Apa Perbedaan Antara Penyakit Diabetes Melitus Dan Diabetes Insipidus?

Apa Perbedaan Antara Penyakit Diabetes Melitus Dan Diabetes Insipidus
Halodoc, Jakarta – Diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki beberapa gejala yang sama. Namun, sebenarnya kedua penyakit ini tidak berhubungan. Kedua penyakit ini menyebabkan masalah yang berbeda dan perawatan yang sangat berbeda pula. Diabetes melitus dikenal sebagai diabetes, terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin untuk mengontrol jumlah glukosa dalam darah. Sedangkan diabetes insipidus adalah kondisi langka yang tidak berhubungan dengan pankreas dan gula darah. Diabetes insipidus terjadi ketika ginjal menghasilkan lebih banyak urine.

Sebutkan apa penyebab penyakit diabetes insipidus?

Diabetes Insipidus Kranial –

Diabetes Insipidus jenis ini merupakan yang paling umum terjadi. Diabetes ini disebabkan tubuh tidak memiliki cukup hormon antidiuretik dari hipotalamus. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada hipotalamus atau pada kelenjar pituitari. Kerusakan yang terjadi dapat diakibatkan oleh terjadinya infeksi, operasi, cedera otak, atau tumor otak.

    Suntik insulin di mana?

    LOKASI PENYUNTIKAN INSULIN PEN Penyuntikan dilakukan secara subkutan (jaringan di bawah kulit yang merupakan jaringan lemak) karena penyuntikan pada bagian jaringan lemak akan mempercepat proses penyerapan insulin. Lokasi penyuntikan umumnya pada bagian perut (abdomen), lengan, paha atas dan pantat.

    Mengapa penderita diabetes melitus dan insipidus mengalami dehidrasi?

    Halo Moh kakak bantu jawab ya 🙂 Penderita diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki risiko tinggi mengalami dehidrasi adalah benar. Penderita diabetes melitus memiliki kadar gula darah (glukosa) yang tinggi, sedangkan glukosa direabsorbsi di tubulus ginjal memiliki kapasitas maksimum.

    Akibatnya, ginjal akan merespon dengan membuang kelebihan glukosa melalui urin. Penderita diabetes melitus menjadi sering mengeluarkan urin, dan berakibat pada dehidrasi. Adapun, penderita diabetes insipidus adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh kekurangan hormon ADH (???????????? ???????).

    Hormon ADH berfungsi untuk mengatur cairan dalam tubuh dengan mereabsorbsi air. Karena kekurangan hormon ADH ini, reabsorbsi air tidak terjadi dan menyebabkan penderita mengeluarkan urine terlalu banyak. Karena urine yang dikeluarkan berlebihan, penderita mengalami dehidrasi.

    Apa perbedaan diabetes dan diabetes mellitus?

    Halodoc, Jakarta – Diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki beberapa gejala yang sama. Namun, sebenarnya kedua penyakit ini tidak berhubungan. Kedua penyakit ini menyebabkan masalah yang berbeda dan perawatan yang sangat berbeda pula. Diabetes melitus dikenal sebagai diabetes, terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin untuk mengontrol jumlah glukosa dalam darah. Sedangkan diabetes insipidus adalah kondisi langka yang tidak berhubungan dengan pankreas dan gula darah. Diabetes insipidus terjadi ketika ginjal menghasilkan lebih banyak urine.

    Berapa jenis diabetes mellitus?

    Mengenal Lebih Dekat Diabetes Melitus – A. Pendahuluan Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

    Lebih dari 90 persen dari semua populasi diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin. WHO pada September 2012 menjelaskan bahwa jumlah penderita DM di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM terjadi pada negara miskin dan berkembang.

    Sedangkan dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation) diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk Indonesia berusia diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien menderita DM.

    • Ditambah lagi hasil penelitian yang dilakukan oleh Litbang Depkes 2008 di seluruh provinsi menunjukkan bahwa prevalensi nasional untuk toleransi glukosa tertanggu (TGT) adalah sebesar 10,25% dan untuk DM adalah sebesar 5,7%.
    • Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe I, Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional,dan Diabetes Mellitus Tipe Lainnya.

    Jenis Diabetes Mellitus yang paling banyak diderita adalah Diabetes Mellitus Tipe 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gulah darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).

    Diabetes Mellitus biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya.

    Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan. Faktor risiko diabetes melitus bisa dikelompokan menjadi faktor risiko yang tidak dapat dirubah dan yang dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah adalah ras dan etnik, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetes melitus, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4000gram, dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram).

    Sedangkan faktor resiko yang dapat dirubah erat kaitannya dengan perilaku hidup yang kurang sehat, yaitu berat badan lebih, obesitas abdomenal/sentral, kurangnya aktifitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat/tidak seimbang, riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Gula Darah Puasa terganggu (GDP terganggu), dan merokok.B.

    Hasil analisis Posbindu PTM didinkes provinsi DIY Gambaran karakteristik responden yang bekerja di dinas kesehatan provinsi DIY meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Tabel 1. Distribusi karakteristik responden

    Karakteristik responden Jumlah Persentase
    Rentang umur
    21-30 tahun 11 10,4
    31-40 tahun 11 10,4
    41-50 tahun 32 30,2
    51-60 tahun 51 48,1
    (tidak mengisi) 1 0,9
    Total 106 100
    Jenis Kelamin
    Laki-laki 39 36,8
    Perempuan 67 63,2
    Total 106 100
    Tingkat Pendidikan
    SD/SLTA 2 1,9
    SLTA 8 7,5
    Diploma 19 17,9
    Sarjana 33 31,1
    Pascasarjana 22 20,8
    (tidak mengisi) 22 20,8
    Total 106 100
    Pekerjaan
    Staff kantor 100 94,3
    Lainnya 6 5,7
    Total 106 100

    1. Umur Jumlah responden yang bekerja didinas kesehatan DIY sebanyak 106 orang dengan umur berkisar antara 21 tahun sampai 58 tahun, dimana rentang umur terbanyak yaitu umur 51-60 tahun sebanyak 51 orang dan umur 41-50 tahun sebanyak 32 orang.2. Jenis Kelamin Jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 67 orang dan laki-laki sebanyak 39.3.

    1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah sarjana dengan jumlah 33 orang dan yang paling sedikit yaitu SD/SLTP sebanyak 3 orang.
    2. Tingkat pendidikan pascasarjana sebanyak 22 orang dan SLTA sebanyak 8 orang.4.
    3. Pekerjaan Berdasarkan pekerjaan sebagian responden adalah staff kantor yaitu sebanyak 100 orang.

    Tabel 1.2 Hasil analisis faktor risiko DM

    Variabel Jumlah Persentase
    Umur
    <45 tahun 32 30,2
    >45 tahun 74 69,8
    Total 106 100
    Lingkar Perut
    Obesitas 42 39,7
    Tidak Obesitas 41 38,6
    (tidak mengisi) 23 21,7
    Total 106
    Kolesterol
    Normal 47 44,3
    Batas tinggi 35 33,0
    Tinggi 21 19,8
    (tidak mengisi) 3 2,8
    Total 106 100
    Gula

    Apa efek samping dari insulin?

    Efek Samping Insulin – Efek samping umum menggunakan insulin adalah:

    Kenaikan berat badan awal saat sel mulai mengambil glukosa. Gula darah yang turun terlalu rendah atau hipoglikemia. Ruam, benjolan, atau pembengkakan di tempat suntikan. Kecemasan atau depresi. Batuk saat diinjeksi insulin.

    Suntikan insulin menyebabkan sel-sel dalam tubuh menyerap lebih banyak glukosa dari aliran darah. Akibatnya, jika suntikan insulin terlalu banyak atau disuntikkan pada waktu yang salah dapat menyebabkan penurunan gula darah yang berlebihan. Jika kadar gula darah seseorang turun terlalu rendah, mereka mungkin mengalami gejala, seperti pusing, kesulitan berbicara, kelelahan, kebingungan, kulit pucat, berkeringat, otot-otot berkedut, kejang, sampai hilang kesadaran.

    • Memiliki jadwal insulin yang tepat waktu sangat penting untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat.
    • Seorang dokter mungkin meresepkan insulin yang bertindak pada kecepatan yang berbeda untuk menjaga kadar glukosa darah seseorang lebih konsisten.
    • Baca juga: Sering Buang Air Kecil Tanda Terkena Diabetes? Orang yang berisiko hipoglikemia harus memakai gelang medis yang menyatakan jenis diabetes mereka, ditambah informasi lain yang diperlukan, seperti apakah mereka mengontrol kondisi mereka dengan insulin atau tidak.

    Gelang ini memberikan informasi kepada penolong pertama dan profesional medis jika seseorang tersebut kehilangan kesadaran. Efek samping yang lain yang dapat disebabkan oleh suntik insulin adalah nekrosis lemak. Ini dapat terjadi pada orang yang secara teratur menyuntikkan insulin.

    Serangan jantung, Stroke, Komplikasi mata, dan Masalah ginjal.

    Di balik manfaat untuk pengidap diabetes, ternyata terapi suntik insulin ini memiliki kelemahan di mana terdapat kebutuhan untuk meningkatkan dosis dan kompleksitas rencana perawatan dari waktu ke waktu. Kemudian ditemukan peningkatan risiko hipoglikemia berat, risiko kematian yang lebih tinggi, serta potensi peningkatan risiko kanker tertentu, termasuk kanker pankreas.

    Tidak semua pengidap diabetes membutuhkan terapi insulin. Jika kamu butuh saran dan informasi lebih detail mengenai penanganan penyakit diabetes bisa ditanyakan ke Halodoc, Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store.

    Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, Sebenarnya ada tiga jenis penyakit diabetes yaitu:

    Diabetes tipe 1

    Biasanya dimulai pada masa kanak-kanak ketika seseorang tidak memproduksi cukup insulin, kemudian sistem kekebalan tubuh menyerang pankreas yang sehat.

    Diabetes tipe 2

    Dapat berkembang pada usia berapa pun tetapi 45 tahun adalah usia rata-rata paling sering orang terkena penyakit ini. Pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau sel-sel tubuh menjadi kebal.

    Diabetes gestasional

    Terjadi selama kehamilan dan mempersulit tubuh wanita untuk merespons insulin. Biasanya berhenti setelah melahirkan tetapi meningkatkan risiko wanita terkena diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 dan tipe 2 biasanya merupakan kondisi seumur hidup.

    Berapa kali ganti jarum insulin?

    PANDUAN TEPAT MENGGUNAKAN DAN MENYIMPAN INSULIN – RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN 10 April 2019 RSUD Puri Husada mengadakan promosi kesehatan di ruang perawatan Penyakit Dalam. Materi yang disampaikan kali ini tentang penggunaan dan penyimpanan Insulin, dengan pemateri Kepala Instalasi Farmasi, Nurul Wardani, S.

    1. Farm Apt. Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi ketika kadar gula dalam darah berada di atas kadar normal.
    2. Ini terjadi jika pankreas tidak cukup memproduksi insulin (hormon yang mengatur gula darah) atau ketika tubuh tidak efektif menggunakan insulin yang diproduksi tersebut.
    3. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas.

    Insulin memungkinkan tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai energi. Glukosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam banyak makanan bebahan dasar karbohidrat. Setelah makan, sistem pencernaan memecah dan mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Setelah melepas glukosa ke dalam aliran darah, insulin membantu sel-sel seluruh tubuh untuk menyerap glukosa dan menggunakannya sebagai energi.

    1. Tanpa adanya insulin, maka sel-sel tubuh kita akan kelaparan meskipun di dalam darah penuh dengan gula.
    2. Panduan cara menggunakan insulin yang benar 1.
    3. Pastikan cara penyuntikan sudah benar Cara penggunaan insulin yang benar dapat menentukan perkembangan baik-buruknya kondisi Anda.
    4. Insulin adalah obat yang disuntikkan di bawah kulit, karena itu Anda harus mencubit permukaan kulit Anda agar jarum suntik tidak masuk terlalu dalam hingga ke dalam otot.

    Sudut penyuntikan juga harus tepat, yaitu tegak lurus terhadap cubitan permukaan kulit.2. Menyuntik insulin tidak hanya pada satu tempat saja Beberapa lokasi umum untuk menyuntik insulin adalah di perut sekitar pusar hingga ke pinggang samping, kedua lengan atas bagian luar, dan kedua paha bagian luar.

    1. Insulin yang disuntikkan memiliki efek pemecahan lemak, sehingga setiap menyuntik insulin Anda harus merotasi lokasi penyuntikan untuk mencegah terjadinya pemecahan lemak hanya di satu tempat yang sama.3.
    2. Jangan lupa ganti jarum suntik Anda Baik menggunakan pen insulin ataupun jarum suntik, sebaiknya jarum tersebut hanya digunakan 1 kali pakai saja.

    Meskipun begitu, jarum dapat dipakai 2-3 kali oleh penderita yang sama selama kebersihan alat tetap dijaga ketat.4. Suntik insulin tepat pada waktunya Setiap jenis insulin memiliki waktu kerjanya masing-masing sehingga Anda harus memahami dengan baik jenis insulin yang Anda pakai.

    Berdasarkan waktu kerjanya, insulin dibagi menjadi 5 jenis: • Insulin kerja cepat • Insulin kerja pendek • Insulin kerja menengah • Insulin kerja panjang • Insulin kerja ultra panjang Insulin kerja pendek akan mulai bekerja setelah disuntikkan dalam waktu 30-60 meni, sedangkan insulin kerja cepat akan bekerja dalam waktu 5-15 menit.

    Pada dasarnya kedua jenis insulin tersebut digunakan untuk menurunkan kadar gula darah setelah makan atau disebut juga sebagai insulin prandial. Oleh karena itu, makanan sudah harus tersedia dalam jangkauan untuk mencegah komplikasi hipoglikemia jika Anda menggunakan insulin kerja cepat atau pendek.5.

    Menyimpan insulin tidak bisa sembarangan Insulin yang belum dibuka harus disimpan di dalam lemari pendingin dengan temperatur antara 2 hingga 8ºC. Selama kemasan belum dibuka maka insulin tersebut dapat bertahan hingga masa kadaluarsanya berakhir. Pastikan insulin Anda tidak disimpan hingga membeku atau di tempat yang terlalu panas (lebih dari 30ºC), seperti ditinggal di dalam mobil pada cuaca yang terik.

    Jika sikon tidak memungkinkan Anda untuk menyimpan insulin dalam kulkas, maka insulin yang belum dibuka dapat disimpan pada suhu ruangan namun hanya dapat digunakan hingga 28 hari. Sedangkan insulin yang sudah dibuka dapat disimpan pada suhu ruangan dengan batas waktu hingga 28 hari.

    1. Insulin yang sudah dibuka tidak direkomendasikan untuk disimpan di dalam kulkas.6.
    2. Perhatikan tanggal kedaluwarsa Jangan pernah lupa untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa obat saat Anda ingin menggunakan insulin baru yang belum dibuka.
    3. Meksipun tidak semua insulin yang melewati tanggal kedaluwarsa akan pasti rusak, namun penggunaan obat kedaluwarsa bisa menempatkan Anda pada risiko hiperglikemia akibat insulin yang sudah tidak bekerja lagi.

    Cara Menggunakan Insulin : I. Cara Menggunakan Insulin Jarum Suntik 1. Semua peralatan yang diperlukan dikumpulkan.2. Mencuci tangan.3. Botol digulung (jika insulin berawan) di antara tangan.4. Bagian atas botol dibersihkan dengan alkohol dan kapas, atau dengan tisu beralkohol.5.Tutup jarum dilepaskan dari jarum suntik.6.

    Plunger bawah ditarik untuk mengisi tabung suntik dengan udara sama dengan dosis insulin.7. Jarum didorong ke bagian tengah atas karet botol insulin.8. Plunger didorong turun hingga habis untuk mendorong udara ke dalam botol.9. Botol diturunkan dengan jarum suntik tetap terbalik di bawah.10. Keduanya ditahan bersamaan setingkat dengan mata.11.

    Plunger ditarik ke bawah untuk mengisi tabung suntik dengan jumlah unit insulin yang diresepkan oleh dokter.12.Tanpa melepas jarum dari botol, melihat secara dekat jarum suntik untuk memeriksa gelembung udara. Jika gelembung udara yang hadir menarik Plunger ke bawah untuk menarik lebih banyak insulin ke dalam jarum suntik, kemudian tekan insulin yang berlebih ke dalam botol sampai mendapatkan dosis yang direkomendasikan.

    1. Jarum suntik yang telah diisi dilepaskan dengan hati-hati dari botolII. Cara Menggunakan Insulin Pen 1) Mencuci tangan terlebih dahulu 2) Membersihkan tempat yang akan diinjeksi dengan kapas alkohol dan keringkan 3) Memutar berapa unit insulin pada Pen insulin sejumlah yang dibutuhkan 4) Mencubit kulit (lapisan lemak) mengunakan 2 jari 5) Mendorong jarum ke dalam kulit dengan sudut kemiringan 90º (tegak lurus dengan bagian tubuh yang diinjeksi) dan tekan ke bawah plunger 6) Menahan Pen insulin selama 5-10 detik 7) Melepaskan kulit yang dicubit dan lepaskan juga jarum 8) Membersihkan kulit dengan kapas alkohol 9) Membersihkan juga jarum Pen insulin dengan alkoholIII.Cara Menggunakan Insulin Jet 1) Mencuci tangan terlebih dahulu 2) Membersihkan tempat yang akan diinjeksi dengan kapas alkohol dan keringkan 3) Memutar berapa unit insulin pada Jet insulin sejumlah yang dibutuhkan 4) Menempelkan Jet Insulin sambil sedikit menekan pada kulit dengan sudut kemiringan 90º (tegak lurus dengan bagian tubuh) dan tekan ke bawah plunger 5) Menahan Jet insulin selama 5-10 detik 6) Melepaskan Jet Isulin setelah diseprotkan 7) Membersihkan kulit dan jarum Pen insulin dengan alkohol.Sumber : WHO, 2011.

    : PANDUAN TEPAT MENGGUNAKAN DAN MENYIMPAN INSULIN – RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN

    Apakah suntik insulin seumur hidup?

    TRIBUNHEALTH.COM – Tidak semua pengidap diabetes memerlukan suntik insulin seumur hidupnya. Berapa lama seseorang harus suntik insulin sangat tergantung dengan perkembangan kondisi masing-masing pasien. Secara umum, penderita diabetes tipe 2 tidak harus suntik insulin seumur hidupnya. © Disediakan oleh TribunHealth.com Ilustrasi pengidap kencing manis atau diabetes, begini ulasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Mustopa, Sp. PD (pixabay.com) Baca juga: Perempuan yang Menopause Rentan Mengalami Vaginitis, Begini Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Untuk mengetahui masalah penyakit dalam, kita bisa bertanya langsung dengan dr.

    Mustopa, Sp.PD. dr. Mustopa, Sp.PD merupakan dokter spesialis penyakit dalam. Ia menjalankan praktik di 2 rumah sakit di Jawa Tengah. Yakni rumah sakit Nirmala Suri Sukoharjo dan rumah sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Sebelum menjadi dokter, dr. Mustopa, Sp.PD menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran UNS.

    Kemudian dr. Mustopa, Sp.PD melanjutkan pendidikan dokter spesialis penyakit dalam di Fakultas Kedokteran UNS. dr. Mustopa, Sp.PD akan menjawab berbagai pertanyaan terkait penyakit dalam sebagai berikut. Baca juga: Penumpukan Lemak yang Melebihi Batas Maksimal Bisa Menyebabkan Beragam Penyakit Degeneratif © Disediakan oleh TribunHealth.com Profil dr Mustopa, Sp. PD. (Dok. pribadi dr Mustopa, Sp. PD.) Baca juga: Ahli Gizi: Usahakan untuk Berhenti Makan Selama 2 Jam sebelum Tidur agar Asam Lambung Tidak Naik Pertanyaan: Dokter, apakah pengidap diabetes harus disuntik insulin seumur hidupnya? Terima kasih dokter.

    • Surya, Tinggal di Lamongan.
    • Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr.
    • Mustopa, Sp.
    • PD Menjawab: Kalau pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 1 untuk terapi obat karena pankreas tidak bisa memproduksi insulin maka memang perlu pemberian insulin seumur hidup sehingga butuh pemberian insulin dari luar tubuh.
    • Akan tetapi pada penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 tidak harus menggunakan insulin seumur hidup, karena pankreas masih bisa memproduksi insulin namun terkadang insulin tidak bekerja secara maksimal.

    Sehingga membutuhkan obat insulin untuk mengontrol gula darah dan juga bergantung pada kadar gula darah pasien dan kondisi masing-masing pasien, apakah sudah dengan komplikasi atau tidak. Baca juga: dr. Mustopa Membenarkan jika Beras Merah Lebih Baik Dibanding Beras Putih bagi Penderita Diabetes © Disediakan oleh TribunHealth.com Ilustrasi pemeriksaan pada pengidap diabetes alias kencing manis, begini penuturan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Mustopa, Sp. PD (pixabay.com) Baca juga: Gelambir pada Perut dan Paha setelah Melahirkan Apakah Bisa Dihilangkan dengan Slimming Treatment? Tentunya jika pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 dengan komplikasi ginjal, jantung ataupun stroke pilihan penggunaan insulin juga masih menjadi pilihan yang baik untuk mengontrol gula darah.

    • Jadi kalau pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 tidak harus menggunakan insulin seumur hidup ya, bisa diganti dengan obat oral tapi tentunya dari dokter yang akan menentukan nantinya.
    • Baca juga: Apabila Mata Sudah Buta, Apakah Penglihatan Masih Bisa Kembali dengan Dilakukan Cangkok Mata? (Tribunhealth.com/DN) Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

    Microsoft dan mitra dapat memperoleh kompensasi jika Anda membeli sesuatu melalui link yang direkomendasikan di halaman ini.

Adblock
detector