, maka tubuh akan merasa mudah lelah dan cepat lapar. Kencing lebih sering dan menjadi mudah haus, Rata-rata orang biasanya berkemih antara 4–7 kali dalam 24 jam, tapi orang-orang dengan penyakit ini mungkin menjadi lebih sering. Mengapa? Biasanya ginjal akan menyerap glukosa diikuti oleh penyerapan air. Tetapi pada penderita diabetes, kadar gula darah sudah meningkat sehingga tubuh tidak mungkin menyerap ulang glukosa. Akhirnya, air yang melewati ginjal menjadi lebih banyak. Mulut kering dan kulit gatal. Karena semakin sering berkemih, terjadi kekurangan air pada bagian tubuh lainnya. Anda bisa mengalami dehidrasi dan mulut terasa kering. Kulit kering dapat membuat Anda gatal. Penglihatan kabur, Perubahan tingkat cairan dalam tubuh bisa membuat lensa di mata membengkak sehingga lensa mata berubah bentuk dan kehilangan kemampuan untuk fokus.
Pada kondisi tertentu, terdapat gejala-gejala yang cenderung muncul setelah glukosa telah tinggi untuk waktu yang lama.
Infeksi jamur, Baik pria maupun wanita dengan diabetes bisa terkena ini. Jamur menyukai glukosa, sehingga orang diabetes membuat jamur mudah berkembang. Infeksi dapat tumbuh dalam area kulit yang hangat dan lembab sepeti lipatan kulit yaitu di anntara jari tangan dan kaki, di bawah payudara, di sekitar organ intim Penyembuhan luka yang lambat, Seiring waktu, gula darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan saraf yang membuat tubuh Anda sulit untuk menyembuhkan luka. Nyeri atau mati rasa di kaki. Penurunan berat badan. Jika tubuh tidak bisa mendapatkan energi dari Anda, sel akan mulai membakar otot dan lemak untuk mendapatkan sumber energi lainnya sebagai gantinya. Pasien akan kehilangan berat badan meskipun tidak berolahraga maupun tidak mengurangi makan. Mual dan muntah. Ketika tubuh membakar sumber energi lain selain glukossa, hasil pembakaran itu berupa “keton.” Darah dapat jatuh dalam kondisi pH asam, kondisi mungkin mengancam jiwa yang disebut ketoasidosis diabetikum, Keton dapat menyebabkan sakit perut, mual, dan muntah.
Pengobatan Diabetes Tipe 1 dan 2 Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 1 juga disebut diabetes insulin-dependent, Dulu disebut juga dengan diabetes onset-anak, karena sering dimulai pada masa kanak-kanak. Namun seiring berjalannya waktu, banyak penelitian menunjukkan bahwa tipe ini bisa muncul juga pada orang dewasa.
Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun. Ini disebabkan pankreas diserang dengan antibodi tubuh pasien sendiri. Pada penderita tipe ini, pankreas yang rusak tidak membuat insulin. Diabetes tipe ini dapat disebabkan oleh kecenderungan genetik. Sejumlah risiko medis yang berhubungan dengan diabetes tipe 1 Banyak dari mereka berasal dari kerusakan pembuluh darah kecil di mata Anda (disebut retinopati diabetik), saraf (neuropati diabetes), dan ginjal (nefropati diabetik).
Bahkan risiko yang lebih serius adalah meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke. Pengobatan untuk tipe 1 ini adalah dengan pemberian insulin, dengan cara disuntikkan melalui kulit ke dalam jaringan lemak (biasasnya di jaringan lemak perut). Diabetes Tipe 2 Sejauh ini, bentuk paling banyak dari penyakit ini adalah diabetes tipe 2.95% kasus ditemukan pada orang dewasa.
Tipe 2 ini dulu disebut dengan diabetes onset dewasa, tapi dengan epidemi banyaknya kasus obesitas pada anak-anak, banyak remaja baru yang juga mengalami tipe ini. Diabetes tipe 2 juga disebut non-insulin dependent diabetes. Diabetes tipe 2 biasanya lebih ringan daripada tipe 1 karena pankreas sebenarnya mampu menghasilkan insulin, namun karena gaya hidup dan makanan yang tidak terjaga, pankreas mengalami “kelelahan”.
Pankreas mampu menghasilkan sejumlah insulin. Tapi jumlah yang dihasilkan tidak cukup untuk kebutuhan tubuh atau sel-sel tubuh lainnya menjadi “kebal” terhadap insulin sehingga menjadi sel resisten insulin. Resistensi insulin, atau kurangnya sensitivitas terhadap insulin, kebanyakan terjadi pada sel lemak, hati, dan sel-sel otot.
- Sama seperti tipe 1, tipe 2 mampu menyebabkan komplikasi kesehatan, terutama di pembuluh darah terkecil dalam tubuh seperti ginjal, saraf, dan mata.
- Diabetes tipe 2 juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- Orang yang mengalami obesitas – dengan berat badan lebih dari 20% dari berat badan ideal – beresiko sangat tinggi untuk terkena tipe ini.
Orang gemuk cenderung memiliki resistensi insulin. Dengan resistensi insulin, pankreas harus bekerja terlalu keras untuk menghasilkan lebih banyak insulin. Tapi meskipun begitu, tidak ada cukup insulin untuk menjaga gula normal. Tidak ada obat untuk penyakit ini.
Pada awalnya, diabetes tipe 2 dapat dikendalikan dengan manajemen berat badan, nutrisi, dan olahraga. Biasanya, tipe ini berkembang lebih pesat pada akhirnya, sehingga obat antidiabetes sering dibutuhkan. Tes A1C adalah tes darah yang memperkirakan kadar glukosa rata dalam darah Anda selama tiga bulan sebelumnya.
Pengujian A1C periodik mungkin disarankan untuk melihat seberapa baik diet, olahraga, dan obat-obatan bekerja untuk mengontrol gula darah dan hasilnya dilihat untuk mencegah kerusakan organ. Tes A1C biasanya dilakukan beberapa kali dalam setahun. Hubungi dokter jika:
Merasa sakit perut yang sangat hebat, lemah, dan sangat haus Ketika kencing sangat sering dan banyak Bernapas lebih dalam dan lebih cepat dari biasanya (nafas Kusmaull, salah satu penanda kegawatan pada diabetes) Memiliki napas yang berbau manis seperti cat kuku. (Ini adalah tanda dari kadar keton yang sangat tinggi
(dr. Ursula Penny) http://doktersehat.com/diabetes/ : Diabetes – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan – Kabupaten Bogor
Diabetes termasuk dalam penyakit apa?
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Penyakit diabetes di sebabkan oleh apa?
Penyebab dan Gejala Diabetes – Secara umum, penyakit Diabetes Melitus (DM) terjadi akibat gaya hidup tidak sehat yang menyebabkan akumulasi menumpuknya kadar gula dalam darah dan berada di atas ambang batas normal yang bersifat kronis dan jangka panjang.
Dalam kondisi normal, glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel dalam tubuh yang membentuk otot juga jaringan, termasuk juga untuk otak, N amun jika kadar glukosa berlebih, bisa berbahaya karena memicu penyakit gula darah atau diabetes. Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Diabetes Secara umum, faktor penyebab terjadinya diabetes yang menyerang seseorang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor penyebab yang dapat dikontrol dan yang tidak dapat dikontrol (faktor alami/bawaan).1.
Faktor Penyebab yang Tidak B isa Dimodifikasi atau Dikontrol (Alami/Bawaan) Faktor penyebab ini merupakan sebab-sebab yang telah ada sejak lahir dan tidak dapat diubah, yang di antaranya adalah:
Faktor U sia
Penurunan fungsi organ yang disebabkan karena faktor usia adalah salah satu aspek utama terjadinya penyakit diabetes. Ini karena organ pankreas yang biasanya bekerja normal dalam memproduksi insulin mengalami penurunan fungsinya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk mereka yang berusia di atas 45 tahun agar memeriksa kadar gula darah secara teratur.
Kondisi Berat Badan Bayi Saat Lahir
Berat badan bayi saat lahir juga sering ditengarai sebagai salah satu kondisi yang menjadi patokan terjadinya diabetes. Untuk bayi dengan berat di atas 4000 gram berisiko menyebabkan anak tersebut terkena diabetes. Demikian bila berat badan bayi dibawah 2500 gram, maka ada risiko bahwa ketika dewasa anak itu akan terkena diabetes juga nantinya.
Faktor Keturunan atau Genetika Lebih Berisiko Terkena Diabetes
Keturunan diabetes sangat mungkin terkena diabetes juga nantinya. Karenanya bila diantara anggota keluarga ada riwayat diabetes maka sangat mungkin meningkatkan faktor terjadinya diabetes pada seseorang.2. Faktor Penyebab yang Bisa Dimodifikasi atau D ikontrol Faktor penyebab yang kedua ini disebabkan karena gaya hidup seseorang, beberapa diantaranya adalah:
Kebiasaan Merokok
Merokok, selain buruk untuk pernapasan, juga berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit diabetes. Cara terbaik tentu dengan mengurangi dan menghentikan kebiasan ini.
Obesitas atau Kegemukan
Meski bukan satu hal yang pasti, tetapi peningkatan indeks massa tubuh berpengaruh pula pada kemungkinan seseorang terjangkit diabetes.
Pola Makan Tak Seha t
Makanan yang mengandung gula, tetapi rendah serat ditengarai sebagai sumber bahan pangan dan menyumbang kemungkinan diabetes lebih tinggi bagi seseorang.
Jarang dan Malas Berolahraga
Kondisi pasif, kurang bergerak, dan malas berolahraga menjadikan tubuh sangat berisiko untuk terkena diabetes.
Penderita Hipertensi berisiko Terkena Diabetes
Hipertensi juga disinyalir turut menyumbang tingginya angka penderita diabetes sebagai bagian dari faktor yang bisa dimodifikasi.
Tingginya Kadar Kolesterol
Kadar HDL (lemak baik) yang kurang dari 35mg/dL, serta kadar trigliserida yang lebih dari 250mg/dL ditengarai jadi penyumbang penyakit diabetes. Karenanya memperhatikan kadar kolesterol adalah satu hal yang penting.
PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita. Ditandai dengan tidak teraturnya siklus menstruasi, serta tumbuhnya rambut secara signifikan di daerah lengan, kumis, serta obesitas. Karena gejalanya yang mirip dengan kondisi sakit biasa, maka banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit diabetes ini dan bahkan sudah mengarah pada komplikasi.
Penurunan Berat Badan secara Berangsur-Angsur
Berat badan turun adalah hal biasa, N amun, jika terjadi terus menerus maka Anda perlu waspada. Seseorang yang ditengarai mengidap diabetes biasanya mengalami penurunan berat badan yang drastis dan signifikan. Ini dianggap sebagai gejala awal diabetes, akibat glukosa tidak bisa diserap secara optimal oleh tubuh.
Nafsu Makan Meningkat Akibat Sel Butuh Asupan Energi Lebih
Bisa jadi, peningkatan nafsu makan yang dialami seseorang adalah pertanda awal dari diabetes. Hal ini terjadi karena sel mengharapkan asupan glukosa yang lebih banyak, dan bersumber dari makanan. Namun demikian, tubuh tidak dalam kondisi optimal dan bisa bermetabolisme dengan baik, hal inilah yang memicu berkelanjutan.
Intensitas Buang Air Kecil Meningkat Biasanya Malam Hari
Gejala diabetes ini yang paling dikenal masyarakat. Buang air kecil yang terus menerus dan sering, adalah gejala awal dari diabetes. Bila hal ini terjadi ada baiknya untuk segera memeriksakan diri, agar bisa mendapatkan penanganan segera dan cepat.
Merasa Kesemutan atau Mati Rasa Akibat Syaraf Mulai Rusak
Gejala ini terjadi jika kadar gula dalam darah sudah cukup tinggi. Rasa kesemutan dan kebas (mati rasa) pada bagian tubuh seperti kaki, jari-jemari, dan tangan adalah tanda untuk waspada, karena bisa jadi penyakit diabetes sudah menunjukan gejala stadium lanjut. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada serabut saraf.
Penglihatan Menurun, Terganggu dan Kabur
Kadar glukosa yang semakin meningkat menyebabkan cairan pembuluh darah terbatasi untuk masuk ke mata. Keadaan yang demikian bahkan bisa membuat lensa mata berubah bentuk. Namun, ciri yang demikian bisa hilang bila gula darah semakin berkurang dan normal.
Mudah terjadi Luka dan Susah Kering atau Sembuh
Bagi p enderita diabetes, kadar gula yang berlebih menyebabkan kekebalan tubuh dan sistem imun menjadi tidak normal. Bila seorang penderita diabetes memiliki luka terbuka, maka akan sangat susah untuk proses penyembuhannya.
Terjadi Infeksi Jamur Utamanya di Mulut
Seorang wanita penderita diabetes umumnya juga disertai dengan infeksi jamur. Jamur ini akan muncul di beberapa bagian mulut, biasanya dalam bentuk sariawan di mulut, juga infeksi pada bagian vagina, yang disebabkan oleh jamur candida. Diabetes Tidak Dapat Disembuhkan Hanya Bisa Dikendalikan Penyakit diabetes, seperti penyakit dalam lainnya, merupakan jenis penyakit mematikan yang tidak bisa disembuhkan dan hanya dapat dikendalikan.
- Penanganan yang salah akan membuat penderita makin menurun kondisinya dan berisiko terjadinya kematian.
- Beberapa terapi diabetes yang disarankan untuk dilakukan untuk memperbaiki kualitas penderita diantaranya sebagai berikut: 1.
- Menjalankan rutinitas olahraga dan r utin cek kadar gula darah,2.
- Jika terjadi luka, lakukan perawatan luka sesuai petunjuk dokter,3.
Menjalankan penyuntikan insulin serta mengatur pola dietnya. Penanganan yang tepat terhadap penderita diabetes terlebih untuk mereka yang belum terjangkit penyakit ini, sangat dianjurkan, karena sifat penyakit ini jangka panjang dan menetap sehingga perlu untuk diperhatikan dengan serius.
Apakah penyakit diabetes sama dengan penyakit gula?
Diabetes dikenal juga oleh masyarakat sebagai “penyakit gula” atau “kencing manis”. Ada dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Meski memiliki gejala yang sama, ada perbedaan di antara keduanya, baik dari penyebab maupun pengobatannya. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin, Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Hormon ini berfungsi untuk membantu sel-sel tubuh mengambil gula dari darah dan mengubahnya menjadi energi.
Diabetes berhubungan dengan organ apa?
Mengenal Si Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting.
- Pada penyandang diabetes mellitus, tubuh mengalami kekurangan insulin atau insulin dalam tubuh tidak bekerja secara efektif, atau bisa juga disebabkan oleh kedua kondisi tersebut.
- Hal itu diungkapkan oleh dr.Fitri, biasa disapa dr.
- Fitri, seorang dokter dari Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta, saat mengisi program bincang-bincang live “RE MEDIKA” melalui Instagram Radio Edukasi Kemdikbud, pada Kamis 8 Oktober 2020, pukul 15.00 WIB.
Pada kesempatan itu dr. Fitri menjelaskan penyebab dari Diabetes Mellitus. “Penyebabnya banyak, penyebab munculnya gejala diabetes tipe 1 belum diketahui secara pasti. Sistem imun yang seharusnya melawan bakteri atau virus, justru menyerang produksi insulin.
Akibatnya, glukosa menumpuk di aliran darah dan tidak bisa terdistribusi ke sel-sel tubuh, Pada penyakit diabetes tipe 2, sel dalam tubuh menjadi resistan terhadap insulin. Pankreas kewalahan untuk menghasilkan insulin untuk mengatasi hal tersebut sehingga glukosa menumpuk dalam darah. Sama seperti penyebab diabetes tipe 1, penyebab gejala diabetes tipe 2 juga tak bisa ditentukan, Selain itu Faktor genetik dan lingkungan memiliki kemungkinan besar jadi penyebab munculnya gejala diabetes, obesitas juga bisa jadi penyebabnya.
Namun, ada pula penderita diabetes tipe 2 yang tidak mengalami obesitas jadi faktor ini belum bisa dibuktikan, ” ujarnya. Lebih lanjut dr. Fitri menjelaskan tentang apa stres bisa menyebabkan peningkatan gula darah. “Iya, ketika kita stres, seolah-olah tubuh kita itu terforsir untuk metabolisme tinggi, padahal kita tidak ngapa-ngapain, jadi ketika kita stres kemudian kadar gulanya tinggi, maka tubuh jadi tidak fokus untuk mengolah gula dahulu atau mengelola stres dahulu, jadi bingung sehingga tidak bisa menyelesaikannya dengan baik,” katanya.
Se lanjutnya dr. Fitri menjelaskan tentang gejala-gejala Diabetes Mellitus. “Iya jadi gejalanya didalam tubuh itu terjadi peningkatan kadar gula didalam tubuhnya, didalam darahnya, yang tidak bisa tertransfer didalam sel-sel tubuhnya, padahal sel tubuh ini butuh energi untuk bisa bekerja, maka dia akan meminta tolong kepada otak untuk memberikan energi, maka yang menjadi tanda gula darah orang itu tinggi, orang itu terlihat selalu lapar terus, padahal gulanya tinggi, karena gula yang tinggi ini tidak bisa masuk ke sel sehingga tubuhnya seakan-akan butuh gula terus, kemudain gula yang ada dipembuluh darah itu harus disaring oleh ginjal, sementara ginjal itu akan capek untuk menyaring gula yang banyak tersebut, maka ginjal tersebut akan mengendur, efeknya apa stabilitasnya meningkat, nah ini cairan yang bocor dari tubuh itu semakin banyak, sehingga gejala yang berikutnya yaitu sering pipis, kemudian terasa capek sekali, jadi gejalanya yaitu, gampang lapar, gampang haus, kebelit pipis, capek badannya, kadang-kandang orang jadi tampak kurus,” katanya.
Lebih lanjut dr. Fitri menjelaskan bahwa anak muda juga bisa terkena Diabetes Mellitus, “Iya, bisa tidak harus Diabetes Mellitus, ada sebagian tubuh dari si pasien itu organ-organ tubuhnya sudah pada kondisi menua, mungkin organ-organ tubuh ini sudah dipakai bertahun-tahun, sehngga muncul penyakit-penyakit seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, sakit ginjal, itu mestinya muncul saat sudah tua, tapi pada beberapa orang bahkan pasien paling muda terjadi gangguan pembentukan insulin sama Diabetes yang bukan karena gangguan insulin jadi pada pasien yang pankreasnya sudah rusak, dari kecil, maka dari awal dia sudah membutuhkan insulin, sementara orang –orang yang terkena diabetes bukan karena insulin adalah pasien-pasien yang kebanyakan gaya hidupnya nggak bagus, mengoknsusmsi makanan-makanan cepat saji, keadaan seperti itu menimbulkan kita lebih berisiko terkena Diabetes Mellitus, apalagi kalau tidak diimbangi dengan olahraga yang teratur, pola makan yang baik,” katanya.
Apakah diabetes Bisa Menurun ke anak?
Halodoc, Jakarta – Diabetes adalah kondisi yang kompleks. Selain obesitas dan gaya hidup, diabetes termasuk penyakit turunan. Kalau kamu mengidap diabetes, kemungkinan besar kamu bukanlah satu-satunya di keluarga. Menurut American Diabetes Association, kalau kedua orangtuamu mengidap diabetes, maka kemungkinan kamu terkena diabetes adalah 50 persen.
- Sudah ada secara genetik, ditambah lagi lingkungan akan memperbesar risiko anak mengidap diabetes.
- Ternyata orangtua dengan diabetes tidak hanya memberi risiko mengidap penyakit yang sama pada anak, tetapi juga kebiasaan makan yang diajarkan sedari kecil.
- Disadari atau tidak, anak sejak kecil dibiasakan mengonsumsi makanan tidak sehat.
Belum lagi, risiko bisa meningkat ketika tidak ada aktivitas fisik. Walaupun risikonya lebih besar dengan adanya faktor genetik, tetapi diabetes juga bisa menyerang orang yang tidak memiliki riwayat diabetes di keluarganya. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti:
- Indeks massa tubuh yang melewati standar
- Tekanan darah tinggi
- Kadar trigliserida dan kolesterol tinggi
- Riwayat diabetes pada saat kehamilan
Faktor gaya hidup dan pola makan orang yang berasal dari etnis tertentu seperti, Afrika-Amerika, Hispanik, penduduk asli Amerika, dan Asia juga bisa meningkatkan risiko terserang diabetes. Punya orangtua dengan riwayat diabetes bukan berarti harga mati bagi sang anak.
Olahraga Rutin
Mungkin kamu sudah bosan dan jenuh mendengar betapa penting melakukan olahraga setiap hari. Tapi olahraga memang menjadi kuncinya. Setidaknya luangkan waktumu untuk berolahraga 40-60 menit. Pilihlah jenis olahraga kardio dan aerobik supaya kebutuhan pembakaran kalorimu terpenuhi.
Memperhatikan Asupan Makan
Cara lain untuk memerangi diabetes sebagai penyakit turunan tentunya adalah dengan memerhatikan asupan makanan. Mulailah untuk menerapkan hidup sehat dan mengurangi porsi nasi. Hindari makanan yang mengandung kolesterol jahat seperti, ayam goreng, mentega dan kuning telur.
Kurangi Konsumsi Makanan Manis
Makanan manis dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dan meningkatkan risiko obesitas. Ada baiknya kamu mengurangi asupan makanan manis, seperti permen, cokelat, dan minuman kemasan. Apalagi kalau kamu kurang aktif berolahraga, makin banyaklah penumpukan lemak yang membuat berat badan meningkat drastis.h
Berhenti Merokok
Menurut data dari Physicians Health Study, merokok dapat meningkatkan risiko diabetes sebesar 50 persen untuk mereka yang merokok 20 batang per hari. Ini karena zat-zat yang terkandung pada rokok dapat memengaruhi sensitivitas tubuh terhadap insulin. Lebih cepat kamu berhenti merokok lebih baik untuk kesehatan dan menurunkan risiko mengidap diabetes.
Baca juga: Teh atau Kopi, Mana yang Lebih Sehat? ) Jenis Diabetes Ada macam-macam diabetes dengan faktor pemicu dan penyebab yang berbeda-beda. Diabetes tipe apa yang rentan bagi anak dengan keluarga pengidap diabetes? Berikut keterangannya. Diabetes Tipe 1 adalah diabetes yang disebabkan karena tubuh tidak bisa memproduksi insulin.
Sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel pembuat insulin di pankreas. Karena ketidakmampuan tubuh memproduksi insulin inilah makanya tubuh membutuhkan injeksi insulin. Ciri lainnya dari diabetes tipe 1 bukan hanya peningkatan drastis gula darah, melainkan juga penurunan kadar gula dalam darah.
- Diabetes Tipe 2 cenderung terjadi pada orang-orang yang memiliki berat badan berlebih dan kurang olahraga.
- Pada diabetes tipe 2 tubuh masih memproduksi insulin tetapi dalam jumlah yang kurang sehingga tidak bisa digunakan oleh tubuh secara efektif.
- Penyakit diabetes turunan lebih sering terjadi pada tipe ini.
Diabetes Gestasional biasa terjadi pada ibu hamil. Perubahan hormonal yang kerap dialami selama masa kehamilan membuat ibu hamil mengidap diabetes gestasional. Salah satu pencetus lainnya diabetes tipe ini adalah obesitas pada saat hamil. Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai diabetes sebagai penyakit turunan serta bagaimana cara mengobatinya, langsung tanyakan ke Halodoc,
Diabetes harus apa?
Diabetesi (pasien diabetes ) harus benar-benar patuh dengan pola makan yang dijalani karena asupan makanan sangat memengaruhi kadar gula darah secara langsung. Pertama, Anda perlu menghindari makanan dengan indeks glikemik tinggi, makanan tinggi lemak dan kalori, serta membatasi sumber karbohidrat sederhana.