Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena penurunan efektivitas dan atau jumlah insulin, akibat gangguan pankreas. Kondisi ini dapat merusak membran penyaring ginjal yang mengakibatkan terjadinya kebocoran protein.
Apa yang disebabkan oleh penyakit diabetes melitus?
Penyebab dan Gejala Diabetes – Secara umum, penyakit Diabetes Melitus (DM) terjadi akibat gaya hidup tidak sehat yang menyebabkan akumulasi menumpuknya kadar gula dalam darah dan berada di atas ambang batas normal yang bersifat kronis dan jangka panjang.
Dalam kondisi normal, glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel dalam tubuh yang membentuk otot juga jaringan, termasuk juga untuk otak, N amun jika kadar glukosa berlebih, bisa berbahaya karena memicu penyakit gula darah atau diabetes. Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Diabetes Secara umum, faktor penyebab terjadinya diabetes yang menyerang seseorang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor penyebab yang dapat dikontrol dan yang tidak dapat dikontrol (faktor alami/bawaan).1.
Faktor Penyebab yang Tidak B isa Dimodifikasi atau Dikontrol (Alami/Bawaan) Faktor penyebab ini merupakan sebab-sebab yang telah ada sejak lahir dan tidak dapat diubah, yang di antaranya adalah:
Faktor U sia
Penurunan fungsi organ yang disebabkan karena faktor usia adalah salah satu aspek utama terjadinya penyakit diabetes. Ini karena organ pankreas yang biasanya bekerja normal dalam memproduksi insulin mengalami penurunan fungsinya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk mereka yang berusia di atas 45 tahun agar memeriksa kadar gula darah secara teratur.
Kondisi Berat Badan Bayi Saat Lahir
Berat badan bayi saat lahir juga sering ditengarai sebagai salah satu kondisi yang menjadi patokan terjadinya diabetes. Untuk bayi dengan berat di atas 4000 gram berisiko menyebabkan anak tersebut terkena diabetes. Demikian bila berat badan bayi dibawah 2500 gram, maka ada risiko bahwa ketika dewasa anak itu akan terkena diabetes juga nantinya.
Faktor Keturunan atau Genetika Lebih Berisiko Terkena Diabetes
Keturunan diabetes sangat mungkin terkena diabetes juga nantinya. Karenanya bila diantara anggota keluarga ada riwayat diabetes maka sangat mungkin meningkatkan faktor terjadinya diabetes pada seseorang.2. Faktor Penyebab yang Bisa Dimodifikasi atau D ikontrol Faktor penyebab yang kedua ini disebabkan karena gaya hidup seseorang, beberapa diantaranya adalah:
Kebiasaan Merokok
Merokok, selain buruk untuk pernapasan, juga berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit diabetes. Cara terbaik tentu dengan mengurangi dan menghentikan kebiasan ini.
Obesitas atau Kegemukan
Meski bukan satu hal yang pasti, tetapi peningkatan indeks massa tubuh berpengaruh pula pada kemungkinan seseorang terjangkit diabetes.
Pola Makan Tak Seha t
Makanan yang mengandung gula, tetapi rendah serat ditengarai sebagai sumber bahan pangan dan menyumbang kemungkinan diabetes lebih tinggi bagi seseorang.
Jarang dan Malas Berolahraga
Kondisi pasif, kurang bergerak, dan malas berolahraga menjadikan tubuh sangat berisiko untuk terkena diabetes.
Penderita Hipertensi berisiko Terkena Diabetes
Hipertensi juga disinyalir turut menyumbang tingginya angka penderita diabetes sebagai bagian dari faktor yang bisa dimodifikasi.
Tingginya Kadar Kolesterol
Kadar HDL (lemak baik) yang kurang dari 35mg/dL, serta kadar trigliserida yang lebih dari 250mg/dL ditengarai jadi penyumbang penyakit diabetes. Karenanya memperhatikan kadar kolesterol adalah satu hal yang penting.
PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita. Ditandai dengan tidak teraturnya siklus menstruasi, serta tumbuhnya rambut secara signifikan di daerah lengan, kumis, serta obesitas. Karena gejalanya yang mirip dengan kondisi sakit biasa, maka banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit diabetes ini dan bahkan sudah mengarah pada komplikasi.
Penurunan Berat Badan secara Berangsur-Angsur
Berat badan turun adalah hal biasa, N amun, jika terjadi terus menerus maka Anda perlu waspada. Seseorang yang ditengarai mengidap diabetes biasanya mengalami penurunan berat badan yang drastis dan signifikan. Ini dianggap sebagai gejala awal diabetes, akibat glukosa tidak bisa diserap secara optimal oleh tubuh.
Nafsu Makan Meningkat Akibat Sel Butuh Asupan Energi Lebih
Bisa jadi, peningkatan nafsu makan yang dialami seseorang adalah pertanda awal dari diabetes. Hal ini terjadi karena sel mengharapkan asupan glukosa yang lebih banyak, dan bersumber dari makanan. Namun demikian, tubuh tidak dalam kondisi optimal dan bisa bermetabolisme dengan baik, hal inilah yang memicu berkelanjutan.
Intensitas Buang Air Kecil Meningkat Biasanya Malam Hari
Gejala diabetes ini yang paling dikenal masyarakat. Buang air kecil yang terus menerus dan sering, adalah gejala awal dari diabetes. Bila hal ini terjadi ada baiknya untuk segera memeriksakan diri, agar bisa mendapatkan penanganan segera dan cepat.
Merasa Kesemutan atau Mati Rasa Akibat Syaraf Mulai Rusak
Gejala ini terjadi jika kadar gula dalam darah sudah cukup tinggi. Rasa kesemutan dan kebas (mati rasa) pada bagian tubuh seperti kaki, jari-jemari, dan tangan adalah tanda untuk waspada, karena bisa jadi penyakit diabetes sudah menunjukan gejala stadium lanjut. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada serabut saraf.
Penglihatan Menurun, Terganggu dan Kabur
Kadar glukosa yang semakin meningkat menyebabkan cairan pembuluh darah terbatasi untuk masuk ke mata. Keadaan yang demikian bahkan bisa membuat lensa mata berubah bentuk. Namun, ciri yang demikian bisa hilang bila gula darah semakin berkurang dan normal.
Mudah terjadi Luka dan Susah Kering atau Sembuh
Bagi p enderita diabetes, kadar gula yang berlebih menyebabkan kekebalan tubuh dan sistem imun menjadi tidak normal. Bila seorang penderita diabetes memiliki luka terbuka, maka akan sangat susah untuk proses penyembuhannya.
Terjadi Infeksi Jamur Utamanya di Mulut
Seorang wanita penderita diabetes umumnya juga disertai dengan infeksi jamur. Jamur ini akan muncul di beberapa bagian mulut, biasanya dalam bentuk sariawan di mulut, juga infeksi pada bagian vagina, yang disebabkan oleh jamur candida. Diabetes Tidak Dapat Disembuhkan Hanya Bisa Dikendalikan Penyakit diabetes, seperti penyakit dalam lainnya, merupakan jenis penyakit mematikan yang tidak bisa disembuhkan dan hanya dapat dikendalikan.
- Penanganan yang salah akan membuat penderita makin menurun kondisinya dan berisiko terjadinya kematian.
- Beberapa terapi diabetes yang disarankan untuk dilakukan untuk memperbaiki kualitas penderita diantaranya sebagai berikut: 1.
- Menjalankan rutinitas olahraga dan r utin cek kadar gula darah,2.
- Jika terjadi luka, lakukan perawatan luka sesuai petunjuk dokter,3.
Menjalankan penyuntikan insulin serta mengatur pola dietnya. Penanganan yang tepat terhadap penderita diabetes terlebih untuk mereka yang belum terjangkit penyakit ini, sangat dianjurkan, karena sifat penyakit ini jangka panjang dan menetap sehingga perlu untuk diperhatikan dengan serius.
Kenapa diabetes mempengaruhi fungsi ginjal?
Diabetes bisa sebabkan gagal ginjal – Melansir Better Health, salah satu penyebab gagal ginjal adalah penyakit diabetes melitus, suatu kondisi yang ditandai dengan kadar glukosa (gula) darah yang tinggi. Seiring waktu, kadar gula yang tinggi dalam darah dapat merusak jutaan unit penyaringan kecil di dalam setiap ginjal.
- Di mana, tingginya gula darah bisa membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan kadar gula tersebut menjadi urine.
- Jika kondisi ini dibiarkan terjadi dalam waktu lama, maka ginjal dapat mengalami kerusakan dan perlahan-lahan kehilangan fungsinya untuk menyaring limbah atau racun.
- Ondisi inilah yang pada akhirnya menyebabkan gagal ginjal.
Selain itu, penyakit diabetes juga dapat menimbulkan kerusakan saraf di dalam tubuh, termasuk dalam pengaturan kandung kemih. Apabila tubuh sampai kesulitan mengosongkan kandung kemih, tekanan yang dihasilkan dari kandung kemih yang penuh alhasil bisa melukai ginjal dan berisiko mengembangkan infeksi.
- Sekitar 20 hingga 30 persen penderita diabetes dilaporkan mengembangkan penyakit ginjal (nefropati diabetik), meskipun tidak semuanya akan berkembang menjadi gagal ginjal.
- Baca juga: Bagaimana Kurang Minum Bisa Sebabkan Gagal Ginjal? Seseorang dengan penyakit diabetes memang menjadi lebih rentan terhadap nefropati entah mereka menggunakan insulin maupun tidak.
Tingginya risiko terkena nefropati diabetik ini berbanding lurus dengan lamanya waktu seseorang menderita diabetes. Artinya, semakin lama seseorang menderita diabetes, maka kian besar juga peluangnya untuk terkena penyakit ginjal. Nama lain untuk nefropati diabetik adalah glomerulosklerosis diabetik.
Apa yang terjadi pada ginjal ketika seseorang mengidap diabetes melitus?
Halodoc, Jakarta – Diabetes merupakan penyakit jangka panjang yang jika tidak ditangani dengan tepat, maka penyakit ini bisa memicu terjadinya berbagai komplikasi. Salah satu komplikasi yang bisa terjadi karena penyakit diabetes adalah gangguan pada organ ginjal.
Kok bisa? Gangguan pada organ ginjal akibat penyakit diabetes disebut dengan nefropati diabetik, Gangguan ini bisa terjadi pada pengidap diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2, Risiko terserang gangguan nefropati diabetik menjadi semakin tinggi saat seseorang sudah cukup lama mengidap diabetes, serta memiliki riwayat tekanan darah tinggi alias hipertensi.
Nefropati diabetik menyerang ketika diabetes memicu terjadinya kerusakan dan pembentukan jaringan parut pada nefron, yaitu bagian ginjal yang berfungsi menyaring limbah dari darah. Bagian ini juga berfungsi untuk membuang kelebihan cairan pada tubuh. Komplikasi yang terjadi tidak hanya menyebabkan fungsi ginjal terganggu, tapi juga menyebabkan protein albumin terbuang ke urine dan tidak diserap kembali.
Baca juga: Hati-hati, Inilah 8 Komplikasi dari Diabetes Tipe 1 Meski begitu, hingga kini belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab komplikasi ini menyerang pengidap diabetes. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan tingginya kadar gula dan tekanan darah. Nyatanya, kedua hal tersebut bisa mengganggu fungsi ginjal secara keseluruhan.
Selain tingginya kadar gula dan tekanan darah, ada berbagai faktor yang diduga menjadi pemicu nefropati diabetik, dan menyebabkan gangguan pada ginjal. Di antaranya kebiasaan merokok, memiliki riwayat kolesterol tinggi, obesitas alias berat badan berlebih, mengidap diabetes tipe 1 sebelum usia 20 tahun, riwayat diabetes dan penyakit ginjal pada keluarga, hingga memiliki komplikasi lain akibat diabetes.
Kabar buruknya, komplikasi yang satu ini sering terlambat disadari. Pasalnya, nefropati diabetik sering tidak menunjukkan gejala sama sekali pada awal perkembangannya. Namun, seiring berjalannya waktu, kerusakan yang terjadi akan menyebabkan munculnya gejala berupa kesulitan buang air kecil atau sebaliknya, nafsu makan menurun, gatal-gatal, insomnia, mual dan muntah, terdapat protein dalam urine, hingga urine berbusa dan terjadi pembengkakan pada lengan serta tungkai.
Baca juga: 7 Gejala Nefropati Diabetik
Apakah gula merusak ginjal?
Gula darah tinggi yang terus menerus dapat merusak organ tubuh, termasuk ginjal. Tanpa pengelolaan yang tepat, gula darah tinggi dapat menyebabkan ginjal memburuk dari waktu ke waktu sehingga menyebabkan gagal ginjal.
Apakah penyakit diabetes harus cuci darah?
ANGKA DIABETES TINGGI, MENKES AJAK MASYARAKAT TERAPKAN HIDUP SEHAT DIPUBLIKASIKAN PADA : SABTU, 15 OKTOBER 2022 00:00:00, DIBACA : 2.890 KALI Sumbawa Barat, 14 Oktober 2022 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengunjungi sejumlah sejumlah Posyandu Prima di Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat yakni Posyandu Prima Desa Beru dan Desa Goa yang merupakan salah satu lokus dari pilot project integrasi layanan primer sebagai bagian dari pilar pertama transformasi sistim kesehatan (14/10).
Dalam kunjungannya, Menkes melihat secara langsung pelayanan kesehatan di Posyandu Prima. Disamping itu, Menkes juga menemukan beberapa masalah kesehatan yang terjadi disana seperti angka hipertensi dan diabetes yang tinggi. ”Saya tadi lihat di Dusun Jelenga, presentase masyarakat yang terkena diabetes sekitar 17,5%, kalau di Desa Goa angka diabetesnya sebesar 8%.
Selain itu hipertensi disana juga tinggi,” kata Menkes. Menkes menekankan, diabetes yang tidak tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti komplikasi jantung, stroke dan gagal ginjal yang mengharuskan pasien melakukan cuci darah sepanjang hidupnya.
”Penyakit gula itu jelek sekali. Kenapa? karena dia ibu dari segala penyakit. Kalau kadar gula tidak terkontrol selama 3-5 tahun itu pasti harus cuci darah, atau kena stroke atau kena jantung,” ujar Menkes. Sebagai gambaran, seorang penderita diabetes yang telah mengalami komplikasi gagal ginjal harus melakukan cuci darah sekitar 3 sampai 4 hari per minggu.
Pengaruh Diabetes & Hipertensi Terhadap Fungsi Ginjal – Kelas Online Teman Diabetes
Dalam sekali cuci darah membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam. Hal ini tentunya memengaruhi kualitas hidup, produktivitas serta ekonomi penderita. ”Artinya ini tidak ada kehidupan lagi. Kalau bisa jangan sampai cuci darah, supaya jangan cuci darah jangan diabetes, supaya jangan diabetes gula darahnya harus di kontrol,” harap Menkes.
Masalah kesehatan tersebut, lanjut Menkes adalah masalah bersama. Untuk itu, sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, Menkes mengajak kader-kader kesehatan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk menjadi pelopor kesehatan di masyarakat. Diantaranya aktif melakukan kegiatan promotif preventif melalui edukasi dan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Tujuannya agar masyarakat sadar akan pentingnya pola hidup sehat agar terhindari dari berbagai penyakit berbahaya khususnya 4 penyakit tidak menular penyebab kematian tertinggi di Indonesia yakni jantung, stroke, diabetes dan gagal ginjal. ”Peranan teman-teman di Posyandu dan Puskesmas sangat penting untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat.
Menkes menguraikan pola hidup sehat yang bisa dilakukan masyarakat dengan menjaga pola makan sehat, menjaga berat badan ideal, mengontrol kolesterol dan kadar gula dalam darah, aktif melakukan aktivitas fisik serta mengajak masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatannya di Posyandu Prima.”Tolong jaga kesehatan, kalau kita bisa jaga kesehatan dengan baik agar lebih produktif dan sehat,” ajak Menkes.Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalillah yang turut mendampingi Menkes menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam kerangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Nusa Tenggara Barat yang setinggi-tingginya.
”Saya orang paling berbahagia bertemu dengan beliau, apa yang kita gagas di tahun 2018 yakni Posyandu Keluarga yang kini berjumlah lebih dari 7000 unit, sejalan dengan program Kemenkes. Kehadiran Posyandu prima semakin memperkuat Posyandu keluarga berbasis dusun,” terang Wagub.
Terkait temuan Menkes, Wagub menekankan bahwa kedepan upaya promotif preventif akan terus digiatkan melalui kunjungan keluarga maupun pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan oleh Posyandu Keluarga, Posyandu Prima maupun Puskesmas serta peningkatan akses keluarga terhadap layanan kesehatan primer.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak kemkes go id (MF) : ANGKA DIABETES TINGGI, MENKES AJAK MASYARAKAT TERAPKAN HIDUP SEHAT
Sakit ginjal itu seperti apa?
Penyakit ginjal adalah istilah yang menggambarkan setiap gangguan pada ginjal. Penyakit ginjal dapat menyebabkan fungsi ginjal dalam membersihkan dan menyaring limbah atau racun dari darah menjadi terganggu. Ginjal adalah sepasang organ yang berbentuk seperti kacang.