Ciri-Ciri Penyakit Diabetes Yang Sudah Parah?

Ciri-Ciri Penyakit Diabetes Yang Sudah Parah
Bagaimana Tanda Gejala atau Ciri – ciri DM, Terutama DM yang Sudah Parah?

  • Sering buang air kecil, terutama jika di malam hari.
  • Mudah haus.
  • Banyak makan, mudah lapar.
  • Berat badan turun drastis.
  • Kulit kering.
  • Luka yang susah sembuh.
  • Gangguan penglihatan / penglihatan menjadi kabur.
  • Kesemutan pada tangan atau kaki.

Meer items

Apa yang dirasakan tubuh saat kadar gula darah tinggi?

3. Mudah Sakit Kepala dan Penglihatan Kabur – Ciri-Ciri Penyakit Diabetes Yang Sudah Parah Tanda dan gejala lainnya dari gula darah naik adalah penglihatan mulai kabur. Jika kamu merasakan penglihatan tidak sejelas dulu atau penglihatan menjadi tidak fokus saat melihat objek atau benda, itu bisa menjadi tanda gula darah tidak terkontrol. Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan lensa mata bengkak karena cairan bocor, sehingga membuatnya tidak dapat fokus, dan pada akhirnya menyebabkan penglihatan kabur.

Apa yang dirasakan penderita diabetes kering?

5. Kulit kering – Diabetesi sering mengalami gejala kulit gatal dan kering akibat diabetes, bersisik, atau pecah-pecah. Menurut American Diabetes Association, 1 dari 3 orang akan mengalami ciri-ciri diabetes seperti kulit kering dan gatal. Ini menunjukkan bahwa masalah pada kulit menjadi gejala yang umum pada diabetes.

  1. Ondisi ini terjadi karena tubuh Anda kehilangan banyak cairan lewat urine.
  2. Akibatnya, kulit pun jadi kehilangan kelembapan alaminya.
  3. Di samping itu, kulit gatal karena diabetes bisa terjadi akibat berkurangnya fungsi saraf dan terhambatnya sirkulasi darah.
  4. Gula darah yang tinggi akan memengaruhi cara kerja sistem saraf dan menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak zat sitokin.

Sitokin merupakan protein kecil yang membantu penghantaran sinyal antarsel. Produksi sitokin yang berlebihan dapat membuat kulit meradang, kering, gatal, dan pecah-pecah. Diabetes juga bisa menimbulkan gejala lain berupa bercak hitam pada kulit ( akantosis nigrikans ).

Apa yang terjadi jika diabetes dibiarkan?

Apa saja komplikasi dan akibat dari Diabetes? – Direktorat P2PTM 28 Januari 2019 Ciri-Ciri Penyakit Diabetes Yang Sudah Parah Komplikasi Diabetes berkembang secara bertahap. Ketika terlalu banyak gula menetap dalam aliran darah untuk waktu yang lama, hal itu dapat mempengaruhi pembuluh darah, saraf, mata, ginjal dan sistem kardiovaskular. Komplikasi termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual.

Apakah Kopi Baik untuk penderita diabetes?

Kafein berpotensi mencegah infeksi COVID-19? – Ciri-Ciri Penyakit Diabetes Yang Sudah Parah Pada beberapa hasil penelitian didapatkan hasil bahwa kafein bermanfaat untuk menghambat enzim 3CLpro yang dihasilkan oleh virus COVID-19. Enzim ini berperan dalam memperbanyak materi genetik dan jumlah virus dalam tubuh. Selain menghambat enzim 3CLpro, kafein ternyata dapat menekan produksi senyawa yang menyebabkan terjadinya inflamasi atau,

Dengan kata lain, kandungan kafein yang biasa ditemukan dalam kopi berpotensi mencegah atau mengurangi gejala COVID-19 dengan cara menghambat kerja enzim virus. Tetapi penelitian ini masih dalam tahap awal dan perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya. Pertanyaan selanjutnya, berapa banyak kopi yang sebaiknya diminum dalam satu hari? Beberapa penelitian menganjurkan untuk mengonsumsi kopi paling tidak 4 cangkir sehari untuk prediabetes untuk membantu mencegah diabetes.

Sementara bagi penderita diabetes dianjurkan tidak lebih dari 3 cangkir kopi sehari. Konsumsi kopi tentu harus memperhatikan kenyamanan pasien mengingat adanya efek samping dari kopi berupa kecemasan, jantung berdebar, sulit tidur, masalah lambung dan lain sebagainya.

  1. Selain itu, harus diperhitungkan juga kondisi pasien diabetes yang memiliki berbagai risiko komplikasi dari diabetes.
  2. Berdasarkan hasil-hasil penelitian, konsumsi kopi akan memberi manfaat seperti yang disebutkan di atas apabila konsumsi kopi berlangsung dalam jangka waktu lama, bersifat kebiasaan habitual, atau paling tidak selama 24 minggu.

: Manfaat Kopi pada Penderita Prediabetes dan Diabetes

Berapa kali buang air kecil penderita diabetes?

29 April 2019 Ilustrasi : tanda dan gejala diabetes yang dialami seseorang (vektor by freepik, desain ulang anitasari) Meningkatnya frekuensi buang air kecil Karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, penderita jadi lebih sering kencing daripada orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari. Ini berlanjut bahkan di malam hari.

  • Penderita terbangun beberapa kali untuk buang air kecil.
  • Itu pertanda ginjal berusaha singkirkan semua glukosa ekstra dalam darah.
  • Rasa haus berlebihan Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita merasa haus dan butuhkan banyak air.
  • Rasa haus yang berlebihan berarti tubuh Anda mencoba mengisi kembali cairan yang hilang itu.

Sering ‘pipis‘ dan rasa haus berlebihan merupakan beberapa “cara tubuh Anda untuk mencoba mengelola gula darah tinggi,” jelas Dr. Collazo-Clavell seperti dikutip dari Health.com. Penurunan berat badan Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang digunakan sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan bakar. Kelaparan Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya. Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan lebih menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel. Kulit jadi bermasalah Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi tanda peringatan diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit jadi gelap di sekitar daerah leher atau ketiak. Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda diabetes lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan akibat glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri. Diabetes mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh darah sembuhkan luka.

Infeksi jamur “Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi,” demikian Dr. Collazo-Clavell menjelaskan. Hal itu berarti meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.

Iritasi genital Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal. Keletihan dan mudah tersinggung “Ketika orang memiliki kadar gula darah tinggi, tergantung berapa lama sudah merasakannya, mereka kerap merasa tak enak badan,” kata Dr. Collazo-Clavell. Bangun untuk pergi ke kamar mandi beberapa kali di malam hari membuat orang lelah. Akibatnya, bila lelah orang cenderung mudah tersinggung. Pandangan yang kabur Penglihatan kabur atau atau sesekali melihat kilatan cahaya merupakan akibat langsung kadar gula darah tinggi. Membiarkan gula darah Anda tidak terkendali dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan permanen, bahkan mungkin kebutaan. Pembuluh darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun mengalami hiperglikemia dan mikro-aneurisma, yang melepaskan protein berlemak yang disebut eksudat. Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit yang membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh diabetes. Masih seperti penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan merajalela terlalu lama, kerusakan saraf bisa menjadi permanen.

Apa gejala diabetes pada kaki?

Gejala Luka Diabetes – Sebelum mengenali gejala luka diabetes, ketahui dulu tanda-tanda kerusakan saraf pada penderita diabetes. Berikut adalah tanda-tanda jika penderita diabetes mengalami kerusakan saraf:

Warna kulit menjadi gelap di sekitar area yang terpengaruh Berkurangnya persepsi terhadap suhu Muncul rasa sakit Rambut atau bulu rontok pada bagian tubuh yang mengalami gangguan Kesemutan dan

See also:  Makanan Yang Baik Untuk Penderita Diabetes Asam Urat Dan Kolesterol?

Jika penderita diabetes merasakan keluhan seperti yang disebutkan di atas, waspadai kemungkinan munculnya luka diabetes. Beberapa gejala luka diabetes adalah:

Luka, lecet, kapalan, serta perubahan pada kulit atau kuku kaki Keluarnya cairan atau nanah Muncul bau tidak sedap dari kaki atau bagian tubuh yang terluka Kulit menjadi kemerahan Sakit Bengkak

Pada luka diabetes yang parah akan muncul jaringan hitam di sekitar luka. Jaringan hitam ini terbentuk karena terhambatnya aliran darah ke area kaki yang mengalami luka. Namun, perlu diingat bahwa gejala luka diabetes ini tidak selalu terlihat jelas. Bahkan bagi sebagian penderita diabetes, gejala ini tidak muncul sampai ia mengalami infeksi.

Skala 0: tidak ada luka terbuka Skala 1: luka tidak sampai menyerang lapisan kulit yang lebih dalam Skala 2: terjadi luka yang lebih dalam hingga mencapai tulang, tendon, dan kapsul sendi Skala 3: luka menyerang jaringan yang lebih dalam hingga menyebabkan abses, osteomielitis, atau tendonitis Skala 4: gangrene di sebagian kaki depan atau tumit Skala 5: gangrene pada seluruh kaki

Luka diabetes akibat infeksi dan aliran darah yang buruk dapat menyebabkan, yaitu kematian otot, kulit, dan jaringan pada kaki. Jika gangrene tidak membaik dengan pengobatan medis, penderita diabetes mungkin harus menjalani prosedur atau pemotongan bagian kaki yang mengalami kerusakan. Untuk mengurangi risiko terjadinya gangrene, berikut adalah beberapa yang bisa dilakukan:

Membersihkan luka Menggunakan sandal atau sepatu yang tidak sempit Memasang perban khusus pada luka Menggunakan obat-obatan dari dokter

Penderita diabetes juga disarankan untuk berkonsultasi ke secara rutin agar kadar gula darah tetap terkontrol. Rutin ke dokter juga bisa membuat gejala luka diabetes dikenali dan ditangani sedini mungkin. Terakhir diperbarui: 24 September 2022 : Luka Diabetes, Kenali Penyebab dan Gejala yang Mungkin Muncul

Kenapa Penderita diabetes kakinya sering sakit?

Diabetes sebagai penyakit dengan kondisi gula darah dalam tubuh tinggi bisa menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah luka kaki diabetes atau ulkus diabetikum. Seperti diketahui, gula darah tinggi pada penderita diabetes karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau insulin tidak dapat berkerja secara optimal (resistensi insulin).

Padahal insulin sangat dibutuhkan untuk menyerap glukosa atau gula dari makanan untuk dijadikan energi pada tubuh. Glukosa yang menumpuk dalam darah menyebabkan kadar gula darah tinggi. Luka kaki diabetes adalah luka yang disebabkan infeksi atau kerusakan jaringan pada kaki orang yang menderita diabetes.

Masalah kaki pada penderita diabetes ini terjadi seiring waktu saat gula darah tinggi merusak saraf dan pembuluh darah di kaki. Kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik itu dapat menyebabkan nyeri, kesemutan bahkan hilangnya sensasi rasa pada kaki. Ciri-Ciri Penyakit Diabetes Yang Sudah Parah Infeksi dan aliran darah yang buruk bisa menyebabkan kematian jaringan tubuh seperti otot, kulit dan jaringan lainnya. Jika luka kaki diabetes tidak sembuh dengan berbagai pengobatan, maka ancamannya adalah kaki harus diamputasi. Amputasi adalah operasi untuk memotong jari kaki, kaki atau bagian kaki yang rusak untuk mencegah penyebaran infeksi.

Apakah penderita diabetes tidak boleh makan pisang?

Diabetes dan kandungan pisang – Pengidap diabetes harus selalu menjaga pola makannya agar kadar gula dalam darahnya tetap stabil. Salah satu caranya, adalah dengan menghindari bahan makanan yang tinggi akan kadar gula. Nah buah pisang, dikutip dari Healthline, tinggi akan karbohidrat dan zat gula.

  • Arbohidrat sendiri adalah nutrisi yang sangat cepat menaikkan kadar gula dalam darah, dibanding nutrisi dalam makanan lainnya.
  • Etika kadar gula dalam darah seseorang yang sehat (tanpa diabetes) naik, maka insulin akan keluar.
  • Insulin bekerja mengeluarkan gula dari darah dan memasukkannya ke dalam sel untuk disimpan.

Baca juga: Manfaat Mengonsumsi Pisang bagi Kesehatan Pria Mekanisme ini, tak berjalan pada mereka yang mengidap diabetes. Entah disebabkan karena tubuh gagal memproduksi insulin dalam jumlah cukup, atau sel resisten terhadap insulin. Ketika pengidap diabetes tak bisa menjaga pola makannya dengan memilih asupan makanan yang aman, maka level gula darahnya bisa naik secara drastis dan membahayakan tubuh itu sendiri.

Nah buah pisang, rata-rata mengandung sekitar 29 gram karbohidrat, 112 gram kalori, dan 15 gram gula. Meski tinggi kadar gula, namun pisang juga mengandung 3 gram serat. Nah serat ini, adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh semua pengidap diabetes. Serat bisa memperlambat perombakan dan penyerapan karbohidrat dan zat gula, sehingga bisa menghambat gula darah naik dengan cepat.

Jadi pada intinya, pisang aman-aman saja dimakan oleh penderita diabetes, asal dikonsumsi dengan cara yang tepat. Baca juga: 6 Mitos soal Diabetes yang Menyesatkan, Apa Saja? Ciri-Ciri Penyakit Diabetes Yang Sudah Parah SHUTTERSTOCK Pengidap diabetes tetap bisa makan pisang asal dikonsumsi dengan cara yang tepat.

Kenapa Penderita diabetes Susah tidur malam?

Menurut Cunha., et al, (2008) bahwa pasien diabetes melitus dapat mengalami gangguan istirahat tidur atau insomnia yang disebabkan karena gangguan metabolisme sehingga menyebabkan diuresis osmosis dan dehidrasi dengan manifestasi nokturia serta gangguan stres dan kecemasan sehingga menurunkan waktu istirahat tidur.

Apakah kurang tidur bisa menyebabkan diabetes?

Liputan6.com, Jakarta – Diabetes merupakan kondisi kadar gula darah tubuh yang lebih tinggi dari seharusnya akibat kekurangan insulin. Mencegah dan mengelola diabetes berarti menjaga kadar gula darah dan menghindari lonjakan serta penurunan gula darah secara drastis.

Diabetes sering dikaitkan dengan konsumsi gula berlebih. Namun, tahukah Anda bahwa diabetes dapat mempengaruhi tidur dan berhubungan dengan beberapa gangguan tidur ? Menurut situs Verywell Health, kurang tidur dapat membuat diabetes lebih sulit dikelola. Kurang tidur menyebabkan resistensi insulin—yaitu kondisi ketika tubuh Anda tidak merespons insulin secara normal—yang menimbulkan dampak signifikan pada kadar gula darah dalam tubuh.

Komplikasi diabetes terjadi karena kurang tidur atau memiliki gangguan tidur. Tidur kurang dari tujuh jam setiap malamnya dapat menyebabkan komplikasi di bawah ini: -Meningkatnya rasa lapar yang memengaruhi nafsu makan dan seberapa banyak Anda makan. -Mengidam makanan yang mungkin membuat Anda lebih sulit menghindari makanan tinggi karbohidrat dan tinggi gula sehingga mengakibatkan lonjakan dan penurunan gula darah.

Peningkatan resistensi insulin. -Tekanan darah tinggi yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung. -Sistem kekebalan tubuh buruk yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melawan infeksi. -Peningkatan risiko gangguan kesehatan mental termasuk kecemasan dan depresi. Jenis diabetes yang paling sering terjadi yaitu diabetes tipe 2, yaitu kondisi ketika kadar gula darah melebihi nilai normal akibat resistensi insulin.

Menurut situs Verywell Health, terdapat banyak jenis masalah tidur yang berhubungan dengan diabetes tipe 2, termasuk: * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apakah orang diabetes bisa hidup normal?

Walaupun termasuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tetapi pasien diabetes tetap dapat beraktivitas normal selama menjalani pola hidup sehat. Selain agar menjaga kualitas hidup, menjaga pola hidup sehat juga dapat mengurangi apabila terjadi peningkatan risiko berbagai komplikasi.

Apakah penderita diabetes bisa normal kembali?

Beranda Ruang Publik Tips & Trik CAReHealth Penyakit Diabetes Bisa Sembuh Total?

Penyakit Diabetes Bisa Sembuh Total? www.google.com Jika sudah terkena diabetes, penderitanya tak bisa sembuh total. Karena itu, Anda perlu tahu beberapa cara mencegah penyakit diabetes. Apa saja? Banyak penderita diabetes sangat pesimis akan kesembuhan penyakit mereka, namun apakah memang benar bahwa diabetes itu tidak dapat disembuhkan? Jawabannya, adalah tidak dapat dikatakan sembuh total.

  • Tak heran, kita sering mendengar banyak informasi yang menyampaikan cara mencegah penyakit diabetes, Karena begitu penyakit diabetes muncul, maka penyakit diabetes menjadi permanen.
  • Arena itu untuk kasus penyakit diabetes jika belum sampai terjadi mencegah adalah hal yang lebih baik daripada mengobati.
See also:  Gejala Diabetes Yang Tidak Disadari?

Meskipun diabetes tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat ditangani dan dikontrol. Artinya, penderita bisa mempertahankan kadar gula darah tetap dalam kadar normal sehingga tidak menyebabkan komplikasi (penyakit lanjutan yang lebih berat dari penyakit awal).

Dengan demikian diharapkan penderita tetap hidup normal tanpa muncul gejala diabetes yang mengganggu. Lalu bagaimana cara menangani dan mengontrol diabetes? Untuk mengetahuinya, sangat disarankan kita harus mengenal lebih dulu apa itu kondisi diabetes. Memahami Kondisi Diabetes Diabetes melitus (DM) atau sering disebut kencing manis merupakan suatu keadaan tubuh mengalami gangguan dalam menyeimbangkan kadar gula.

Pada kondisi tersebut, kadar gula di dalam tubuh penyandang diabetes berada dalam kadar yang sangat tinggi. Di dalam medis, kondisi tingginya kadar gula di dalam darah disebut hiperglikemia. Bagaimana kadar gula darah pada penyandang diabetes dapat meningkat? Hal ini disebabkan oleh gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin seimbang dengan jumlah kadar gula di dalam darah.

Pasalnya, hormon insulin adalah hormon utama yang mengendalikan gula dari darah ke dalam sebagian besar sel-sel di tubuh. Hormon insulin dapat dikatakan memiliki tugas membawa dan menyerap glukosa (gula di dalam darah) menjadi energi. Dari sudut pandang fungsi hormon insulin, diabetes dibedakan menjadi dua tipe, yakni: Diabetes Tipe 1 Pada orang yang mengalami diabetes tipe 1, yang terjadi di dalam tubuhnya adalah hormon insulin gagal diproduksi oleh organ pankreas.

Dengan demikian gula di dalam darah terlalu banyak dan gagal menjadi energi karena tidak cukup banyaknya jumlah hormon insulin. Diabetes Tipe 2 Pada pasien diabetes tipe 2, apa yang terjadi pada tubuh mereka berbeda dengan diabetes tipe 1. Kondisi jumlah hormon insulin pada penyandang diabetes tipe 2 dapat dikatakan cukup menyeimbangkan jumlah kadar gula.

  • Namun, yang terjadi adalah hormon insulin mengalami kelainan fungsi.
  • Yakni gagal menyerap dan mengubah gula menjadi energi.
  • Etika hormon insulin gagal melakukan fungsinya membantu mengubah gula menjadi energi, maka hal yang terjadi adalah kadar gula di dalam darah menjadi meningkat dan gagal menjadi energi.

Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Pada Seseorang Diabetes dapat disebabkan oleh dua golongan faktor risiko, yakni: 1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi Artinya adalah terdapat beberapa keadaan tubuh seseorang yang lebih memungkinkan terjadinya diabetes pada seseorang karena faktor sejak bawaan sejak lahir dan tidak dapat di ubah.

Genetika; terdapat riwayat keluarga yang pernah mengalami diabetes semakin meningkatkan terjadinya diabetes pada seseorang. Umur; faktor penuaan membuat beberapa organ mengalami penurunan fungsi. Salah satu yang paling berperan dalam diabetes adalah organ pankreas yang berpotensi mengalami penurunan fungsi memproduksi hormon insulin. Karena risiko diabetes melitus meningkat seiring meningkatnya usia, maka sangat disarankan jika Anda berusia >45 tahun, sebaiknya mulai rutin untuk memeriksa kadar gula darah secara teratur. Berat badan ketika lahir; riwayat Ibu melahirkan bayi dengan berat lahir bayi >4000 gram atau Ibu pernah menderita DM saat hamil (DM gestasional) semakin meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Sebaliknya, riwayat lahir dengan berat badan rendah (< 2,5 kg) pun memiliki risiko mengalami terjangkitnya diabetes pada saat sang bayi tumbuh dewasa.

2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi Faktor ini adalah penyebab diabetes sebagai akibat dari gaya hidup. Faktor ini adalah penyebab diabetes sebagai konsekuensi dari gaya hidup yang kurang baik. Contohnya seperti:

Obesitas; berat badan berlebih sangat berisiko untuk terkena penyakit diabetes. Aktivitas fisik kurang; tubuh yang cenderung jarang olahraga, atau jarang aktif bergerak, sangat berisiko mengalami diabetes. Merokok; merokok tidak hanya berbahaya bagi organ pernapasan dan jantung, tapi juga semakin meningkatkan seseorang terkena penyakit diabetes. Penyakit darah tinggi; Pada seseorang yang menyepelekan kondisi darah tinggi (hipertensi), maka besar kemungkinan dirinya dapat mengalami diabetes di kemudian hari. Kolesterol tinggi; sama halnya seperti hipertensi, kondisi kolesterol yang tidak terkendali, dapat menyebabkan diabetes. Batas rata-rata ambang kadar kolesterol yang berisiko menyebabkan diabetes adalah dengan kadar HDL (lemak baik) 250 mg/dL. Oleh karena itu penting adanya untuk senantiasa memeriksa kadar kolesterol Anda secara berkala. Pola makan tidak sehat; Jika terlalu banyak makanan yang tinggi gula dan rendah kandungan serat maka sangat memungkinkan untuk meningkatkan risiko diabetes. Kondisi polycystic ovary syndrome (PCOS); Terjadi pada wanita, ditandai dengan adanya menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut yang banyak (kumis, rambut di lengan, dll), dan obesitas.

Hal-hal tersebut adalah faktor risiko yang dapat menyebabkan diabetes. Terdapat hal lainnya yang wajib Anda cermati, yakni gejala diabetes. Karena jika gejala-gejala diabetes tersebut muncul, sudah saatnya penanganan dan cara mencegah penyakit diabetes perlu dilakukan. Gejala Diabetes Seseorang harus mewaspadai jika terdapat gejala diabetes yang paling utama berikut ini:

Selalu haus (polidipsi), Banyak makan (poliphagi), Banyak kencing (poliuri), Badan selalu lemas dan berat badan menurun secara drastis, meskipun penderita makan dan minum banyak.

Lalu, apa yang dapat dilakukan jika gejala-gejala tersebut muncul? Anda dapat menyikapi gejala tersebut dengan beberapa cara berikut ini: 1. Mulailah Mencermati Kadar Gula Darah Anda Caranya cukup sederhana, yakni cukup dengan mencermati kadar gula darah Anda.

Kadar gula darah sewaktu: Perhitungan gula darah kapan saja. Nilai normal kurang dari 140 mg/dl. Kadar gula darah puasa: Perhitungan gula darah yang dihitung saat puasa (delapan jam terakhir) dengan nilai normal kurang dari 100 mg/dl. Kadar gula darah dua jam setelah makan: Perhitungan gula darah pada saat dua jam setelah makan dengan nilai normal kurang dari 140 mg/dl.

2. Mulailah untuk Konsultasi ke Dokter Anda Dengan melakukan kunjungan ke dokter dan mendapatkan pemeriksaan, maka dokter akan mulai memberikan saran dan rekomendasi langkah penanganan dan pencegahan diabetes agar tidak menjadi semakin parah. Pasalnya, jika kondisi diabetes disepelekan dan dibiarkan tanpa penanganan maka besar risiko terjadinya komplikasi penyakit yang lebih mematikan, di antaranya seperti:

Gagal ginjal ringan sampai berat. Mata kabur disebabkan adanya katarak atau kerusakan retina. Gangguan pada saraf perifer (bagian dari sistem saraf yang didalam sarafnya terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke (sel saraf sensorik/rabaan) dan dari (sel saraf motorik/gerakan) sistem saraf pusat (SSP), yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang) yang ditandai dengan gejala kesemutan, rasa kebas dan kebal pada anggota tubuh. Gangguan saraf pusat (bagian dari sistem saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang) yang dapat menimbulkan gangguan peredaran darah otak sehingga memudahan terjadinya stroke. Gangguan pada jantung berupa penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit di pembuluh darah jantung yang disebabkan adanya lemak di dalam dinding pembuluh darah. Gangguan pada hati berupa timbunan lemak di hati dan kerusakan pada hati. Gangguan pada pembuluh darah berupa penyakit hipertensi (darah tinggi) dan penyumbatan dinding pembuluh darah (arterosklerosis). Gangguan pada saraf dan pembuluh darah dapat menimbulkan impotensi. Paru–paru menjadi mudah terserang penyakit tuberculosis (TBC).

See also:  How Does Diabetes Affect My Pregnancy?

Diabetes melitus adalah penyakit yang dapat dicegah. Sehingga lakukan pencegahan penyakit diabetes dan segera kenali faktor risiko yang Anda miliki. Apabila Anda memiliki faktor risiko yang disebutkan di atas, segera lakukan usaha pencegahan penyakit diabetes dengan memeriksakan kadar gula darah Anda secara berkala, diet sehat, olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengontrol penyakit yang mendasari (hipertensi, kolesterol, PCO).

Selalu kontrol kadar gula darah Anda dengan melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala. Minum obat secara rutin. Obat-obatan anti diabetes berbentuk tablet (oral) atau injeksi insulin (suntikan).

2. Olahraga secara rutin dua kali dalam seminggu, Olahraga dapat membantu penderita untuk menjaga berat badan, membakar kalori, menurunkan kekebalan terhadap hormon insulin dan menjaga kadar gula darah tetap dalam keadaan normal.3. Menjaga asupan makanan,

Pengelompokan Standar Kebutuhan Kalori dalam Sehari
Standar I 1100 kalori
Standar II 1300 kalori
Standar III 1500 kalori
Standar IV 1700 kalori
Standar V 1900 kalori
Standar VI 2100 kalori
Standar VII 2300 kalori
Standar VIII 2500 kalori

Standar I – III : Untuk orang gemuk Standar IV – V : Untuk orang berat badan ideal Standar VI – VII : Untuk orang kurus Untuk menentukan apakah seseorang gemuk, kurus atau termasuk kedalam kategori berat badan ideal digunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Kategori IMT kurus :

Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4

2. Kategori berat badan normal : 18,5 – 25,0 3. Kategori berat badan gemuk :

Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

4. Mengelola stres, Stres berperan besar dalam ketidakseimbangan gula darah. Stres dapat memicu resistensi insulin, meningkatkan berat badan, meningkatkan peradangan, dan akhirnya dapat menyebabkan diabetes. Cara Penanganan Diabetes Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.

  1. Sedangkan pada diabetes tipe 2 penanganan utama dilakukan dengan cara melakukan diet dan olahraga yang teratur.
  2. Jika tidak membantu diperlukan terapi obat anti diabetes.
  3. Eberhasilan terapi DM sangat ditentukan oleh peranan pasien dalam mengontrol dan merawat dirinya sendiri.
  4. Melalui edukasi pasien akan mengetahui bagaimana usahanya sendiri atau peranannya dalam membantu terapi dokter.

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri dalam meningkatkan keberhasilan terapi DM adalah :

mengatur dietnya. merawat kaki sehat. merawat luka. menyuntik insulin sendiri. mengatur porsi olahraga. memonitor gula darah dan kadar gula di dalam urin.

Hal terakhir yang perlu diketahui adalah perlunya dukungan dari orang-orang terdekat kepada penyandang diabetes. Dukungan keluarga, teman ataupun relasi kepada penyandang diabetes dapat memberikan sebuah dorongan semangat untuk menjalani pola hidup sehat. Sumber : www.futuready.com,

Benarkah diabet tidak bisa sembuh?

Sayangnya, diabetes tidak bisa disembuhkan secara total. Namun, kadar gula darah Anda mungkin saja turun hingga taraf normal. Diabetes adalah kondisi tingginya kadar glukosa dalam darah. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengolah glukosa menjadi energi dengan baik.

Apa yang terjadi jika diabetes tidak diobati?

7 Hal Menakutkan yang Akan Terjadi jika Diabetes Tidak Dirawat dengan Benar Halaman all – Kompas.com KOMPAS.com – Menjalani berbagai pengobatan untuk mengatasi diabetes harus dijalani dengan konsistensi tinggi, seperti rutin minum obat, mengecek kadar gula darah, dan menyuntikkan insulin ke dalam tubuh.

  • Meski mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, dan minum obat tidak dapat menyembuhkan diabetes, tetapi dapat mencegahnya menjadi lebih buruk.
  • Sebaliknya, berbagai masalah bisa terjadi pada tubuh, jika Anda menghindari langkah-langkah tersebut:
  • 1. Meningkatnya kolesterol dan tekanan darah

Pada penderita diabetes tipe 1, tubu berhenti memproduksi insulin, hormon yang mengatur gula darah. Sedangkan diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan sempurna. Ini menyebabkan kadar HDL (kolesterol baik) menjadi menurun dan lemak berbahaya (trigliserida) akan meningkat.

  • Resistensi insulin juga menyebabkan sempitnya arteri yang akan meningkatkan tekanan darah.
  • Hasilnya, sekitar 70 persen penderita diabetes juga mengalami hipertensi, stroke, sakit jantung, dan masalah ingatan.
  • Jika Anda tidak mengontrol tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, baik itu dnegan makanan sehat dan olahraga atau dengan mengonsumsi obat, terjadinya komplikasi akan semakin cepat, ujar Robert Gabbay, MD, PhD dari Joslin Diabetes Center, Boston.2.

Penglihatan kabur Retinopati atau rusaknya salah satu jaringan pada mata yang menyebabkan sensitif pada cahaya dialami oleh lebih dari 4 juta penderita diabetes. Ini terjadi karena tingginya glukosa pada darah sehingga merusak pembuluh darah pada mata.

  • Prosesnya dapat terjadi pada tujuh tahun awal sebelum diagnosis.
  • Awalnya memang tak ada gejala khusus, tetapi semakin lama, penglihatan akan lebih gelap.
  • Sebuah penelitian mengungkap bahwa penderita diabetes tipe 2, ketika kadar glukosa darah meningkat 1 persen tiap waktu akan berisiko pada masalah mata sepertiganya.

Dalam kurun waktu 20 tahun, 80 persen penderita diabetes mengalami retinopati dan sekitar 10.000 mengalami kebutaan, ujar Hatipoglu.3. Gagal ginjal Pada kasus ini, gula darah tinggi akan mengental dan akan merusak nefron, struktur kecil yang menyaring darah dalam ginjal.

  1. Jika Anda tidak melakukan pengobatan rutin pada diabetes, akan terjadi kerusakan pada ginjal dalam 10 tahun dan sekitar 40 persen akan gagal ginjal, kata Hatipoglu.
  2. 4. Gangguan pada saraf
  3. Sekitar 7,5 persen dari penderita diabetes memiliki neuropati atau kerusakan saraf yang disebabkan oleh tingginya glukosa darah ketika mereka didiagnosis diabetes.

Tidak ada gejala apa pun di awal, Anda mungkin hanya akan merasa sedikit kesemutan di bagian tangan atau kaki, kata Gabbay. Tetapi, semakin lama neuropati akan menyebabkan rasa sakit, menjadi lemah, hingga adanya masalah pada saluran pencernaan.5. Kehilangan kaki Karena adanya kerusakan saraf pada otak dan tubuh bagian bawah, otot kaki menjadi lemah dan bentuk kaki akan berubah.

Selain itu, borok dan mati rasa juga akan muncul karena adanya benturan-benturan kecil pada kaki. Sirkulasi darah menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan pembuluh darah rusak dan memperlambat penyembuhan. Akibatnya, infeksi akan menyebar ke tulang dan penderita diabetes harus menjalani amputasi.6.

Serangan jantung Selain meningkatnya tekanan darah dan kolesterol, tekanan darah juga dapat merusak pembuluh darah, arteri, dan otot jantung. Penderita diabetes berisiko 2 kali lipatnya untuk terkena serangan jantung dan 4 kali lipat terkena stroke. Serangan jantung merupakan pembunuh nomor satu.

Selain fatal, bisa menyebabkan kelumpuhan dan cacat.7. Kesempatan hidup lebih kecil Semua penyakit di atas dapat menyebabkan kematian yang lebih cepat. Sebuah riset terbaru menunjukkan, wanita dengan diabetes tipe 1 memiliki kemungkinan hidup 13 tahun lebih sedikit ketimbang orang yang tidak pengidap penyakit tersebut.

Diabetes menduduki peringkat ke-7 sebagai penyakit yang menyebabkan kematian. ( Mutia Zulfa ) Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link, kemudian join.

Adblock
detector