Jakarta (ANTARA) – Diabetes sebagai salah satu penyakit kronis yang angka kasusnya tergolong di Indonesia yakni hampir mencapai 19 juta kasus dengan pengobatannya yang tergolong tak mudah, apalagi memiliki sifat yang progresif kata Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI), Prof.
- Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD. Prof.
- Suastika mengatakan kendati diabetes termasuk sebagai penyakit yang memiliki sifat progresif, gambaran klinis dan komplikasi yang terjadi berbeda-beda pada setiap orang.
- Mekanismenya kompleks, rumit dan setiap orang berbeda-beda fenotipe-nya.
- Jadi, gambaran klinisnya berbeda-beda dengan berbagai komplikasi yang berbeda.
Jadi, mengobatinya juga tidak gampang,” ujar dia dalam Diskusi Publik Layanan Tatalaksana Penyakit Kronis Terintegrasi dan Inovatif yang digelar daring, Rabu. Baca juga: Kurang olahraga bisa picu risiko diabetes Di sisi lain, diabetes juga bisa terkait suatu kegagalan yang disebabkan oleh berbagai aspek seperti dari faktor pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakitnya dan akses.
Selain itu, faktor dokter yang terlalu banyak pasien. Menurut Prof. Suastika, bila sudah terjadi komplikasi diabetes, maka tidak hanya akan membawa kesakitan dan risiko kematian yang tinggi pada pasien, tetapi juga biaya yang harus dikeluarkan pemerintah maupun pasien. Hal lain yang juga menyulitkan pengobatan diabetes, yakni sistem berupa aksesibilitas layanan kesehatan untuk pasien, ditambah ketersediaan obat yang sebenarnya cukup banyak disediakan melalui mekanisme BPJS.
Baca juga: Penyandang diabetes harus segera ke dokter bila tiba-tiba sakit berat “Sistem ini yakni aksesibilitasnya. Bisa tidak semua orang mengakses pelayanan kesehatan. Lalu ketersediaan obat. Sebenarnya obat dari BPJS cukup banyak, tetapi apakah semua itu ada di seluruh pelosok negeri ini,” kata Prof.
Suastika. Selain itu, perlu juga ketersediaan laboratorium walau sederhana seperti untuk pemeriksaan gula darah, HbA1C dan urin. Terkait telemedisin dalam pengobatan diabetes, Prof. Suastika berpendapat kehadiran layanan ini memperbaiki sekaligus mempercepat akses pelayanan kesehatan terutama bagi mereka dengan berbagai kendala.
“Karena diabetes salah satu penyakit kronik yang sifatnya tidak berubah setiap saat, bukan harian, maka tepat sekali pasien-pasien dengan diabetes ini bisa diterapkan layanan yang bersifat telemedisin,” demikian kata dia. Baca juga: Dokter sarankan segera periksa mata jika terdiagnosis diabetes Baca juga: Batasi waktu makan dapat membantu turunkan berat badan?
Apakah diabetes termasuk kronis?
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Akan tetapi, pada penderita diabetes, glukosa tersebut tidak dapat digunakan oleh tubuh. Kadar gula (glukosa) dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi pankreas, Glukosa yang tidak diserap sel tubuh dengan baik akan menumpuk dalam darah. Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh. Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang berisiko mengancam nyawa penderitanya.
Sifat penyakit diabetes kronis apa?
Pengertian Diabetes – Diabetes atau penyakit gula adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai normal. Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi.
- Ondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran darah tubuh.
- Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi serius, menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh.
- Contohnya organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
- Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Jika dijabarkan, berikut adalah penjelasan mengenai keduanya, yaitu:
- Diabetes tipe 1: jenis ini adalah penyakit autoimun, artinya sistem imun tubuh akan menyerang dirinya sendiri. Pada kondisi ini, tubuh tidak akan memproduksi insulin sama sekali.
- Diabetes tipe 2: Pada jenis diabetes ini, tubuh tidak membuat cukup insulin atau sel-sel tubuh pengidap diabetes tipe 2 tidak akan merespons insulin secara normal.
Apa perbedaan akut dan kronis?
Begini Cara Bedakan Penyakit Kronis dan Akut rsinamira.com – Sering terdengar di sekitar kita kata kronis dan akut pada suatu penyakit. Kedua kategori tersebut hingga kini masih membingungkan sebagian orang. Namun, ada cara yang dapat bedakan kedua kategori tersebut dengan memahami maknanya.
- Dilansir dari webmd, kondisi akut adalah ketika gejala penyakit seseorang tiba-tiba muncul dan memburuk secara cepat.
- Sementara itu, kondisi kronis merupakan penyakit yang berkembang secara bertahap dan menjadi semakin buruk seiring waktu.
- Rasa sakit yang akut muncul pada tubuh secara seketika dan merupakan signal bagi tubuh untuk menyembuhkan luka seperti ketika jatuh, terantuk, dan lain sebagainya yang kemudian akan semakin berkurang seiring waktu.
Pada penyakit akut seperti flu atau pilek, hal yang sama juga terjadi. Penyakit akan muncul secara tiba-tiba, memburuk dalam waktu yang singkat, namun kemudian menghilang. Kebanyakan penyakit bisa masuk ke dalam kondisi keduanya, baik akut dan kronis. Walau penyakitnya sama, namun berbeda kondisi akut dan kronis akan mempengaruhi perawatan yang dibutuhkan.
- Beberapa penyakit dapat digolongkan akut, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang dapat digolongkan sebagai demam biasa hingga infeksi sinus yang lebih serius.
- Penyakit ini akut karena terjadi seketika kemudian menghilang.
- Baik penyakit akut dan kronis bukanlah diagnosis yang pasti.
- Penyakit akut jika tidak ditangani bisa menjadi penyakit kronis.
Begitu juga sebaliknya, penyakit kronis bisa menunjukkan gejala akut. Contoh penyakit akut yang menjadi kronis adalah infeksi, seperti sifilis dan hepatitis C. Kedua penyakit tersebut biasanya muncul dengan gejala akut kemudian menghilang, seolah telah sembuh.
- Padahal keduanya adalah tipe infeksi yang bisa dorman dan bisa menyerang kembali beberapa tahun kemudian.
- Etika menyerang kembali biasanya menyebabkan kondisi yang lebih parah, seperti sifilis tersier dan kegagalan hati.
- Penyakit kronis menyerang tubuh secara perlahan, ketika Anda menyadari penyakit tersebut, kemudian Anda akan tersadar bahwa hal tersebut sudah bersarang di diri Anda selama beberapa waktu.
Penyakit akut bersarang pada seseorang selama beberapa minggu atau bahkan bulan sebelum Anda tersadar dan terjadi proses penyembuhan. : Begini Cara Bedakan Penyakit Kronis dan Akut
Penyakit diabetes dibagi menjadi berapa?
Diabetes sendiri dibagi menjadi 3 golongan, yaitu tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional yang umumnya menyerang ibu hamil.
Apa saja pantangan bagi penderita diabetes?
Makanan kaya lemak trans Pantangan makanan untuk penderita diabetes selanjutnya adalah makanan yang mengandung lemak trans. Beberapa jenis makanan kaya lemak trans adalah keripik kentang kemasan, kentang goreng, dan gorengan. Lemak trans juga sebagian besar ditemukan pada margarin, selai, dan makanan yang diawetkan.
Kenapa disebut penyakit kronis?
Penyakit Asma –
Serangan asma bisa terjadi kapan saja dan berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Tanda-tanda dari serangan asma meliputi sulit bernapas, batuk terus-menerus, napas pendek, napas berbunyi atau mengi, otot leher dan dada yang mengencang, wajah pucat, berkeringat, perasaan cemas, serta panik.
- Contoh penyakit menahun adalah kanker,,,, dan,Pemicu penyakit menahun ini pun dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang sama.
- Berbeda dengan sakit pada umumnya, seperti sakit demam atau flu, penyakit menahun akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk perawatannya.
- Penderitanya mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu melakukan perawatan berulang kali karena penyakit ini dapat muncul secara tiba-tiba dan dapat bertambah parah dalam periode waktu tertentu.
- Perkiraan umur rata-rata untuk penderita diabetes tipe 2 juga terdapat dalam penelitian terdahulu di European Heart Journal,
- Pada riset ini, penderita yang didiagnosis pada umur 55 tahun memiliki angka harapan hidup sekitar 13-21 tahun, sedangkan yang didiagnosis di umur 75 tahun bisa bertahan hidup sampai 4,3-9,6 tahun.
- Tak heran, kita sering mendengar banyak informasi yang menyampaikan cara mencegah penyakit diabetes, Karena begitu penyakit diabetes muncul, maka penyakit diabetes menjadi permanen.
- Arena itu untuk kasus penyakit diabetes jika belum sampai terjadi mencegah adalah hal yang lebih baik daripada mengobati.
- Namun, yang terjadi adalah hormon insulin mengalami kelainan fungsi.
- Yakni gagal menyerap dan mengubah gula menjadi energi.
- Etika hormon insulin gagal melakukan fungsinya membantu mengubah gula menjadi energi, maka hal yang terjadi adalah kadar gula di dalam darah menjadi meningkat dan gagal menjadi energi.
Kapan penyakit disebut kronis?
Anda mungkin sering mendengar istilah penyakit akut dan kronis. Namun, apa sebenarnya perbedaan dari kedua jenis penyakit tersebut? Yuk, ketahui jawabannya dalam artikel berikut. Perbedaan akut dan kronis pada penyakit terdapat pada perjalanan penyakitnya. Sementara itu, istilah penyakit kronis digunakan untuk menggambarkan suatu penyakit yang bisa diderita dalam kurun waktu lama, biasanya lebih dari 6 bulan atau bahkan bertahun-tahun. Berbeda dengan penyakit akut yang gejalanya bisa muncul tiba-tiba, penyakit kronis terkadang tidak menimbulkan gejala pada tahap awal dan gejala baru muncul ketika penyakit tersebut mulai memburuk atau semakin parah.
Penyakit kronis apa saja?
Kenali Pemicu Penyakit Menahun Untuk Mencegahnya Terjadi Penyakit menahun adalah sebutan lainnya untuk penyakit kronis. Apa yang dimaksud dengan penyakit kronis atau penyakit menahun ini? Penyakit menahun adalah gangguan kesehatan tubuh yang berlangsung selama 1 tahun atau lebih.
Dikarenakan pengobatannya yang akan memakan waktu lama dan berpotensi menyebabkan kematian, penyakit menahun tentu menjadi jenis penyakit yang sangat dihindari. Untuk mencegahnya terjadi, Anda harus terlebih dahulu tahu faktor-faktor apa saja yang dapat memicu penyakit ini.
Berapa lama penyakit diabetes bisa bertahan hidup?
Harapan hidup pasien diabetes menurut penelitian – Laporan dari Diabetes UK pada tahun 2010 memperkirakan harapan hidup penderita diabetes tipe 2 kemungkinan menurun hingga 10 tahun. Sementara itu, penurunan harapan hidup penderita diabetes tipe 1 lebih besar, yaitu bisa berkurang sampai 20 tahun. Akan tetapi, kemajuan pengobatan untuk diabetes tipe 1 saat ini membuat rata-rata umur penderita relatif lebih panjang dibandingkan yang diperkirakan.
Peningkatan angka harapan hidup pada penderita diabetes tipe 1 ini ditunjukan dalam riset tahun 2012 dari American Diabetes Association, Peneliti menjelaskan rata-rata umur penderita diabetes tipe 1 yang didiagnosis pada 1965-1980 bertambah hingga 15 tahun dari penderita yang dikonfirmasi memiliki diabetes pada 1950-1964.
Studi lain di tahun yang sama di Population Health Metrics mengestimasi penderita diabetes tipe 2 yang terdiagnosis saat berumur 55 tahun rata-rata dapat bertahan hidup hingga usia tertentu. Bagi wanita, penelitian tersebut memperkirakan diabetesi bisa hidup hingga usia 67-80 tahun dan 65-75 tahun untuk pria.
Berdasarkan hasil sejumlah hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa berapa lama penderita diabetes bertahan hidup bisa berbeda-beda. Bahkan, perkiraan angka harapan hidup tersebut bisa berubah, tergantung dari pengobatan diabetes dan perubahan gaya hidup yang dilakukan.
Apakah penderita diabetes bisa hidup normal?
Walaupun termasuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tetapi pasien diabetes tetap dapat beraktivitas normal selama menjalani pola hidup sehat. Selain agar menjaga kualitas hidup, menjaga pola hidup sehat juga dapat mengurangi apabila terjadi peningkatan risiko berbagai komplikasi.
Apakah diabetes parah bisa sembuh?
Beranda Ruang Publik Tips & Trik CAReHealth Penyakit Diabetes Bisa Sembuh Total?
Penyakit Diabetes Bisa Sembuh Total? www.google.com Jika sudah terkena diabetes, penderitanya tak bisa sembuh total. Karena itu, Anda perlu tahu beberapa cara mencegah penyakit diabetes. Apa saja? Banyak penderita diabetes sangat pesimis akan kesembuhan penyakit mereka, namun apakah memang benar bahwa diabetes itu tidak dapat disembuhkan? Jawabannya, adalah tidak dapat dikatakan sembuh total.
Meskipun diabetes tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat ditangani dan dikontrol. Artinya, penderita bisa mempertahankan kadar gula darah tetap dalam kadar normal sehingga tidak menyebabkan komplikasi (penyakit lanjutan yang lebih berat dari penyakit awal).
Dengan demikian diharapkan penderita tetap hidup normal tanpa muncul gejala diabetes yang mengganggu. Lalu bagaimana cara menangani dan mengontrol diabetes? Untuk mengetahuinya, sangat disarankan kita harus mengenal lebih dulu apa itu kondisi diabetes. Memahami Kondisi Diabetes Diabetes melitus (DM) atau sering disebut kencing manis merupakan suatu keadaan tubuh mengalami gangguan dalam menyeimbangkan kadar gula.
Pada kondisi tersebut, kadar gula di dalam tubuh penyandang diabetes berada dalam kadar yang sangat tinggi. Di dalam medis, kondisi tingginya kadar gula di dalam darah disebut hiperglikemia. Bagaimana kadar gula darah pada penyandang diabetes dapat meningkat? Hal ini disebabkan oleh gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin seimbang dengan jumlah kadar gula di dalam darah.
Pasalnya, hormon insulin adalah hormon utama yang mengendalikan gula dari darah ke dalam sebagian besar sel-sel di tubuh. Hormon insulin dapat dikatakan memiliki tugas membawa dan menyerap glukosa (gula di dalam darah) menjadi energi. Dari sudut pandang fungsi hormon insulin, diabetes dibedakan menjadi dua tipe, yakni: Diabetes Tipe 1 Pada orang yang mengalami diabetes tipe 1, yang terjadi di dalam tubuhnya adalah hormon insulin gagal diproduksi oleh organ pankreas.
Dengan demikian gula di dalam darah terlalu banyak dan gagal menjadi energi karena tidak cukup banyaknya jumlah hormon insulin. Diabetes Tipe 2 Pada pasien diabetes tipe 2, apa yang terjadi pada tubuh mereka berbeda dengan diabetes tipe 1. Kondisi jumlah hormon insulin pada penyandang diabetes tipe 2 dapat dikatakan cukup menyeimbangkan jumlah kadar gula.
Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Pada Seseorang Diabetes dapat disebabkan oleh dua golongan faktor risiko, yakni: 1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi Artinya adalah terdapat beberapa keadaan tubuh seseorang yang lebih memungkinkan terjadinya diabetes pada seseorang karena faktor sejak bawaan sejak lahir dan tidak dapat di ubah.
Genetika; terdapat riwayat keluarga yang pernah mengalami diabetes semakin meningkatkan terjadinya diabetes pada seseorang. Umur; faktor penuaan membuat beberapa organ mengalami penurunan fungsi. Salah satu yang paling berperan dalam diabetes adalah organ pankreas yang berpotensi mengalami penurunan fungsi memproduksi hormon insulin. Karena risiko diabetes melitus meningkat seiring meningkatnya usia, maka sangat disarankan jika Anda berusia >45 tahun, sebaiknya mulai rutin untuk memeriksa kadar gula darah secara teratur. Berat badan ketika lahir; riwayat Ibu melahirkan bayi dengan berat lahir bayi >4000 gram atau Ibu pernah menderita DM saat hamil (DM gestasional) semakin meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Sebaliknya, riwayat lahir dengan berat badan rendah (< 2,5 kg) pun memiliki risiko mengalami terjangkitnya diabetes pada saat sang bayi tumbuh dewasa.
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi Faktor ini adalah penyebab diabetes sebagai akibat dari gaya hidup. Faktor ini adalah penyebab diabetes sebagai konsekuensi dari gaya hidup yang kurang baik. Contohnya seperti:
Obesitas; berat badan berlebih sangat berisiko untuk terkena penyakit diabetes. Aktivitas fisik kurang; tubuh yang cenderung jarang olahraga, atau jarang aktif bergerak, sangat berisiko mengalami diabetes. Merokok; merokok tidak hanya berbahaya bagi organ pernapasan dan jantung, tapi juga semakin meningkatkan seseorang terkena penyakit diabetes. Penyakit darah tinggi; Pada seseorang yang menyepelekan kondisi darah tinggi (hipertensi), maka besar kemungkinan dirinya dapat mengalami diabetes di kemudian hari. Kolesterol tinggi; sama halnya seperti hipertensi, kondisi kolesterol yang tidak terkendali, dapat menyebabkan diabetes. Batas rata-rata ambang kadar kolesterol yang berisiko menyebabkan diabetes adalah dengan kadar HDL (lemak baik) 250 mg/dL. Oleh karena itu penting adanya untuk senantiasa memeriksa kadar kolesterol Anda secara berkala. Pola makan tidak sehat; Jika terlalu banyak makanan yang tinggi gula dan rendah kandungan serat maka sangat memungkinkan untuk meningkatkan risiko diabetes. Kondisi polycystic ovary syndrome (PCOS); Terjadi pada wanita, ditandai dengan adanya menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut yang banyak (kumis, rambut di lengan, dll), dan obesitas.
Hal-hal tersebut adalah faktor risiko yang dapat menyebabkan diabetes. Terdapat hal lainnya yang wajib Anda cermati, yakni gejala diabetes. Karena jika gejala-gejala diabetes tersebut muncul, sudah saatnya penanganan dan cara mencegah penyakit diabetes perlu dilakukan. Gejala Diabetes Seseorang harus mewaspadai jika terdapat gejala diabetes yang paling utama berikut ini:
Selalu haus (polidipsi), Banyak makan (poliphagi), Banyak kencing (poliuri), Badan selalu lemas dan berat badan menurun secara drastis, meskipun penderita makan dan minum banyak.
Lalu, apa yang dapat dilakukan jika gejala-gejala tersebut muncul? Anda dapat menyikapi gejala tersebut dengan beberapa cara berikut ini: 1. Mulailah Mencermati Kadar Gula Darah Anda Caranya cukup sederhana, yakni cukup dengan mencermati kadar gula darah Anda.
Kadar gula darah sewaktu: Perhitungan gula darah kapan saja. Nilai normal kurang dari 140 mg/dl. Kadar gula darah puasa: Perhitungan gula darah yang dihitung saat puasa (delapan jam terakhir) dengan nilai normal kurang dari 100 mg/dl. Kadar gula darah dua jam setelah makan: Perhitungan gula darah pada saat dua jam setelah makan dengan nilai normal kurang dari 140 mg/dl.
2. Mulailah untuk Konsultasi ke Dokter Anda Dengan melakukan kunjungan ke dokter dan mendapatkan pemeriksaan, maka dokter akan mulai memberikan saran dan rekomendasi langkah penanganan dan pencegahan diabetes agar tidak menjadi semakin parah. Pasalnya, jika kondisi diabetes disepelekan dan dibiarkan tanpa penanganan maka besar risiko terjadinya komplikasi penyakit yang lebih mematikan, di antaranya seperti:
Gagal ginjal ringan sampai berat. Mata kabur disebabkan adanya katarak atau kerusakan retina. Gangguan pada saraf perifer (bagian dari sistem saraf yang didalam sarafnya terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke (sel saraf sensorik/rabaan) dan dari (sel saraf motorik/gerakan) sistem saraf pusat (SSP), yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang) yang ditandai dengan gejala kesemutan, rasa kebas dan kebal pada anggota tubuh. Gangguan saraf pusat (bagian dari sistem saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang) yang dapat menimbulkan gangguan peredaran darah otak sehingga memudahan terjadinya stroke. Gangguan pada jantung berupa penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit di pembuluh darah jantung yang disebabkan adanya lemak di dalam dinding pembuluh darah. Gangguan pada hati berupa timbunan lemak di hati dan kerusakan pada hati. Gangguan pada pembuluh darah berupa penyakit hipertensi (darah tinggi) dan penyumbatan dinding pembuluh darah (arterosklerosis). Gangguan pada saraf dan pembuluh darah dapat menimbulkan impotensi. Paru–paru menjadi mudah terserang penyakit tuberculosis (TBC).
Diabetes melitus adalah penyakit yang dapat dicegah. Sehingga lakukan pencegahan penyakit diabetes dan segera kenali faktor risiko yang Anda miliki. Apabila Anda memiliki faktor risiko yang disebutkan di atas, segera lakukan usaha pencegahan penyakit diabetes dengan memeriksakan kadar gula darah Anda secara berkala, diet sehat, olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengontrol penyakit yang mendasari (hipertensi, kolesterol, PCO).
Selalu kontrol kadar gula darah Anda dengan melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala. Minum obat secara rutin. Obat-obatan anti diabetes berbentuk tablet (oral) atau injeksi insulin (suntikan).
2. Olahraga secara rutin dua kali dalam seminggu, Olahraga dapat membantu penderita untuk menjaga berat badan, membakar kalori, menurunkan kekebalan terhadap hormon insulin dan menjaga kadar gula darah tetap dalam keadaan normal.3. Menjaga asupan makanan,
Pengelompokan Standar | Kebutuhan Kalori dalam Sehari |
Standar I | 1100 kalori |
Standar II | 1300 kalori |
Standar III | 1500 kalori |
Standar IV | 1700 kalori |
Standar V | 1900 kalori |
Standar VI | 2100 kalori |
Standar VII | 2300 kalori |
Standar VIII | 2500 kalori |
Standar I – III : Untuk orang gemuk Standar IV – V : Untuk orang berat badan ideal Standar VI – VII : Untuk orang kurus Untuk menentukan apakah seseorang gemuk, kurus atau termasuk kedalam kategori berat badan ideal digunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Kategori IMT kurus :
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
2. Kategori berat badan normal : 18,5 – 25,0 3. Kategori berat badan gemuk :
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
4. Mengelola stres, Stres berperan besar dalam ketidakseimbangan gula darah. Stres dapat memicu resistensi insulin, meningkatkan berat badan, meningkatkan peradangan, dan akhirnya dapat menyebabkan diabetes. Cara Penanganan Diabetes Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.
Sedangkan pada diabetes tipe 2 penanganan utama dilakukan dengan cara melakukan diet dan olahraga yang teratur. Jika tidak membantu diperlukan terapi obat anti diabetes. Keberhasilan terapi DM sangat ditentukan oleh peranan pasien dalam mengontrol dan merawat dirinya sendiri. Melalui edukasi pasien akan mengetahui bagaimana usahanya sendiri atau peranannya dalam membantu terapi dokter.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri dalam meningkatkan keberhasilan terapi DM adalah :
mengatur dietnya. merawat kaki sehat. merawat luka. menyuntik insulin sendiri. mengatur porsi olahraga. memonitor gula darah dan kadar gula di dalam urin.
Hal terakhir yang perlu diketahui adalah perlunya dukungan dari orang-orang terdekat kepada penyandang diabetes. Dukungan keluarga, teman ataupun relasi kepada penyandang diabetes dapat memberikan sebuah dorongan semangat untuk menjalani pola hidup sehat. Sumber : www.futuready.com,
Berapa lama komplikasi diabetes?
Komplikasi bisa muncul secara akut (cepat) atau kronis (membutuhkan waktu lebih lama ). Komplikasi akut bisa muncul kapan saja saat gula darah sangat tinggi dalam darah. Sementara komplikasi kronis bisa muncul dalam waktu beberapa tahun apabila diabetes tidak ditangani dengan baik.