Halodoc, Jakarta – Diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki beberapa gejala yang sama. Namun, sebenarnya kedua penyakit ini tidak berhubungan. Kedua penyakit ini menyebabkan masalah yang berbeda dan perawatan yang sangat berbeda pula. Diabetes melitus dikenal sebagai diabetes, terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin untuk mengontrol jumlah glukosa dalam darah. Sedangkan diabetes insipidus adalah kondisi langka yang tidak berhubungan dengan pankreas dan gula darah. Diabetes insipidus terjadi ketika ginjal menghasilkan lebih banyak urine.
Apa perbedaan antara penyakit diabetes melitus dan diabetes insipidus brainly?
KOMPAS.com – Diabetes insipidus dan diabetes melitus adalah penyakit yang tidak terkait, tetapi memiliki nama yang mirip. Dua masalah kesehatan ini memiliki beberapa gejala yang sama meski penyebabnya sangat berbeda. Diabetes insipidus adalah kondisi langka saat ginjal tidak mampu menahan air, sedangkan diabetes melitus adalah kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi cukup atau merespons insulin secara normal sehingga menyebabkan kadar gula (glukosa) menjadi tidak normal.
Apakah perbedaan diabetes insipidus dan diabetes melitus Roboguru?
Perbedaan diabetes insipidus dan diabetes melitus terletak pada penyebabnya. Diabetes insipidus dan diabetes melitus merupakan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi. Diabetesinsipidus merupakanpenyakit banyak kencingyang terjadi akibat kekurangan hormonADH.Diabetes melitus, yaitu penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa di dalam darah sehinggaurine yang dihasilkan masih mengandung glukosa.
Apa penyebab dari penyakit diabetes insipidus?
Penyebab Diabetes Insipidus – Hormon antidiuretik atau ADH merupakan hormon yang berperan untuk membatasi pembuangan cairan tubuh berupa urine dilihat dari tingkat kebutuhan cairan tubuh. Apabila tubuh memerlukan cairan lebih banyak, hormon ini akan mulai bekerja dan tubuh bisa memproduksi urine lebih sedikit.
Diabetes insipidus bisa muncul saat tubuh mengalami kekurangan hormon ADH atau apabila kinerja hormon tersebut mengalami gangguan. Artinya, semua keadaan yang menjadi penyebab kurangnya atau terganggunya kinerja hormon ini bisa berujung pada diabetes insipidus. Adapun penyebab diabetes insipidus dilihat dari jenisnya: Diabetes Insipidus Kranial Disebut juga diabetes insipidus sentral, diabetes insipidus kranial terjadi karena kerusakan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus.
Bagian ini berfungsi untuk membuat hormon ADH, sementara kelenjar pituitari bertugas untuk menyimpan hormon tersebut. Rusaknya kelenjar pituitari atau hipotalamus akan mengakibatkan terganggunya produksi ADH. Penyebabnya bisa karena:
Cedera kepala berat. Tumor otak. Operasi pada otak atau kelenjar pituitari. Adanya kelainan genetik, seperti sindrom Wolfram. Adanya infeksi pada otak, seperti meningitis atau ensefalitis. Terjadinya kerusakan pada otak karena kurangnya aliran darah maupun oksigen, seperti saat mengalami stroke atau tenggelam.
Namun, sepertiga dari semua kasus diabetes insipidus kranial tidak diketahui penyebabnya. Diduga, ini karena adanya masalah autoimun, suatu kondisi ketika sistem imunitas tubuh mengalami masalah dan menyerang sel sehat yang membuat hormon ADH. Diabetes Insipidus Nefrogenik Jenis diabetes insipidus ini terjadi karena kelainan pada struktur organ ginjal, sehingga organ tersebut tidak mampu merespons hormon ADH dengan optimal.
Masalah ini bisa terjadi karena kelainan genetik yang terjadi sejak lahir atau congenital nephrogenic diabetes insipidus, Tak hanya itu, diabetes insipidus jenis ini juga bisa terjadi karena masalah kesehatan lain yang muncul setelah seseorang berusia dewasa atau acquired nephrogenic diabetes insipidus,
Misalnya:
Dampak dari pemakaian lithium dalam jangka waktu yang lama. Penyumbatan pada saluran kemih. Kadar kalsium dalam tubuh berlebih atau hiperkalsemia. Kadar kalium dalam tubuh berlebih atau hipokalemia. Penyakit ginjal yang sifatnya kronis.
Diabetes Insipidus Dipsogenik Diabetes insipidus dipsogenik disebabkan karena masalah pada pengiriman sinyal dari otak yang berkaitan dengan rasa haus. Hal ini membuat pengidapnya selalu merasa haus dan minum dalam jumlah lebih banyak, bahkan melebihi kebutuhan harian tubuhnya. Tak berbeda dengan diabetes insipidus kranial, jenis diabetes insipidus ini juga terjadi karena:
Cedera pada kepala. Peradangan atau infeksi. Tumor otak. Pernah menjalani operasi otak.
Selain itu, diabetes insipidus dipsogenik atau polidipsia primer juga diyakini berhubungan dengan konsumsi obat tertentu atau kelainan mental, seperti skizofrenia. Diabetes Insipidus Gestasional Diabetes insipidus gestasional hanya terjadi pada ibu hamil.
- Masalah kesehatan ini muncul saat plasenta memproduksi enzim yang mengakibatkan kerusakan pada hormon ADH.
- Tak hanya itu, produksi hormon prostaglandin yang mengalami peningkatan turut mengakibatkan ginjal menjadi kurang sensitif terhadap hormon ADH.
- Ondisi ini bisa dibilang jarang terjadi dan bisa membaik setelah ibu melahirkan.
Meski demikian, tetap perlu waspada karena masalah kesehatan ini bisa berulang pada kehamilan berikutnya.
Apakah penyakit diabetes insipidus penyakit berbahaya?
Diabetes Aditya Prasanda, 09 Feb 2022 Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter Diabetes insipidus dapat mencetuskan komplikasi berupa gangguan gigi dan mulut maupun overhidrasi. Ketahui alasannya lewat ulasan berikut. Diabetes insipidus merupakan kondisi ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh. Kelainan langka ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala khas berupa rasa haus ekstrem dan peningkatan frekuensi buang air kecil. Jika tidak segera ditangani, bahaya diabetes insipidus bisa menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi, gangguan gigi dan mulut, elastisitas kulit berkurang, penurunan berat badan, maupun overhidrasi.
- Bagaimana komplikasi diabetes insipidus tersebut terjadi? Yuk cari tahu.
- Diabetes insipidus terjadi karena rusaknya bagian otak bernama hipotalamus dan kelenjar pituitari.
- Hipotalamus merupakan bagian otak yang memproduksi antidiuretic hormone (ADH) alias vasopressin.
- ADH merupakan hormon yang bertugas membantu mengatur kadar cairan di dalam tubuh.
Hormon ini bekerja dengan mengembalikan cairan ke dalam aliran darah usai disaring oleh ginjal. Artikel Lainnya: Bahaya Dehidrasi Bagi Penderita Diabetes Tipe 2 Seperti diketahui, ginjal menyaring cairan darah, lantas membuang produk limbah yang tidak dibutuhkan tubuh melalui urine.
- Nah, sebagian besar cairan yang sudah disaring dan tetap diperlukan, akan dikembalikan oleh antidiuretic hormone ke dalam aliran darah.
- Hormon antidiuretik disimpan di kelenjar pituitari, kelenjar kecil yang ditemukan di dasar otak.
- Etika hipotalamus maupun kelenjar pituitari mengalami kerusakan, hal ini memengaruhi produksi, penyimpanan, dan pelepasan kadar ADH.
Akibatnya, cairan yang disaring ginjal dan seharusnya dikembalikan ke darah, justru ikut dibuang melalui urine. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh. Sehingga, mencetuskan salah satu gejala khas diabetes insipidus berupa produksi urine berlebih.
- Bahkan, pengidap diabetes insipidus bisa pipis hingga 20 liter dalam sehari.
- Sebagai perbandingan, orang dewasa normal buang air kecil 1-2 liter sehari, dengan intensitas sebanyak 4-7 kali.
- Tidak hanya itu, kerusakan hipotalamus juga dapat mengganggu mekanisme pengaturan rasa haus di bagian otak tersebut.
Akibatnya, penderita diabetes insipidus minum cairan secara berlebih karena rasa haus yang ekstrem. Peningkatan frekuensi buang air kecil dibarengi dengan rasa haus ekstrem dapat memicu komplikasi lanjutan berupa dehidrasi alias kondisi kekurangan cairan.
Apakah perbedaan antara diabetes?
Diketahui bahwa 8% dari seluruh penderita diabetes merupakan penderita diabetes tipe 1, sedangkan 90% diantaranya merupakan penderita diabetes tipe 2. Kedua tipe diabetes ini memiliki tingkat bahaya yang sama sehingga perlu adanya pengambilan langkah penyembuhan yang tepat. Kadar fruktosa yang terkandung pada makanan dan minuman manis harus dihindari penderita diabetes. Baca Juga: Berpuasa Jika Diabetes? Bisakah? Diabetes Tipe 1 Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk membentuk insulin,
Diabetes tipe 1 diderita sejak masih anak-anak. Diabetes tipe 1 menyerang organ pankreas, yaitu tempat pembentukkan insulin. Diabetes tipe 1 ini dapat menimbulkan komplikasi kesehatan lainnya, seperti retinopati diabetik yaitu kerusakan pembuluh darah kecil di mata, saraf, dan ginjal. Pengobatan yang umum dilakukan untuk penderita diabetes tipe 1 adalah penyuntikan insulin ke dalam jaringan lemak tepat di bawah kulit.
Perbedaan Diabetes Melitus Dan Diabetes Insipidus
Penderita diabetes tipe 1 disarankan untuk melakukan tes kadar gula darah secara berkala, perencanaan makan yang cermat, olahraga rutin, dan menyuntikkan insulin atau minum obat lain sesuai kebutuhan. Baca Juga: Waspada Penyakit Diabetes! Gejala dan Penyebab Penyakit Gejala Diabetes Gejala diabetes tipe 1 dan 2 kurang lebih memiliki kesamaan.
- Sering buang air kecil, terutama ketika malam
- Sering merasa haus
- Rasa lelah yang berlebihan
- Penurunan berat badan
- Rasa gatal pada alat kelamin
- Luka sembuh lebih lama
- Pengelihatan kabur
Gejala diabetes tipe 1 lebih cepat muncul dibandingkan diabetes tipe 2, sehingga penderita diabetes tipe 1 akan lebih mudah mendeteksi gejala yang muncul lebih awal. Gejala diabetes tipe 1 lebih menonjol pada gejala penurunan berat badan yang cukup drastis meskipun tidak sedang diet.
Selain itu, penderita juga lebih sering merasakan mual dan muntah yang tidak biasa, Mual dan muntah ditimbulkan karena penumpukan keton, yaitu hasil pembakaran lemak. Baca Juga: Mencegah Diabetes Melitus di Usia Muda Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan 2 Perbedaannya tidak begitu jauh berbeda karena keduanya memiliki karakteristik yang hampir sama.
Perbedaan umum dari diabetes tipe 1 dan 2 meliputi:
- Diabetes tipe 1 ditandai dengan ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 terkadang masih mampu memproduksi insulin, tapi insulin tersebut tidak dapat bekerja dengan baik.
- Faktor penyebab diabetes tipe 1 jarang diketahui, sedangkan faktor penyebab diabetes tipe 2 banyak dipengaruhi berat badan,di antaranya karena etnis seseorang.
- Gejala diabetes tipe 1 lebih cepat muncul dibandingkan diabetes tipe 2 sehingga mudah untuk penderita diabetes tipe 1 mengenali penyakitnya.
- Diabetes tipe 1 dapat diobati dengan cara menyuntikkan insulin ke dalam tubuh, sedangkan diabetes tipe 2 dapat mengurangi gejala yang timbul dengan obat-obatan, olahraga dan diet, Namun jika penderita tipe 2 tidak terkontrol dan obat-obatan sudah tidak berpengaruh, maka, pasien tipe 2 pun akan mendapatkan insulin (akibat dari kurang sensitif tubuh seseorang terhadap insulin dan rusaknya sel beta pankreas)
- Diabetes tipe 1 diasosiasikan dengan tingginya level keton dalam tubuh, sedangkan diabetes tipe 2 diasosiasikan dengan tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik akibat adanya gangguan dalam merespons insulin (resistensi insulin)
- Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada masa anak-anak, sedangkan diabetes tipe 2 lebih banyak ditemukan pada seseorang dengan rentan usia 30 tahun ke atas.
Pentingnya pemeriksaan kadar gula darah pada pasien diabetes harus dilakukan untuk mencegah risiko penyakit. Baca Juga: Kenalilah Penyakit Diabetes Sejak Dini! Beda Diabetes Tipe 1 dan 2 Beda diabetes tipe 1 dan 2 yang mungkin mudah untuk dideteksi adalah dari rentan usia penderita.
Seseorang di bawah usia 30 tahun biasanya terkena diabetes tipe 1 sedangkan seseorang di atas usia 30 tahun biasanya terkena diabetes tipe 2. Meskipun, umumnya diabetes tipe 1 dan 2 ini bisa saja menyerang berbagai usia. Faktor resiko seperti berat badan dan etnis lebih banyak berpengaruh pada timbulnya penyakit diabetes tipe 2 dibandingkan diabetes tipe 1.
Beda diabetes tipe 1 dan 2 sebenarnya tidak begitu terlihat secara kasat mata sehingga akan lebih baik jika melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter. Perbedaan-perbedaan tersebut bisa jadi salah dan bisa jadi benar. Hal ini perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan diabetes tipe apa yang sedang diderita.
Baca Juga: Hari Diabetes Sedunia: Ingatkan Akses Perawatan Diabetes Ciri-ciri Diabetes Tipe 1 Ciri-ciri diabetes tipe 1 adalah ditemukan kerusakan pada organ pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin. Penyakit diabetes diklasifikasikan menurut adanya hiperglikemia sebagai bukti adanya kelainan produksi insulin, kerja insulin, atau kombinasi keduanya.
Diabetes tipe 1 adalah salah satu kategori karena sistem imun menghancurkan sel beta pankreas sel beta pankreas yang menyebabkan insulin tidak diproduksi. Pada keadaan normal, pankreas dirangsang untuk memproduksi insulin dengan meningkatkan kadar glukosa darah.
Pasien dengan diabetes tipe 1 sangat bergantung pada insulin eksogen yang disuntikkan sesuai kebutuhan setiap harinya. Diabetes tipe 1 sering terjadi pada usia anak-anak. Diabetes tipe 1 ditandai dengan kerusakan organ pankreas dalam memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 ditandai dengan tidak bekerjanya insulin itu sendiri.
Gejala yang ditimbulkan keduanya hampir sama, seperti sering buang air kecil, kelelahan, penurunan berat badan, dan penglihatan kabur. Meskipun terlihat sama, keduanya memiliki cara pengobatan yang berbeda sehingga ada baiknya untuk meminta bantuan dokter dalam pemilihan perawatan atau pengobatan yang cocok.
- Tipe dari Diabetes Mellitus
- Tanda dan Gejala Awal dari Diabetes
- Perbedaan Keduanya Tipe 1 dan 2
Mengapa penderita diabetes insipidus banyak mengeluarkan urine?
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu mengalami rasa haus yang tak kunjung hilang meski sudah minum, namun di saat bersamaan tubuh menjadi lebih sering mengeluarkan urine? Jika iya, hati-hati, bisa jadi itu adalah tanda dari penyakit diabetes insipidus,
- Pada kondisi yang paling parah, pengidap penyakit ini bisa sering buang air kecil hingga mengeluarkan urine sebanyak 20 liter dalam satu hari.
- Diabetes insipidus berbeda dengan penyakit diabetes melitus.
- Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah.
- Sedangkan pada diabetes insipidus, gangguan kesehatan tidak terjadi dan tidak terkait dengan kadar gula darah.
Diabetes insipidus terjadi karena gangguan pada hormon antidiuretik yang berperan dalam mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Baca juga: Sering Haus Bisa Jadi Diabetes Insipidus? Hormon antidiuretik dihasilkan oleh jaringan khusus bernama hipotalamus yang berada di otak.
Setelah dihasilkan hipotalamus, hormon tersebut kemudian disimpan oleh kelenjar pituitari. Kemudian, kelenjar pituitari akan mengeluarkan hormon tersebut saat kadar air di dalam tubuh terlalu rendah. Keberadaan hormon antidiuretik berperan dalam membantu mempertahankan air di dalam tubuh dengan mengurangi jumlah cairan yang terbuang melalui ginjal dalam bentuk urine.
Diabetes insipidus terjadi saat produksi hormon antidiuretik di dalam tubuh berkurang. Kondisi ini juga bisa terjadi karena ginjal yang tak lagi merespon hormon antidiuretik dengan baik. Itu kemudian menyebabkan ginjal mengeluarkan terlalu banyak cairan dan tidak bisa menghasilkan urine yang pekat.
- Pengidap penyakit ini akan selalu merasa haus dan membutuhkan lebih banyak minum karena tubuh berusaha mengimbangi banyaknya cairan yang hilang.
- Penyakit ini sebenarnya tergolong langka, namun sering terlambat terdeteksi.
- Abar buruknya, diabetes insipidus yang tidak terdeteksi sejak awal dan tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan terjadinya komplikasi.
Apa saja komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit diabetes insipidus?
- Akibatnya, ginjal akan merespon dengan membuang kelebihan glukosa melalui urin.
- Penderita diabetes melitus menjadi sering mengeluarkan urin, dan berakibat pada dehidrasi.
- Adapun, penderita diabetes insipidus adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh kekurangan hormon ADH (???????????? ???????).
- Akibatnya, ginjal akan merespon dengan membuang kelebihan glukosa melalui urin.
- Penderita diabetes melitus menjadi sering mengeluarkan urin, dan berakibat pada dehidrasi.
- Adapun, penderita diabetes insipidus adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh kekurangan hormon ADH (???????????? ???????).
Diabetes insipidus menyerang organ apa?
Diabetes insipidus k ranial – Diabetes insipidus kranial atau diabetes insipidus sentral terjadi akibat kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari, Hipotalamus adalah bagian otak yang memproduksi ADH, sedangkan kelenjar pituitari merupakan organ tempat penyimpanan ADH. Kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari menyebabkan produksi ADH terganggu. Beberapa penyebabnya adalah:
- Tumor otak Cedera kepala berat Operasi otak atau kelenjar pituitari Kelainan genetik, seperti sindrom Wolfram Infeksi otak, seperti ensefalitis atau meningitis Kerusakan otak akibat kekurangan aliran darah atau oksigen, misalnya karena stroke dan tenggelam
Dari seluruh kasus diabetes insipidus kranial, ada sepertiga yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Kondisi ini diduga terjadi akibat proses autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan dan menyerang sel-sel sehat yang memproduksi ADH.
Mengapa penderita diabetes insipidus sering merasa haus?
Diabetes Insipidus –
Selain karena diabetes melitus, penyebab polidipsi yang lainnya yaitu diabetes insipidus. Hal ini karena disebabkan adanya gangguan pada hipotalamus atau pusat pengatur hormon yang ada di otak. Kondisi ini menyebabkan penderita diabetes insipidus mengeluarkan air kencing dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, penderita diabetes insipidus akan merasa haus yang berlebihan.
Apakah penderita diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki risiko tinggi mengalami dehidrasi?
Halo Moh kakak bantu jawab ya 🙂 Penderita diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki risiko tinggi mengalami dehidrasi adalah benar. Penderita diabetes melitus memiliki kadar gula darah (glukosa) yang tinggi, sedangkan glukosa direabsorbsi di tubulus ginjal memiliki kapasitas maksimum.
Hormon ADH berfungsi untuk mengatur cairan dalam tubuh dengan mereabsorbsi air. Karena kekurangan hormon ADH ini, reabsorbsi air tidak terjadi dan menyebabkan penderita mengeluarkan urine terlalu banyak. Karena urine yang dikeluarkan berlebihan, penderita mengalami dehidrasi.
Apa jenis diabetes yang paling umum?
2. Diabetes tipe 2 Jenis diabetes ini lebih umum terjadi dibandingkan tipe 1. Mengutip dalam laman CDC, diperkirakan sekitar 95 persen kasus kencing manis adalah diabetes tipe 2. Secara umum, jenis diabetes ini dapat menyerang siapa saja pada semua kalangan usia.
Apakah diabetes melitus tipe 2 berbahaya?
Komplikasi dari diabetes tipe 2 – Apabila penyakit ini tidak segera Anda tangani, ada sejumlah komplikasi diabetes tipe 2 yang mungkin terjadi seperti berikut ini.
Penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit arteri koroner dengan nyeri dada (angina), penyakit jantung, stroke, penyempitan arteri (aterosklerosis), dan tekanan darah tinggi. Neuropati atau kerusakan saraf, pada pasien diabetes bisa memengaruhi bagian kaki dan saluran pencernaan. Retinopati diabetik atau kerusakan berat pada penglihatan, seperti katarak glaukoma dan kebutaan. Nefropati, kondisi terjadinya kerusakan atau penyakit ginjal yang bisa berujung pada gagal ginjal. Diabetic foot atau kaki diabetes, yang terjadi saat goresan dan luka kaki bisa menjadi infeksi serius, yang susah diobati dan dapat berakibat amputasi kaki.
Selain itu, diabetes tipe 2 dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di seluruh bagian tubuh, termasuk pembuluh darah arteri kaki. Apabila terjadi penyumbatan berat dan serius pada arteri kaki, hal ini dapat menyebabkan kematian jaringan pada kaki yang berujung pada gangren diabetik,
Apa bedanya penyakit gula basah dan kering?
Menilik Perbedaan Diabetes Kering dan Basah – Perlu diketahui, penyakit diabetes mellitus (DM) atau kencing manis bisa menyebabkan komplikasi pada penderitanya. Contohnya, jika penderita diabetes (diabetesi) mengalami cedera, luka di kulitnya akan sulit untuk sembuh. Artikel lainnya: Penyebab Prediabetes dan Diabetes Tipe 2 Sering Tidak Terdiagnosis Nah, perbedaan gula kering dan gula basah bisa dilihat dari wujud lukanya.
Wujud luka inilah yang menimbulkan istilah diabetes kering dan diabetes basah. Sebenarnya, tidak ada definisi diabetes basah atau kering dalam dunia medis. Istilah yang ada, hanyalah diabetes tipe satu, tipe dua, dan diabetes gestasional, Mungkin definisi basah yang dimaksud orang awam adalah luka pada penderita DM yang sulit sembuh.
Sementara, diabetes kering ditujukan untuk luka penderita DM yang sulit sembuh sempurna. Namun, tidak sampai bernanah. Luka yang tidak sampai bernanah menandakan penderita diabetes mampu mengontrol gula darah dalam tubuh dengan baik. Jadi, jangan salah kaprah, karena tidak ada yang disebut dengan diabetes basah atau diabetes kering.
Penderita diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki risiko tinggi mengalami dehidrasi Benarkah pernyataan tersebut?
Halo Moh kakak bantu jawab ya 🙂 Penderita diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki risiko tinggi mengalami dehidrasi adalah benar. Penderita diabetes melitus memiliki kadar gula darah (glukosa) yang tinggi, sedangkan glukosa direabsorbsi di tubulus ginjal memiliki kapasitas maksimum.
Hormon ADH berfungsi untuk mengatur cairan dalam tubuh dengan mereabsorbsi air. Karena kekurangan hormon ADH ini, reabsorbsi air tidak terjadi dan menyebabkan penderita mengeluarkan urine terlalu banyak. Karena urine yang dikeluarkan berlebihan, penderita mengalami dehidrasi.