RSAB Harapan Kita – Waspadai Diabetes pada Anak Telah berlangsung siaran dengan Radio Kesehatan di Kementerian Kesehatan Repubik Indonesia, Rabu 13 November 2019. Tema yang dibahas mengenai Diabetes pada Anak, kegiatan ini berlangsung dari pukul 10.00 – 11.00 WIB dengan dr.
- Aditya Suryansyah, SpA(K) sebagai narasumber.
- Diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dialami oleh orang Indonesia.
- Biasanya, penyebab diabetes pada anak adalah karena faktor keturunan ataupun adanya gangguan fungsi pankreas.
- 80% anak – anak adalah pengidap diabetes tipe 1,” ujar Aditya.
Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan pengaturan gula darah. Penyakit diabetes ini terbagi menjadi 2 jenis ; diabetes tipe 1 dan tipe 2. Gejala diabetes yang sering dijumpai pada anak antara lain sering merasa haus, lapar, berat badan turun drastis walaupun anak sering merasa lapar, mudah lelah dan sering buang air kecil.
- Aditya mengatakan ada beberapa perbedaan antara diabetes tipe 1 dan 2 yang perlu diketahui.
- Untuk diabetes tipe 1 sering didiagnosis pada masa kanak – kanak (7 – 10 thn), tidak berhubungan dengan berat badan berlebih, pengobatan dengan injeksi insulin atau pompa insulin.
- Sedangkan diabetes tipe 2 didiagnosis pada saat mulai pubertas, tipe ini disebabkan karena gaya hidup (berat badan berlebih), dan dapat diobati cukup hanya dengan obat diabetes.
Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan metode tertentu.
Ayah dan bunda perlu memahami apa saja makanan yang harus diberikan pada anak dengan diabetes. Namun, jangan menerapkan anak untuk melakukan diet khusus. Hal ini akan membuat anak mudah stres karena pilihan makanan yang cenderung itu-itu saja, Sama seperti anak-anak sehat lainnya, anak yang memiliki diabetes juga masih tetap membutuhkan banyak nutrisi dari menu makanan yang bervariasi.
Anak membutuhkan banyak buah-buahan, sayuran, makanan yang tinggi nutrisi, rendah lemak, serta kalori dalam batas wajar. Ayo, ajari anak – anak sejak dini dengan perilaku dan gaya hidup sehat. Salam sehat. : RSAB Harapan Kita – Waspadai Diabetes pada Anak
Apakah diabetes pada anak bisa sembuh?
Waspadai Diabetes pada Anak Diabetes atau diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis di mana tubuh tidak dapat mengubah gula atau glukosa menjadi sumber energi. Ini mengakibatkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Bila tidak ditangani, gula darah yang tinggi dapat merusak jantung, pembuluh darah, ginjal, mata, serta sistem saraf selama bertahun-tahun.
Ondisi ini juga bisa mengganggu tumbuh kembang anak. Seringkali penyakit Diabetes dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Padahal, penyakit Diabetes tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga pada anak, khususnya DM tipe-1. Meskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak terjadi pada anak, terdapat kecenderungan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun. Sekilas, gejala diabetes tipe 1 dan 2 sulit dibedakan karena keduanya memiliki tanda yang mirip.
Nafsu makan anak meningkat atau sering merasa lapar. Rasa haus yang meningkat dan sering buang air kecil, termasuk mengompol. Terlihat lelah. Penglihatan buram. Mulut kering. Area kulit tertentu, seperti di sekitar leher atau ketiak, menghitam atau gelap. Berat badan anak turun tanpa disengaja, bisa sampai 6 kg dalam 2 bulan. Luka yang sulit sembuh. Kulit sering terasa gatal dan kering. Sering merasa kesemutan di kaki. Perubahan perilaku anak.
Diabetes memang tidak dapat disembuhkan. Namun, anak dapat menjalani hidup yang normal seperti anak-anak lainnya bila kadar gula darah dapat terkontrol. Oleh karena itu, sebagai orangtua, penting untuk memantau perkembangan anak dengan kondisi diabetes.
Diabetes Bisa Kena umur berapa?
Diabetes pada usia di bawah 30 tahun – Ahli mengingatkan bahwa penyakit diabetes tak hanya diderita orang dewasa atau lansia saja. Namun juga bisa dialami orang muda di bawah usia 30 tahun. Penyakit diabetes melitus cenderung banyak dialami golongan usia muda dan berpotensi menjadi pembunuh senyap.
- Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD dalam diskusi daring bertajuk World Diabetes Day 2020: Pentingnya Peran Cargiver dan Saatnya Sadar serta Peduli Diabetes, Selasa (3/11/2020).
- Suastika menyampaikan, saat orang di bawah 30 tahun mengalami diabetes, biasanya didiagnosis dengan diabetes tipe 1.
Kondisi ini membuat orang yang memiliki diabetes memiliki bobot tubuh yang kurang di usia antara 5-15 tahun. Namun beberapa tahun belakangan, banyak ditemukan kasus orang muda yang mengidap diabetes tipe 2. “Jadi yang mulanya hanya terjadi pada orang dewasa (diabetes melitus 2), sekarang muncul lebih (di usia) muda, banyak sekali.
Di Asia paling banyak, usia-usia di bawah 30 tahun-an,” kata dia. Padahal, beberapa dekade yang lalu diabetes melitus tipe 2 hanya diderita oleh orang dewasa yang usianya lebih dari 40 tahun. “Nah ini sekarang banyak juga orang-orang muda yang diabetes di bawah 30 tahun,” tegasnya. Apa yang menyebabkan diabetes di usia muda? Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan orang muda di bawah usia 30 tahun mengalami diabetes, yakni faktor genetik dan perilaku hidup tidak sehat.
Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Harus Cek Kadar Gula secara Berkala?
Berapa gula darah normal anak?
1. Anak di bawah usia 6 tahun – Anak-anak di bawah usia 6 tahun harus memiliki kadar glukosa darah yang berkisar antara 80-200 mg/dL setiap hari. Angka tersebut termasuk normal dan bisa berubah-ubah saat bangun tidur, makan, hingga sebelum tidur. Oleh karena itu, anak-anak yang mengidap diabetes perlu diperiksa kadar gulanya di malam hari oleh orang tuanya.
Apakah penderita diabetes bisa sembuh total?
Beranda Ruang Publik Tips & Trik CAReHealth Penyakit Diabetes Bisa Sembuh Total?
Penyakit Diabetes Bisa Sembuh Total? www.google.com Jika sudah terkena diabetes, penderitanya tak bisa sembuh total. Karena itu, Anda perlu tahu beberapa cara mencegah penyakit diabetes. Apa saja? Banyak penderita diabetes sangat pesimis akan kesembuhan penyakit mereka, namun apakah memang benar bahwa diabetes itu tidak dapat disembuhkan? Jawabannya, adalah tidak dapat dikatakan sembuh total.
- Tak heran, kita sering mendengar banyak informasi yang menyampaikan cara mencegah penyakit diabetes, Karena begitu penyakit diabetes muncul, maka penyakit diabetes menjadi permanen.
- Arena itu untuk kasus penyakit diabetes jika belum sampai terjadi mencegah adalah hal yang lebih baik daripada mengobati.
Meskipun diabetes tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat ditangani dan dikontrol. Artinya, penderita bisa mempertahankan kadar gula darah tetap dalam kadar normal sehingga tidak menyebabkan komplikasi (penyakit lanjutan yang lebih berat dari penyakit awal).
- Dengan demikian diharapkan penderita tetap hidup normal tanpa muncul gejala diabetes yang mengganggu.
- Lalu bagaimana cara menangani dan mengontrol diabetes? Untuk mengetahuinya, sangat disarankan kita harus mengenal lebih dulu apa itu kondisi diabetes.
- Memahami Kondisi Diabetes Diabetes melitus (DM) atau sering disebut kencing manis merupakan suatu keadaan tubuh mengalami gangguan dalam menyeimbangkan kadar gula.
Pada kondisi tersebut, kadar gula di dalam tubuh penyandang diabetes berada dalam kadar yang sangat tinggi. Di dalam medis, kondisi tingginya kadar gula di dalam darah disebut hiperglikemia. Bagaimana kadar gula darah pada penyandang diabetes dapat meningkat? Hal ini disebabkan oleh gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin seimbang dengan jumlah kadar gula di dalam darah.
Pasalnya, hormon insulin adalah hormon utama yang mengendalikan gula dari darah ke dalam sebagian besar sel-sel di tubuh. Hormon insulin dapat dikatakan memiliki tugas membawa dan menyerap glukosa (gula di dalam darah) menjadi energi. Dari sudut pandang fungsi hormon insulin, diabetes dibedakan menjadi dua tipe, yakni: Diabetes Tipe 1 Pada orang yang mengalami diabetes tipe 1, yang terjadi di dalam tubuhnya adalah hormon insulin gagal diproduksi oleh organ pankreas.
Dengan demikian gula di dalam darah terlalu banyak dan gagal menjadi energi karena tidak cukup banyaknya jumlah hormon insulin. Diabetes Tipe 2 Pada pasien diabetes tipe 2, apa yang terjadi pada tubuh mereka berbeda dengan diabetes tipe 1. Kondisi jumlah hormon insulin pada penyandang diabetes tipe 2 dapat dikatakan cukup menyeimbangkan jumlah kadar gula.
- Namun, yang terjadi adalah hormon insulin mengalami kelainan fungsi.
- Yakni gagal menyerap dan mengubah gula menjadi energi.
- Etika hormon insulin gagal melakukan fungsinya membantu mengubah gula menjadi energi, maka hal yang terjadi adalah kadar gula di dalam darah menjadi meningkat dan gagal menjadi energi.
Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Pada Seseorang Diabetes dapat disebabkan oleh dua golongan faktor risiko, yakni: 1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi Artinya adalah terdapat beberapa keadaan tubuh seseorang yang lebih memungkinkan terjadinya diabetes pada seseorang karena faktor sejak bawaan sejak lahir dan tidak dapat di ubah.
Genetika; terdapat riwayat keluarga yang pernah mengalami diabetes semakin meningkatkan terjadinya diabetes pada seseorang. Umur; faktor penuaan membuat beberapa organ mengalami penurunan fungsi. Salah satu yang paling berperan dalam diabetes adalah organ pankreas yang berpotensi mengalami penurunan fungsi memproduksi hormon insulin. Karena risiko diabetes melitus meningkat seiring meningkatnya usia, maka sangat disarankan jika Anda berusia >45 tahun, sebaiknya mulai rutin untuk memeriksa kadar gula darah secara teratur. Berat badan ketika lahir; riwayat Ibu melahirkan bayi dengan berat lahir bayi >4000 gram atau Ibu pernah menderita DM saat hamil (DM gestasional) semakin meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Sebaliknya, riwayat lahir dengan berat badan rendah (< 2,5 kg) pun memiliki risiko mengalami terjangkitnya diabetes pada saat sang bayi tumbuh dewasa.
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi Faktor ini adalah penyebab diabetes sebagai akibat dari gaya hidup. Faktor ini adalah penyebab diabetes sebagai konsekuensi dari gaya hidup yang kurang baik. Contohnya seperti:
Obesitas; berat badan berlebih sangat berisiko untuk terkena penyakit diabetes. Aktivitas fisik kurang; tubuh yang cenderung jarang olahraga, atau jarang aktif bergerak, sangat berisiko mengalami diabetes. Merokok; merokok tidak hanya berbahaya bagi organ pernapasan dan jantung, tapi juga semakin meningkatkan seseorang terkena penyakit diabetes. Penyakit darah tinggi; Pada seseorang yang menyepelekan kondisi darah tinggi (hipertensi), maka besar kemungkinan dirinya dapat mengalami diabetes di kemudian hari. Kolesterol tinggi; sama halnya seperti hipertensi, kondisi kolesterol yang tidak terkendali, dapat menyebabkan diabetes. Batas rata-rata ambang kadar kolesterol yang berisiko menyebabkan diabetes adalah dengan kadar HDL (lemak baik) 250 mg/dL. Oleh karena itu penting adanya untuk senantiasa memeriksa kadar kolesterol Anda secara berkala. Pola makan tidak sehat; Jika terlalu banyak makanan yang tinggi gula dan rendah kandungan serat maka sangat memungkinkan untuk meningkatkan risiko diabetes. Kondisi polycystic ovary syndrome (PCOS); Terjadi pada wanita, ditandai dengan adanya menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut yang banyak (kumis, rambut di lengan, dll), dan obesitas.
Hal-hal tersebut adalah faktor risiko yang dapat menyebabkan diabetes. Terdapat hal lainnya yang wajib Anda cermati, yakni gejala diabetes. Karena jika gejala-gejala diabetes tersebut muncul, sudah saatnya penanganan dan cara mencegah penyakit diabetes perlu dilakukan. Gejala Diabetes Seseorang harus mewaspadai jika terdapat gejala diabetes yang paling utama berikut ini:
Selalu haus (polidipsi), Banyak makan (poliphagi), Banyak kencing (poliuri), Badan selalu lemas dan berat badan menurun secara drastis, meskipun penderita makan dan minum banyak.
Lalu, apa yang dapat dilakukan jika gejala-gejala tersebut muncul? Anda dapat menyikapi gejala tersebut dengan beberapa cara berikut ini: 1. Mulailah Mencermati Kadar Gula Darah Anda Caranya cukup sederhana, yakni cukup dengan mencermati kadar gula darah Anda.
Kadar gula darah sewaktu: Perhitungan gula darah kapan saja. Nilai normal kurang dari 140 mg/dl. Kadar gula darah puasa: Perhitungan gula darah yang dihitung saat puasa (delapan jam terakhir) dengan nilai normal kurang dari 100 mg/dl. Kadar gula darah dua jam setelah makan: Perhitungan gula darah pada saat dua jam setelah makan dengan nilai normal kurang dari 140 mg/dl.
2. Mulailah untuk Konsultasi ke Dokter Anda Dengan melakukan kunjungan ke dokter dan mendapatkan pemeriksaan, maka dokter akan mulai memberikan saran dan rekomendasi langkah penanganan dan pencegahan diabetes agar tidak menjadi semakin parah. Pasalnya, jika kondisi diabetes disepelekan dan dibiarkan tanpa penanganan maka besar risiko terjadinya komplikasi penyakit yang lebih mematikan, di antaranya seperti:
Gagal ginjal ringan sampai berat. Mata kabur disebabkan adanya katarak atau kerusakan retina. Gangguan pada saraf perifer (bagian dari sistem saraf yang didalam sarafnya terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke (sel saraf sensorik/rabaan) dan dari (sel saraf motorik/gerakan) sistem saraf pusat (SSP), yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang) yang ditandai dengan gejala kesemutan, rasa kebas dan kebal pada anggota tubuh. Gangguan saraf pusat (bagian dari sistem saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang) yang dapat menimbulkan gangguan peredaran darah otak sehingga memudahan terjadinya stroke. Gangguan pada jantung berupa penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit di pembuluh darah jantung yang disebabkan adanya lemak di dalam dinding pembuluh darah. Gangguan pada hati berupa timbunan lemak di hati dan kerusakan pada hati. Gangguan pada pembuluh darah berupa penyakit hipertensi (darah tinggi) dan penyumbatan dinding pembuluh darah (arterosklerosis). Gangguan pada saraf dan pembuluh darah dapat menimbulkan impotensi. Paru–paru menjadi mudah terserang penyakit tuberculosis (TBC).
Diabetes melitus adalah penyakit yang dapat dicegah. Sehingga lakukan pencegahan penyakit diabetes dan segera kenali faktor risiko yang Anda miliki. Apabila Anda memiliki faktor risiko yang disebutkan di atas, segera lakukan usaha pencegahan penyakit diabetes dengan memeriksakan kadar gula darah Anda secara berkala, diet sehat, olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengontrol penyakit yang mendasari (hipertensi, kolesterol, PCO).
Selalu kontrol kadar gula darah Anda dengan melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala. Minum obat secara rutin. Obat-obatan anti diabetes berbentuk tablet (oral) atau injeksi insulin (suntikan).
2. Olahraga secara rutin dua kali dalam seminggu, Olahraga dapat membantu penderita untuk menjaga berat badan, membakar kalori, menurunkan kekebalan terhadap hormon insulin dan menjaga kadar gula darah tetap dalam keadaan normal.3. Menjaga asupan makanan,
Pengelompokan Standar | Kebutuhan Kalori dalam Sehari |
Standar I | 1100 kalori |
Standar II | 1300 kalori |
Standar III | 1500 kalori |
Standar IV | 1700 kalori |
Standar V | 1900 kalori |
Standar VI | 2100 kalori |
Standar VII | 2300 kalori |
Standar VIII | 2500 kalori |
Standar I – III : Untuk orang gemuk Standar IV – V : Untuk orang berat badan ideal Standar VI – VII : Untuk orang kurus Untuk menentukan apakah seseorang gemuk, kurus atau termasuk kedalam kategori berat badan ideal digunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Kategori IMT kurus :
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
2. Kategori berat badan normal : 18,5 – 25,0 3. Kategori berat badan gemuk :
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
4. Mengelola stres, Stres berperan besar dalam ketidakseimbangan gula darah. Stres dapat memicu resistensi insulin, meningkatkan berat badan, meningkatkan peradangan, dan akhirnya dapat menyebabkan diabetes. Cara Penanganan Diabetes Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.
Sedangkan pada diabetes tipe 2 penanganan utama dilakukan dengan cara melakukan diet dan olahraga yang teratur. Jika tidak membantu diperlukan terapi obat anti diabetes. Keberhasilan terapi DM sangat ditentukan oleh peranan pasien dalam mengontrol dan merawat dirinya sendiri. Melalui edukasi pasien akan mengetahui bagaimana usahanya sendiri atau peranannya dalam membantu terapi dokter.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri dalam meningkatkan keberhasilan terapi DM adalah :
mengatur dietnya. merawat kaki sehat. merawat luka. menyuntik insulin sendiri. mengatur porsi olahraga. memonitor gula darah dan kadar gula di dalam urin.
Hal terakhir yang perlu diketahui adalah perlunya dukungan dari orang-orang terdekat kepada penyandang diabetes. Dukungan keluarga, teman ataupun relasi kepada penyandang diabetes dapat memberikan sebuah dorongan semangat untuk menjalani pola hidup sehat. Sumber : www.futuready.com,
Daun apa yang bisa menurunkan gula darah?
PENERAPAN REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RT 12/04 KELURAHAN WARAKAS JAKARTA UTARA Rizki Pratama, Ni Suliani, Diah Prasetia Latar Belakang : Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronis karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan cukup, oleh karena itu hiperglikemia adalah ciri khas Diabetes Mellitus.
- Untuk menurunkan kadar glukosa darah perlu disediakan obat/ramuan/tumbuhan alami yang mudah didapatkan, yaitu dengan menggunakan daun salam.
- Daun salam memiliki kandungan flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa darah.
- Metode : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan rebusan daun salam terhadap penurunan kadar gula darah.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan metode studi kasus bertujuan untuk melakukan pemberian rebusan daun salam terhadap penurunan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Pengumpulan data di lakukan secara langsung terhadap responden dengan wawancara, lembar observasi dan pengukuran gula Hasil : Hasil studi kasus yang dilakukan pada 2 penderita DM tipe 2 menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah sebelum diberikan air rebusan daun salam dan sesudah diberikan dan diukur menggunakan alat Easy Touch.
Saat ini tidak ada refbacks.
Bagaimana cara mendeteksi diabetes juvenile pada anak?
03 September 2018 Mengenali Gejala Awal atau yang Sudah Muncul
1. Perhatikan rasa haus anak. Peningkatan rasa haus (polidipsia) adalah salah satu gejala diabetes juvenil yang paling umum. Rasa harus ekstrem terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan semua glukosa dalam aliran darah karena tidak dapat digunakan (tidak ada insulin yang mengantarnya ke sel).